12

3.2K 337 4
                                    


Lisa menggaruk tengkuknya kala mendengar permintaan Jennie yang di luar nalar. Setelah saling menyatakan perasaan mereka, Jennie pagi ini mengidam ingin sesuatu yang dingin tapi panas seperti es batu yang di masak tapi tak boleh cair. Heol Lisa seperti orang gila jika menuruti keinginan istrinya tapi jika tak dituruti Jennie akan menangis.

"Ingin makanan lain? " Tanya Lisa mengalihkan pembicaraan

"Cake strawberry hon sepertinya enak" Ucap Jennie bergelayut manja pada Lisa

"Mommy sangat ahli membuat cake, nanti aku akan meminta resepnya pada mommy lalu kita buat bersama atau kita bisa meminta mommy untuk membuatkan cake strawberry nya" Ucap Lisa dan Jennie menolak tegas

"Minta saja resepnya, aku tidak mau merepotkan mommy "tolak Jennie di anggukki Lisa

Lisa mengatakan Jennie harus memanggilnya honey atau sayang jika tidak maka Lisa akan marah. Sebenarnya hanya gertak namun sepertinya Jennie menganggap hal itu serius dan mulai memanggil Lisa dengan sebutanhoney meski awal awal canggung dan malu.

"Phii... " Panggil Chiquita membuat Lisa menoleh "wae? "

"Kau ada rencana apa hari ini? " Tanya Chiquita

"Mengantar Jennie checkup sebelum makan siang, waee? " Chiquita mengangguk ngangguk tanda mengerti

"Setelahnya free kan? " Kini giliran Lisa yang mengangguk "jennie unnie sore nanti aku pinjam phi Lisa dulu untuk mengurus berkas studio juga barang yang akan masuk studio, apa boleh? " Tanya Chiquita pada sang kakak ipar

"Apa akan lama? " Tanya Jennie di anggukki ragu oleh Chiquita "boleh unnie ikut?" Lanjut Jennie kembali bertanya

"Tentu saja boleh, nanti unnie bersama phi Lisa menyusul saja" Jawab Chiquita lalu beranjak duduk di sofa di ikuti Lisa dan Jennie

"Hmm channy bagaimana dengan apart untuk Ahyeon? Belum dapat juga? Ini sudah berapa minggu? " Tanya Lisa

"Minggu kemarin sebenarnya aku sudah menemukan yang cocok tapi Ahyeon menolak karena harga terlalu mahal phi, aku tidak bisa membujuknya jika kau mau kau saja. Lagi pula apartku juga tak masalah jika memang Ahyeon ingin tetap tinggal disana" Jelas Chiquita membuat Lisa berdecak pelan

"Haish kau ini, lebih baik dia punya apartemen sendiri bukan dari pada diapartemenmu, setidaknya dia punya privasi dengan eommanya. Lagipula dengan begitu ia tenang di masa yang akan datang" Ucap Lisa "sore nanti ajak Ahyeon sekalian aku akan bicara padanya"Lanjut Lisa di anggukki Jennie

"Apa gadis yang sering bersama channy Li"Tanya Jennie dan Lisa mengangguk

"Yang ku ceritakan dulu" Jawab Lisa "ya sudah kajja kita kekamar siap siap" Lanjut Lisa

"Gendong" Manja Jennie membuat Lisa tertegun sejenak lalu segera menggendong bak koala karena perut jennie belum terlalu besar jadi Lisa tak khawatir jika perut iatrinya akan tertekan.






...






Jisoo membulatkan matanya kala mendengar jawaban sang istri yang ditanya dokter tentang program bayi tabung. Heol siapa yang tak kaget Rosé mengatakan jika dia siap untuk mengikuti program minggu depan saat dokter mengatakan jika minggu depan dia dan Rosé bisa langsung mengikuti proses bayi tabung.


"Babe?.. " Panggil Jisoo menatap tak percaya pada Rosé

"Rabu depan ada jadwal kosong, jika memang berkenan saya akan registrasikan agar kalian bisa mengisi jadwal kosong tersebut" Jelas sang dokter

"Saya berkenan dok" Jisoo menghela nafas mendengar ucapan Rosé yang begitu yakin

"Bagaimana nona kim? " Tanya Dokter pada Jisoo, sepertinya sang dokter memahami raut wajah Jisoo yang kurang berminat

"Dia pasti setuju dok, daftarkan saja" Ucap Rosé dianggukki dokter "kalo begitu kami permisi dok" Pamit Rosé menarik Jisoo keluar ruangan.

"Kenapa diam saja? " Tanya Rosé karena Jisoo hanya menatapnya dalam lalu menghela nafas sedari keluar ruangan sampai kedalam mobil.

