Cup!
Bukan Adit yang mencium Gara, tapi Gara lah yang berjinjit lalu mencium bibir Adit.
Sontak Gavin langsung melongo dan mengelus dada, mencoba untuk bersabar saat melihat tingkah polos anak bungsunya itu.
"Wuhuu!!!" Semuanya bertepuk tangan.
"Yang sabar ya, Vin..." Ujar Rafa tertawa kecil sambil mengelus lengan Gavin.
"Raf, kepala gue pusing..." Gavin memegang kepalanya, ia frustasi.
Rafa tertawa. "Apaan sih, lebay amat deh."
.
Selepas acara, Gavin langsung menuju kamarnya, ia badmood. Menyebalkan sekali. Rafa berusaha membujuknya, tapi tidak membuahkan hasil. Gavin menggerutu terus-menerus. Sampai-sampai Rafa lelah melihat tingkah Gavin.
"Udah jangan ngomel-ngomel gitu... Lagian Gara sendiri yang nyium Adit, kan."
"Lo itu yang mendukung mereka. Gue udah bilang, gue radak gak suka sama tuh Adit."
Rafa menghela nafas. "Gak sukanya kenapa?"
"Ya pokoknya gak suka!" Kesal Gavin.
"Gak suka atau emang kamu gak rela kalau Gara bakal diambil orang lain?" Tanya Rafa.
Gavin mendengus lalu melirik sinis pada Rafa.
Rafa pun terkekeh. "Tuh kan, kamu aja gak bisa ngasih alasan yang jelas. Emang kamu nya aja yang terlalu posesif sama Gara."
"Ck! Keluar deh, Lo!" Gavin mengusir Rafa dari kamar.
"Oke... kamu berani ngusir aku? Emang kamu gak inget nanti malam, malam apa?" Tanya Rafa.
Gavin mengerutkan keningnya, berpikir. "Malam Jumat?" Jawab Gavin. "Eh-?"
"Berhubung kamu ngusir aku dari kamar, yaudah aku mau tidur sama Bastian aja." Rafa hendak beranjak, tapi pinggangnya malah ditahan sama Gavin.
"Eh jangan gitu, dong. Maafin aku ya sayang... Aku gak bermaksud ngusir kamu, kok. Hehehe..."
"Dih! Sekarang aja sok lembut, gak inget beberapa menit yang lalu? Marah-marah gak jelas."
"Iya, karna aku gak inget kalau nanti kita bakal itu..."
"Udah telat ya, Vin. Aku terlanjur sakit hati! Bye!" Rafa langsung berlari keluar dari kamarnya.
"Eh Raf! Kok Lo gitu sih sama gue!!" Teriak Gavin.
"Duh, jatah gue ilang deh!" Gumamnya sambil mengacak-acak rambutnya.
.
Malam harinya.
Edo lagi berada di kamar Bastian, ia sedang menemani Bastian belajar untuk ujian susulannya. Kalau Edo mah sudah bisa nyantai, tinggal menunggu hasilnya saja.
"Bas, itu bekas operasi di kaki Lo masih sakit?" Tanya Edo.
"Hem." Jawab Bastian sambil fokus mengerjakan beberapa soal latihan. Bastian ini tergolong anak pintar, jadi kalau belajar cukup sebentar udah bisa sampai ke otak. Tidak seperti kalian (yang baca), udah belajar masih aja lupa, dan pas waktu hari h masih bawa contekan, ngaku kalian!!
"Terus gimana kalau ke kamar mandi? Kan pasti sakit kalau dibuat jalan." Tanya Edo.
"Ngesot." Jawab Bastian singkat.
"Ish! Yang bener napa jawabnya!" Kesal Edo.
Bastian menghela nafas panjang. Lalu menatap datar pada Edo. "Lo gak liat kalau gue lagi belajar?"
YOU ARE READING
SEBASTIAN DEVANO || END ✓
Teen Fiction[Dalam penulisan cerita terdapat Typo, mohon dimaklumi.] SEQUEL DARI CERITA "MY BOYFRIEND IS BADBOY" Cast : - Sebastian Devano - Edo Serrano - Aditya Gilang - Anggara Devano - Gavin Devano - Rafa Baskara ...
Part 15
Start from the beginning
