BAB 18: TANTE ANNARA

358 11 0
                                    

"Apa yang bisa kita lakukan ketika masa lalu terus memaksa untuk dikenang? Sakit, namun apa boleh buat?"

Happy Reading

"Al, gue pengen balapan lagi deh." Alvin secara spontan menatap Kheira yang berada di sampingnya.

"Nggak usah aneh-aneh, makan aja tuh es krimnya udah meleleh ke tangan lo," ucap Alvin.

Kheira menatap jarinya yang menggenggam es krim itu tanpa minat, padahal es krim itu sudah meleleh ke tangannya.

"Es krimnya nggak enak. Gue nggak suka stroberi," ucap Kheira membuang es krim itu ke tong sampah.

Alvin menggeleng. Cowok itu mengambil tisu yang berada di atas meja dan membersihkan tangan Kheira.

"Lagian lo aneh, gue ajak jalan malah ajak ke toko es krim. Yang menantang dikitlah, kayak nonton sirkuit atau orang tawuran. Mantep tuh," ucap Kheira memperlihatkan jempolnya.

"Sirkuit hewan?" tanya Alvin.

"Bukan, sirkuit balapan. Biasanya setiap pulang sekolah gue nonton," ucap Kheira.

"Nonton apa ikut balapan?"

Kheira tersenyum kikuk. "Dua-duanya."

Alvin menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir. "Apa yang lo suka dari balapan? Kan bahaya, Khei."

"Karena ... Hobi gue?" ucap Kheira.

"Bukannya hobi lo bikin masalah, ya?" tanya Alvin.

Kheira mendelik. "Iya, selain itu hobi gue juga nonjokin orang loh, Al. Mau coba?" Kheira memperlihatkan kepalan tangannya.

"Jadi cewek nggak boleh kasar."

"Udah dari sononya," ucap Kheira mengeluarkan ponsel dari saku seragam sekolahnya.

"Al, lo temenan sama Janson udah berapa lama?" tanya Kheira ketika melihat foto Janson di halaman ig-nya.

"Sejak bayi," jawab Alvin.

"Berarti lo tau dong, dia sama Jesi putus karena apa?"

Alvin mengangguk. "Jesi putusin Janson karena dia nggak suka cowok posesif."

"Janson yang tengil itu bisa posesif juga?" tanya Kheira terkejut.

"Gue udah pernah nasehatin Janson buat nggak terlalu keras sama Jesi. Gue tau Janson sayang sama Jesi, tapi Janson juga keterlaluan. Siapa juga yang tahan sama sifat cowok yang cemburuan kayak Janson?" jelas Alvin.

Kheira mengangguk. "Tapi, Janson sayang banget sama Jesi, harusnya Jesi tau itu. Kenapa sampai putus?"

"Orang ketiga."

Mata Kheira membola. "Jangan bilang Janson selingkuh, kalau ia gue gebukin dia sekarang!" ujar Kheira tiba-tiba berapi-api.

"Santai, woi. Emosian bener lo, bukan Janson yang selingkuh---"

"Terus lo nuduh bestie gue yang selingkuh?" potong Kheira.

"Dengerin dulu bisa nggak?" kesal Alvin terlanjur emosi.

"Oke."

"Sifat cemburu terhadap pasangan adalah hal yang wajar bagi gue. Apalagi kalau udah cinta dan sayang banget. Dulunya Janson nggak kayak gitu orangnya. Jesi sama Janson baik-baik aja. Bahkan mereka bucin secara terang-terangan di depan umum. Yang jadi masalah adalah, ketika suatu saat Andhika dekat sama Jesi. Lo kenal Andhika?"

"Andhika anak basket itu, kan? Ya, gue tau."

"Masa itu Jesi ikut club basket. Sebenarnya ada aja pelatih Jesi yang perempuan. Namun entah kenapa setiap Jesi latihan basket yang jadi pelatihnya itu Andhika. Waktu itu Janson cemburu, namun dia coba pendam dan tetap bersikap kayak biasanya. Tapi, si Andhika ini malah ngelunjak dengan ngajak Jesi di luar sekolah bahkan makan malam. Gue masih ingat saat itu, gue, Janson, dan Kenzo ketemu mereka di sebuah restoran."

ISTRI NAKAL PAK KETUWhere stories live. Discover now