Part 11

9.2K 611 26
                                        

Kalau masih terdapat Typo atau kekeliruan mohon maaf ya gais:)
Jangan lupa untuk Vote & Komen🥀🥀🥀

.

"Gara... Bangun, sayang..." Buna Rafa mengetuk pintu kamar Gara.

Tak ada sahutan dari Gara. Buna Rafa mengerutkan keningnya. Tumben anak bungsunya itu masih belum bangun, pikirnya.

Ceklek!
Buna Rafa membuka pintu kamarnya, ternyata benar, Gara masih membungkus tubuhnya dengan selimut.

Rafa menghela nafas. Lalu berjalan mendekat pada kasur milik Gara.

"Adek, bangun..."

"..." Gara masih tak merespon.

Akhirnya, Rafa menarik selimutnya dan ternyata Gara sudah bangun.

"Aaa!" Gara berteriak saat Buna Rafa menarik selimutnya, lalu dengan segera Gara menarik selimutnya kembali, untuk menutupi wajah dan seluruh badannya.

"Ayo bangun, adek..."

"Ndak, Bubu!" Ujar Gara yang masih bersembunyi di dalam selimut.

"Yaudah Bubu panggilin Didi kalo kamu gak mau bangun." Ancam Buna Rafa.

Gara pun menongolkan wajahnya dari selimut. "Adek gak mau sekolah, Bubu~" Rengeknya.

"Kenapa?"

"Sekarang ada pelajaran matematika, adek engga suka." Jawab Gara.

"Tumben? Biasanya kamu suka matematika, Dek?"

"Iya, soalnya kan Adit sekarang yang mengajar matematika." Ujarnya terlihat murung.

Rafa menghela nafas. "Gak mau tau, sekarang Adek bangun. Kamu harus tetep masuk sekolah." Rafa menarik tangan Gara.

Tapi Gara tak mau. "Aaa~~ Bubu jangan maksa~"

"Ada apa, sih? Hem?" Tiba-tiba Daddy Gavin datang ke kamar Gara dengan setelan jas hitam rapi, karna ia mendengar suara keributan dari dalam kamar Gara.

"Ini loh, anakmu gak mau sekolah, Vin." Adu Rafa.

Gavin menghela nafas lalu menatap tajam pada Gara. "Bangun." Ujar Gavin dengan suara dinginnya.

Gara pun membuka selimutnya, lalu duduk bersila di atas kasur. "Didi, adek libur satu hari aja boleh?"

"Gak boleh."

"Didi~"

"Cepat bangun, mandi, sarapan, habis itu berangkat sekolah. Didi antar kamu." Kata Gavin.

"Didi~"

"Adek Gara, Didi marah loh ini." Ujar Gavin sambil menatap tajam pada anaknya.

"Aaa~~!!" Gara menendang-nendang selimutnya. Ia kesal, padahal cuman satu hari aja, si Daddy Gavin tidak mengijinkan.

Buna Rafa menghela nafas lelah. "Adek, ayok mandi. Tuh liat muka Didi, nyeremin kan kalo marah." Bisik Rafa pada Gara.

Lalu Gara menengok pada wajah Gavin yang terlihat menyeramkan saat marah. Ia pun manyun lalu turun dari atas kasur.

"Didi jelek!!" Ujar Gara lalu berjalan menuju kamar mandi.

Rafa terkekeh. "Dikatain jelek sama anak sendiri."

Gavin mengerutkan keningnya. "Meskipun dikatain jelek, Lo tetep cinta kan sama gue?"

"Ish! Apaan, sih!" Rafa memukul lengan Gavin. Sedangkan Gavin tertawa kecil saat Rafa salting.

.

Setelah sampai di sekolah, dengan wajah yang malas, ia berjalan hendak menuju kelasnya.

Ia berjalan sambil terus melihat ke bawah. Sampai-sampai ia tak sengaja menubruk tubuh jangkung seseorang.

SEBASTIAN DEVANO || END ✓Where stories live. Discover now