"Aku harus bilang apa? Kau memutuskan pilihanmu sendiri. Tanpa menanyakan pendapatku haishhh" Jisoo berdecak pelan

"Waee? Kau tidak setuju memangnya? Bukankah lebih ceoat lebih baik?. Kau juga bilang secepatnya juga tak masalah. " Ucap Rosé

"Memang tak masalah Rosie tapi minggu depan jadwalku padat dan banyak meeting penting yang tak bisa ku tinggalkan atau di wakilkan"Jelas Jisoo menatap Rosé dengan frustasi

Kedua nya saling diam, hanyut dalam pemikiran masing, Jisoo menjalankan mobilnya meninggalkan basement rumah sakit dengan kepalanya yang berfikir keras. Jisoo yakin Appa nya akan marah besar jika ia meninggalkan pekerjaannya apalagi meeting yang akan datang adalah pertemuan dengan klien penting bahkan jika gagal bukan hanya kerugian yang dia dapat namun nama baik perusahaan dipertaruhkan. Berbeda dengan Jisoo, Rosé merasa bersalah namun ia berfikir jika Jisoo lebih mementingkan pekerjaannya dari pada Istrinya sendiri.

40 menit berlalu akhirnya Jisoo dan Rosé sampai dirumah, meski suasana hatinya buruk Jisoo tetap membukakan pintu mobil untuk Istrinya.

"Mulai hari ini jaga pola makanmu, jangan makan sembarang, meski terlihat enak lihat ada apa dalam kompisisinya" Ucap Jisoo merangkul pinggang Rosé"aku harus kekantor sekarang ada pekerjaan mendadak "lanjut Jisoo membuat Rosé berdecak

" Bukan kah kau cuti hari ini? Kenapa harus kekantor"protes Rosé membuat Jisoo menghela nafas

"Sayang, hanya sebentar jam 3 sore aku pulang"Bujuk Jisoo

" Tidak Chu, kau tetap di rumah menemaniku, hari ini aku ingin kembali tidur dipelukanmu"tolak Rosé

"Kenapa Ribut ribut? " Tanya Eomma Kim tiba tiba datang

"Eomma Jichu akan pergi ke kantor padahal hari ini ia cuti, aku ingin tidur memeluknya tapi dia tetap kekeh ingin pergi" Adu Rosé memeluk sang mertua yang kini menatap tajam Jisoo yang menggaruk tengkuknya

Goeun memang sangat dekat dang sayang Pada Rosé dan itu membuat Jisoo bersyukur meski ia akan selalu salah dimata sang eomma yang membela Menantunya.

"Eomma... "

"Chikin kau ini memang ijin cuti mau kemana huh?. Jika memang cuti kenapa harus pergi kekantor? Untuk apa cuti jika kau tidak memanjakan istrimu? " Cerca Goeun

Jisoo maupun Rosé belum membicarakan tentang niat mereka untuk ikut program bayi tabung makanya Goeun bertanya. Jisoo yakin jika dia memberitahu sang eomma tahu ia akan semakin di pojokkan.

"Eumm.. I.. Itu eomma kami pergi ke dokter"Jawab Rosé membuat Goeun mengerenyit

"Kamu sakit sayang? Atau kamu chu?"Khawatir Goeun di gelengi Rosé

"Seharusnya kita membicarakan ini nanti bersama Appa tapi karena eomma bertanya dan marah marah duluan baiklah akan ku beritahu"Ucap Jisoo membuat Goeun mendengus "aku dan Rosé berkonsultasi kedokter untuk melakukan program bayi tabung dan minggu depan kami sudah terdaftar untuk bisa mengikuti programnya" Lanjut Jisoo menjelaskan membuat senyum Goeun mengembang lalu memeluk Rosé

"Aigoo semoga berhasil sayang" Ucap Goeun dianggukki Rosé, "kenapa kau terlihat kesal?"Tanya Goeun pada Jisoo

"Jadwalku bentrok mom, minggu depan jadwalku sangat padat, banyak meeting dengan klien yang tak bisa di cancel atau di tinggalkan apalagi diwakilkan" Jelas Jisoo

"Biar eomma bilang pada Appa, appa pasti mau membantumu, lagipula perusahaan masih dibawah naungan Appa mu" Ucap Goeun di anggukki pasrah oleh Jisoo










Tbc





Untuk ebook tetap ada dan cerita ini bakal di publish sampe end  tapi setelah end lusanya bakal di unpub. Untuk di ebook itu banyak scene tambahan dan part tambahan untuk membedakan dan bonus...

My Perfect HumanWhere stories live. Discover now