Chapter 31

44 4 14
                                    

Tanpa disadari beberapa minggu sudah berlalu dan saat ini hampir semua anak kelas 12 tengah ambis-ambisnya ya karena sebentar lagi mereka akan memasuki semester 2. Yang pasti Ujian Sekolah sudah di depan mata dan juga Ujian untuk memasuki Perguruan Tinggi pun semakin dekat.

Bel istirahat baru saja berbunyi, namun bukannya beranjak ke kantin Kenfaro malah melamun. Pikirnya ingin sekali ia mengutarakan keinginannya ini, namun apalah daya ia terlalu takut dengan penolakan.

Kalian pasti mengira Kenfaro akan menyatakan perasaannya pada gadis yang ia sukai, bukan? Oke, kali ini kalian salah. Karena normalnya seharusnya anak kelas 12 yang sebentar lagi memasuki semester 2 pasti memikirkan tentang masa depannya, bukan malah mengajak seorang gadis berpacaran. Kenfaro sudah sadar akan kewajibannya sekarang, ia berniatan meminta kepada Kafgan agar Papanya itu mengijinkannya untuk mengikuti bimbel.

Jika kalian tanya apakah Kenfaro termasuk siswa teladan? Maka, jawabannya adalah benar. Namun, menurutnya jika hanya berbekal belajar mandiri saja, hasilnya kurang maksimal. Oleh karena itu, ia akan meminta persetujuan Papanya untuk mengikuti bimbel.

Setelah beberapa kali berpikir untuk menelpon papanya atau tidak. Akhirnya Kenfaro langsung bertindak, ia menyalakan ponselnya dan kemudian mulai mencari nomor Papanya itu.

Assalamualaikum. Halo, Pa!

Waalaikusalam. Kenapa?

Papa nanti lembur?

Enggak, kenapa?

Papa nanti malam jam 7 ada waktu nggak? Ken mau ngomong.

Ngomongin apa? Sekarang nggak bisa emang?

Ngobrolinnya nanti, kalau Papa ada waktu.

Yaudah, nanti malam, kan? Mau ngomong dimana?

Di ruang kerja Papa atau Kamar Papa. Gimana Pa?

Iya

Makasih Pa

Iya, masih ada yang mau kamu omongin? Papa ada rapat sebentar lagi.

Udah kok Pa, kalau gitu Ken tutup ya Pa.

Iya

Setelah mematikan sambungan telpon, Kenfaro langsung memegang dadanya. Sangat canggung dan mengerikan batinnya. Tapi mau bagaimana lagi, ia harus mengutarakan keinginannya ini demi PTN impiannya.

Lain halnya dengan Kenfaro, Kafgan yang sedang bersiap-siap untuk rapat menjadi berpikir keras tentang apa yang akan diucapkan oleh Kenfaro nanti malam. Karena tidak biasanya Kenfaro mengajaknya berbicara. Ia tau, putra sulungnya itu lebih memilih bercerita dengan Areta ataupun Gavin daripada dirinya. Bahkan ia sampai tersenyum tipis, mengingat Kenfaro sudah mulai mau terbuka padanya.

.....

Lain halnya dengan Alea. Remaja labil kelas 10 ini masih sama. Masih suka membolos mata pelajaran yang tidak ia sukai. Entah kapan mendapatkan hidayah untuk bertobat, tetapi bisa kita lihat saat ini ia tengah di kantin bersama Bastian dari jam pelajaran ketiga tadi sampai saat ini bel istirahat berbunyi.

Seperti biasa Bastian dengan HP mode miringnya alias mode bermain game. Sedangkan Alea tentu dengan permen sunduk di tangan kanannya, dan tangan kirinya sibuk menscroll akun sosmed miliknya. Tidak ada percakapan diantara kedua, karena Alea sendiri sedang mode malas menganggu Bastian bestie setianya dari SD itu.

Different [Alea & Kenfaro]Where stories live. Discover now