47 | UGD

6.4K 201 0
                                    

Selamat membaca






>>>>>>><<<<<<

Bara di masukkan ke ruang yang berbeda dengan Ona. Nada ketiduran dipangkuan Lion diruang tunggu. Arel dan Boim masuk ke ruang lain untuk di obati luka luka nya, ada Najak yang menemani Zioga di depan ruang ICU menunggu Ona yang berjuang antara hidup dan mati didalam sana.

Sudah 4 jam dokter tak kunjung keluar membuat semua orang cemas.

"Kak Zidan mana?" Tanya Lion.

"Dia jemput Tante Mela."

"Dia—"

"Ona !!" Jerit Mela begitu sampai dirumah sakit. Dia bersama Zidan, mama Mira, dan juga Mentari, kebetulan bertemu di lobi rumah sakit.

"Ona, ohh astaga putriku tersayang hiks. Arnon aku akan memastikan dia membayar semua kejahatannya terhadap suami dan anak ku!"

"Ma. Om Arnon udah ditangani polisi, untuk sekarang kita fokus doain Ona aja. Dia butuh doa kita ma, buat siuman," ucap Zidan dibalas anggukan kepala sama Mela.

"Bagaimana, bagaimana kondisi Ona, Ga?" Tanya mama Mira khawatir mendekati Zioga yang bersandar di tembok dingin. Cowok itu tidak bergeming tidak pula bergerak. Dia hanya diam berdiri menatap kosong kedepan. Perasaan kacau.

"Ziogaa jawab mama nak! "

"O-Ona luka parah dan gak sadarkan diri ma."

Mama Mira terlihat shock menutup mulutnya.

"Zioga gagal, gagal jagain Ona. Maaf ma, maaf tante. Maaf...."

Mela menggelengkan kepalanya.

"Bukan salah kamu Zioga. Semua ini salah Arnon!"

Yang Zioga ingat wajah pucat Ona dan suara nafasnya yang melemah, di dalam pelukannya cewek itu memejamkan matanya di lumuri darah segar dan bau amis disekujur tubuhnya. Yang Zioga ingat, dirinya berlari menyusuri koridor rumah sakit dengan kepanikan luar biasa.

Mela, mamanya Ona dipeluk sama Zidan. Mentari melangkah ke ruang ICU tempat Bara yang sedang di rawat, cowok itu sudah siuman dan syukurnya dia tidak mengalami luka serius. Tetapi masih memerlukan perawatan dirumah sakit. Tadinya dia keluar membelikan makanan untuk teman temannya yang tampak kewalahan menunggu kabar dokter tentang kemajuan Ona.

Mereka semua terduduk di kursi panjang koridor ruang UGD, menunggu para staf medis keluar memberikan kabar mengenai kondisi Ona.

Selama proses itu, kepala Zioga terasa kacau. Ia hanya mengingat Ona, Ona, dan Ona. Zioga mengusap wajahnya untuk kesekian kali. Matanya menatap nanar dinding rumah sakit. Membayangkan Ona sedang berjuang dalam hidup dan matinya membuat bulu kuduk Zioga meremang.

Ada kemungkinan buruk yang bisa terjadi membuatnya tidak pernah sanggup membayangkannya. Telingannya dapat mendengar isakkan mama Mela dan mama Mira saling bersahutan.

"Ga, om Arnon, Angkasa dan Jovan udah di tangani polisi. Kejaksaan gak ada yang mau membantu kasus mereka karena video yang direkam Tari diam diam itu sudah menjadi bukti akurat, mereka gak akan bisa bebas setelah melakukan percobaan pembunuhan, penculikan, kekerasan pada anak dibawah umur, serta kekerasan lainnya. Mereka akan mendekap di penjara selamanya." Ucap Najak dibalas anggukan lemah oleh Zioga.

Dia menyesali keputusannya untuk membiarkan Ona bergerak dibawah pengawasannya. Zioga ingin melihat Ona bangun kembali, menyapanya dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Dia bersumpah tidak akan meremehkan hal hal sepele lagi dengan sikap santainya, dia akan menjaga gadis itu sebaik baiknya agar gadis itu benar-benar aman.

Akan tetapi, hanya jika kesempatan itu ada untuknya.

Tari beranjak dari duduknya, mendekati Najak dan Zioga yang tengah melamun di tembok sudut ruang tunggu.

"Ga, baiknya lo pulang dulu, bersihkan tubuh lo dari sisa sisa darah. Kita bakal temenin Ona disini." Katanya.

"Sama anak anak juga. Mereka pasti lelah dan butuh istirahat. Terutama Lo Yon, bawa Nada pulang, kasian dia tampaknya shock banget dengan kejadian ini." Lanjutnya melihat Lion yang memangku Nada.

Cowok itu mengangguk mengangkat tubuh Nada ala bridal style.

"Gue balik dulu ngantar Nada pulang. Kabarin gue kalau dokter udah keluar. "

Tari mengangguk mengiyakan.

Hanya helaan napas yang lolos dari bibir Arel.

"Ona pasti baik baik aja, kan?" Ujarnya dibalas gelengan kepala sama Tari.

"Gue gak tau Rel."










To be continued

ONA (COMPLETED}Where stories live. Discover now