Chapter 2

701 44 3
                                    

Alea melewati koridor kelas 12 dengan santainya. Ia sama sekali tak memerdulikan Dias yang sedang menatapnya tajam.

"Heh bocah!" panggilan Dias tak membuat Alea menoleh.

"Cassandra!" panggil Dias sekali lagi

"Lo, panggil gue?" tanya Alea

"Daritadi gue panggil baru nyaut lo!"

"Dari kapan? Lo juga panggil Cassandra mana gue tau, gue biasa dipanggil Alea,"

"Lo pikir gue peduli? Lagian nama depan lo itu Cassandra,"

"Ngapain panggil-panggil gue?" tanya Alea sambil memasang wajah songongnya.

"Lo lupa? Urusan lo sama gue belum selesai," ucap Dias tersenyum miring

"Oh, jadi mau balas dendam nih?" tanya Alea tanpa takut masih dengan raut wajah songongnya.

"Songong lo bocah!" karena tak tahan raut wajah Alea membuat Dias menjitak kepala adik kelasnya itu.

"Heh sakit goblok!" umpat Alea meringis kesakitan

"Cuma begitu aja udah kesakitan lo," ucap Dias tertawa

"Cimi bigiti iji idih kisikitin li! Sini coba gue jitak itu kepala, biar botak sekalian!" Alea langsung mendekat kearah kepala kakak kelasnya itu. Bukannya menjitaknya ia malah menjambak kepala Dias tanpa ampun.

"Heh nggak sopan!" teriak Dias mencekal paksa jari lentik Alea agar tersingkirkan dari rambutnya.

"Nggak ada takut-takutnya ya lo! Heran gue," ucap Dias dengan jujur. Wajahnya yang sangar tidak membuat gadis berlesung pipi ini ketakutan, namun tanpa takut malah gencar melawannya.

"Gue takut sama lo? Ya enggaklah!" sentak Alea sambil membenarkan bajunya yang kusut akibat berjinjit untuk membalaskan dendamnya.

"Eh Eh ada adek lele," ucap Zeon yang entah darimana asalnya tiba-tiba sudah berada di tengah-tengah Alea dan Dias.

"Lela lele, matamu! Gue ini Alea, Kak Oon!" Zeon hanya tertawa melihat Alea yang kesal karena dipanggil lele.

"Lo itu adiknya Kenfaro bukan sih? Beda banget sifat lo sama Kenfaro," ucap Aldo ikut tertawa.

"Emang Bang emmm..."

"Aldo,"

"Nah itu, emang Abang Aldo nggak tau? Kalo---" Alea menggantung ucapannya membuat Zeon, Aldo, Dias menatapnya penasaran.

"Buruan elah!" kesal Zeon yang juga ikut penasaran.

"Kita ini beda orang tua," ucap Alea melanjutkan ucapan dengan raut wajah serius.

"Eh yang bener lo?" sahut Aldo sedikit tak percaya.

"Jadi kalian nggak percaya? Alea ini sebenarnya sering sedih loh keinget sama orang tua Alea. Terus ini juga Alea lagi buru-buru mau telfon mereka," Mata Alea yang berkaca-kaca membuat kakak kelasnya itu iba.

"T--tapi malah dihalangin sama Bang Dias....Huaaaaa," jerit Alea membuat Dias kaget sedangkan Aldo buru-buru menenangkan Alea. Zeon? Dia hanya diam plonga-plongo saking terkejutnya.

"Eh-eh jangan nangis Alea, oke-oke sekarang lo boleh pergi. Udah ya jangan sedih lo bakal bisa telfon orang tua lo sekarang," Alea menghapus air matanya secara kasar, padahal sama sekali tidak ada air mata di pipinya. Namun karena ingin mendramatisir Alea sampai melakukannya.

"Ck, tega banget sih Kenfaro nggak pernah cerita masalah beginian," Aldo  berdecak kesal dan menggeleng-gelengkan kepalanya masih tak percaya.

"Ngapain?" tanya Kenfaro baru saja datang bersama Haikal.

Different [Alea & Kenfaro]Where stories live. Discover now