Chapter 19

170 10 0
                                    

Jika ingin melihat reaksi orang yang kamu suka cemburu atau tidaknya, bisa tidak tak melibatkan perasaaan pihak ketiga

.....

Dua hari beristirahat dirumah saat ini ia kembali ke sekolahnya. Dan di hari ini juga hubungannya dengan Bulan kandas. Alasannya yang sangat simple dan santai keluar dari perkataan Bulan.

"Sorry, gue kemarin terima lo supaya gue tau Revan itu sebenarnya suka sama gue apa nggak. Dan terbukti ternyata dia suka sama gue, kemarin dia ngajak jadian dan nyuruh gue buat ngasih tau ke lo. Sekali lagi, gue minta maaf ya Ken. Lo berhak kok dapatin cewek yang lebih baik dari gue, dan thanks udah mau suka sama cewek kayak gue." Senyum yang Kenfaro pancarkan memudar. Sakit? Tentu, tapi ia hanya diam. Ia mencoba memahami semuanya, karena kenyataannya perasaan seseorang tak bisa dipaksakan apalagi dipilih sesuai kemauan kita.

"Iya nggak apa-apa," Bahkan untuk saat ini tersenyum pun sulit. Jika ia tau akan menghadapi kabar seperti ini lebih baik Kenfaro masih istirahat saja di rumahnya.

"Sebenarnya gue mau telfon lo kalo semisalnya lo belum masuk. Dan ternyata karena lo udah masuk sekolah jadi gue langsung bilang disini aja," Raut wajah Bulan menatap Kenfaro tak enak namun tak ada raut penyesalan yang Kenfaro tangkap. Kenfaro menghela napas, miris sekali ia belum sempat jalan berdua dengan pacar barunya dan ternyata hubungan mereka yang baru tiga hari sudah kandas seperti ini.

"Yaudah gue ke kelas dulu ya Ken, good luck semoga lo dapat pacar yang lebih baik dari gue ke depannya," Bulan tersenyum sambil melambaikan tangannya setelah itu berlalu meninggalkan Kenfaro yang terdiam mematung.

"Yaiyalah yang lebih baik dari lo! Yakali sama bangsatnya kayak lo!" Aldo keluar dari tempat persembunyiaannya, ia menepuk-nepuk pundak Kenfaro memberikan kekuatan agar sohibnya ini tidak larut dalam kesedihan.

"Lupain, kejar Tika tuh." ucap Aldo sambil merangkul pundak Kenfaro.

"Lo denger semua?"

"Dengerlah! Pengen banget gue bikin perkedel itu cewek, nggak liat situasi dan kondisi banget. Sadis woy, lo baru sembuh langsung diputusin. Ada akhlak begitu?!" Akhirnya perkataan yang daritadi ia tahan bisa ia keluarkan walaupun tak langsung di depan orangnya.

"Sialan emang! Lo ngapain sih pilih cewek kayak dia, kalo tau dari awal begini. Gue bakal ngelarang lo." Kenfaro hanya menunduk.

"Ya gue kalo tau begini, gue juga nggak akan mau suka sama dia," gumam Kenfaro menepis rangkulan Aldo. Ia menggeram setelah itu mengacak rambutnya frustasi.

"Udah-udah! Nggak usah ngegila, yok ke kantin aja. Bawa happy anggap aja lo sama sekali nggak patah hati habis diputusin. Kalo perlu kita adain party aja dah, tapi tetap lo yang harus traktir kita," Bukannya menghibur Aldo malah menambah beban hidup Kenfaro jika seperti ini.

"Nggak usah lebay! Bilang aja lo pengen dapat makanan gratiskan!" Kenfaro menjitak kepala Aldo pelan untuk melampiaskan kekesalannya.

"Tumbenan lo datangnya berdua gitu," ucap Dias menatap Kenfaro dan juga Aldo bergantian.

"Itu nggak penting, ada berita lebih penting nih." Zeon yang sedang makan soto menatap Aldo, kali ini ia akan mencoba menyimak saja jika topik kali ini tidak hangat diperbincangkan.

"Kenfaro, bakal ngadain party nih." Kenfaro yang awalnya hanya diam efek masih galau. Seketika langsung melotot tak terima kearah Aldo.

"Dalam rangka apa nih? Yakali perayaan tiga hari Bang Ken sama Kak Bulan," celetuk Zeon masih fokus memakan sotonya.

Different [Alea & Kenfaro]Where stories live. Discover now