BAB 18: TANTE ANNARA

Start from the beginning
                                    

"Mereka selingkuh?" tanya Kheira.

"Bukan, Jesi nggak pernah selingkuh. Pas Andhika liat Janson natap ke arah mereka Andhika malah cium Jesi waktu itu."

"Gila, sih."

"Ya, sebagai cowoknya Jesi, Janson nggak terima dong. Lagian siapa juga yang rela ngeliat ceweknya di cium cowok lain? Janson langsung samperin mereka dan memukul Andhika sampai babak belur. Janson berantem hebat sama Jesi sampai Jesi pulang nangis-nangis. Dan keesokkan harinya Bang Jeremy malah marah-marah dan mukul Janson karena bikin adeknya nangis."

"Berarti masalahnya gede dong kalau sampai bang Jeremy turun tangan?" ucap Kheira.

"Gue nggak tau. Gue taunya cuma sampai situ," ucap Alvin.

Kheira terdiam. Ia jadi teringat dengan sahabatnya itu. "Kasian banget mereka. Padahal mereka saling mencintai loh!"

Alvin menepuk pundak Kheira. "Mau gimana lagi. Mereka masih mentingin ego mereka masing-masing. Kita sebagai sahabat cuma bisa ngedukung," ucap Alvin.

Kheira tersenyum hangat. "Iya, gue juga yakin, sih. Ken suka sama Rissa kayaknya," ucap Kheira.

"Ken orangnya nggak pernah deket sama yang namanya cewek. Gue juga heran, sih, kok bisa Rissa sedekat itu sama dia. Ken orang gampang ilfil juga," ucap Alvin.

"Kok jadi ngomongin percintaan orang, sih?" ucap Kheira menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Iya. Lo kepo banget sama percintaan mereka. Bahas tentang kita aja gimana?" goda Alvin menaik-turunkan alisnya.

Kheira mendelik. "Tentang kita? Lo pikir aja diri lo sendiri, nggak usah bawa-bawa gue. Ogah banget."

Alvin mencibir. "Ah, lu nggak asik. Males gue," ucap Alvin.

Kheira berdiri dan menarik kerah seragam Alvin dari belakang. "Mending kita ke minimarket, gue mau beli cemilan sama soda."

"Woi, Khei. Santai aja dong, durhaka banget sama suami. Gue nggak bisa nafas woi," ucap Alvin mengikuti langkah Kheira. Kekuatan gadis itu memang kuat sehingga membuatnya pasrah dengan mengikuti langkah gadis tersebut.

***

"Biskuit udah, keripik udah, sereal udah, snack juga udah." Kheira memeriksa makanan yang ia beli satu persatu.

"Oh, iya. Tinggal minuman." Gadis itu berjalan ke arah kulkas yang berada di minimarket tersebut. Namun seseorang menabraknya sehingga belanja yang dibawanya terjatuh ke lantai.

"Maaf, Nak. Saya nggak sengaja." Ibu itu menolong Kheira untuk memasukkan makanan yang terjatuh ke dalam keranjang belanjaan.

Kheira memperhatikan wajah ibu itu dengan seksama. Hingga ibu itu memberikan keranjang belanjaannya. Mata gadis itu tertuju ke wajah ibu yang umurnya tidak beda jauh dari maminya.

"Tante Anna?" gumam Kheira. Gadis itu membeku di tempat. Kenapa satu persatu orang masa lalunya kembali bertemu dengannya? Mulai dari Adrian, Annisa dan sekarang Tante Anna.

Tanpa sadar setetes cairan bening keluar dari pelupuk matanya. Sementara ibu yang di panggil Anna itu menatap Kheira dengan seksama.

"Eh, maafin saya, ya? Apa ada tubuh kamu yang terluka?" tanya Annara.

Kheira menggeleng cepat. Gadis itu menyeka kasar air matanya. Menatap wanita yang ternyata tak mengenalinya ini.

"Tante kenapa kembali? Kenapa tante perlihatkan wajah tante lagi di hadapan aku?" ucap Kheira.

Annara terdiam. Ia mendongak menatap gadis yang lebih tinggi di hadapannya. "Tante nggak usah ganggu hidup aku lagi, Tan. Aku mohon ... Udah cukup, Tan ... Bawa Annisa pergi dari hidup aku ... Udah cukup semuanya ...."

Annara tersadar saat air mata Kheira mengalir dengan deras. Wanita itu sekarang tau siapa gadis di hadapannya ini.

"El, tante nggak akan gangguin hidup kamu, Nak. Jangan menangis di hadapan tante seperti ini." Annara memelas, sungguh paruh baya itu tidak ingin Kheira menangis seperti ini.

"Kenapa Annisa harus kembali lagi ke hidup aku? Kenapa dia munculin diri lagi di hadapan aku? Cukup, Tan. Cukup semuanya, jangan ganggu hidup aku. Bawa Annisa jauh dari kehidupan aku," ucap Kheira.

Alvin datang, dari jauh cowok itu menatap istrinya yang menangis di hadapan seorang paruh baya, ia berpikir bahwa Kheira disakiti oleh wanita tersebut.

"Khei, lo kenapa?" Alvin menghampiri istrinya.

"Maafin tante, El. Tante janji tante akan bawa Annisa jauh dari hidup kamu. Annisa nggak akan ganggu hidup kamu lagi, sekarang berbahagialah, Nak," ucap Annara.

"Maafkan tante." Setelah mengucapkan itu wanita itu pergi meninggalkan Kheira dan Alvin. Tadinya wanita itu akan berbelanja, namun setelah melihat Kheira ia berubah pikiran. Ia tak ingin Kheira kembali histeris ketika melihatnya.

"Al ...." Kheira memeluk tubuh Alvin yang berada di sampingnya.

"Cup cup udah. Kita pulang sekarang, cerita di rumah aja. Okey?" ucap Alvin.

Kheira mengangguk, membiarkan Alvin mengambil keranjang belanjaannya.

Bersambung ....

ISTRI NAKAL PAK KETUWhere stories live. Discover now