BERTEMU KEMBALI

9 3 0
                                    


Langit yang melihat kejadian itu dari jauh hanya bisa memasang wajah datar dan bertanya-tanya apa hal yang membuat gadis tersebut melakukan hal ini kepadanya. Tetapi Langit sepertinya tidak tahu hal apa yang mendasari Kinara melakukan hal tersebut. Sepertinya Langit sedang tidak bergairah untuk menanggapi hal itu, hatinya sedang di landa perasaan sangat kacau.

Setelah melihat Kinara pergi menjauh dari mobilnya, Langit melihat hasil kerja Kinara yang ternyata membuat keempat ban mobilnya kempes. Aresh dan Sakti menghampiri Langit, mereka yang sadar dengan apa yang terjadi menanyakan langsung pada Langit.

"Anjirr.. ini mobil lo kenapa, siapa yang buat mobil bos kita jadi kaya gini", ucap Sakti

"Gila berani banget tu orang ngusik hidup seorang Langit", sambut Aresh

"Gatau, udah gapapa ntar biar pak Budi yang bawa mobil gue", jawab Langit dengan wajah datarnya.

Akhirnya Langit pun mengabarkan pada pak Budi untuk segera mengambil mobilnya di parkiran kampus. Setelah itu Langit pun pulang bersama kedua sahabatnya menggunakan mobil Langit yang di pakai pak Budi untuk pulang.

Selama di perjalanan, Langit hanya fokus pada jalanan dan tidak banyak bicara dengan kedua sahabatnya. Sahabatnya sudah terbiasa melihat sikap Langit yang seperti ini. Setelah dia mengantarkan kedua sahabatnya, ia pun pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, dia langsung pergi menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri dan makan bersama keluarga. Fadi yang merupakan Papanya Langit, menyadari perubahan yang terjadi akhir-akhir ini pada putranya. Tetapi, Papa Langit membiarkan putranya mempunyai ruang sendiri terlebih dahulu, untuk menenangkan hati dan pikirannya. Langit yang selesai makan itu langsung kembali ke kamar namun pikirannya kembali terlintas dengan kejadian di kampus tadi siang. Ia bertanya-tanya siapa gadis itu sebenarnya dan apa maksudnya dia melakukan ini semua kepadanya.

....

Kinara kali ini bangun lebih pagi agar kejadian kemarin tidak terulang kembali. Seperti biasa mengendarai mobil kesayangannya melaju menuju kampus. Sesampainya di kampus, Kinara tidak sengaja berpapasan dengan dia. Langit, sesegera mungkin Kinara menghindar dengan cepat dari hadapan Langit. Namun, tak disangka tangan Kinara di cekal oleh Langit.

"Lo yang kemarin kan?", tanya Langit memastikan

"M-maksud lo? Gue ga paham", gugup Kinara

"Gausah pura-pura gue pegang buktinya, pokoknya siang nanti gue tunggu lo di parkiran. Inget jangan kabur gue tahu plat nomor mobil lo", jawab Langit dengan penuh penekanan

"Apasih, bukan gue. Lo salah tuduh", jelas Kinara mengeles

Langit yang melihat raut wajah ketakutan Kinara, semakin usil membuat Kinara merasa dibawah tekanan.

"Intinya kalau sampai Lo lari gue kasih hukuman lebih dari apa yang sudah lo perbuat!" jawab Langit

"IYAAAAA GUE GA LARI" jawab Kinara dengan kesal

Langit pun segera meninggalkan Kinara dan masuk ke kelas yang berbeda dengan Kinara. Sesampainya Kinara di kelas, ditemui keberadaan teman-temannya Laura dan Mona.

"Kenapa lagi, masih pagi muka lo sudah kusut saja" tanya Mona

"Jangan-jangan lo ketemu Langit ya?" tebak Laura

"Iya, gue kemarin abis ngerjain dia, tapi ternyata dia tahu pelakunya itu gue. Akhirnya mau gamau gue harus nemuin dia siang ini di parkiran" jawab Kinara dengan penuh rasa kesal, marah, dan sedih.

"HAH, KOK BISA?" jawab Laura dan Mona secara bersamaan

"Sumpah ra lo kok bisa seberani itu sama anak pemilik kampus ini? Gila sih lo berani banget cari gara-gara sama Langit," jelas Laura

"Mampus gue!" Kinara merutuki dirinya sendiri

Kinara yang tak mengetahui background keluarga Langit pun merasa terkejut mendengar penuturan Laura. Sebab Kinara tidak pernah mendengar dan mencari tahu dari mana Langit berasal.

Kinara berjalan menuju ke parkiran, ternyata Langit sudah berada tepat di depan mobilnya. Kinara yang sempat berbalik arah terhenti, tiba-tiba dia kembali mengingat ucapan Laura, masa depannya menjadi taruhan jika ia lari dari Langit. Ketika ingin berbalik badan menuju keberadaan Langit, ia menabrak dada milik Langit.

"Lo pasti mau kabur kan, pokoknya hari ini Lo ikut ke rumah gue, kerjain tugas-tugas gue!." Tegas Langit

Sempat ingin membuka mulut, Langit segera memotong "Gue ga terima penolakan!".

Akhirnya mereka berangkat dengan menggunakan mobil Kinara menuju rumah Langit. Langit yang merasa menang dan menyukai Kinara yang terlihat sebal dengan ancamannya.

Sesampainya di rumah Langit, Kinara pun mengikuti berjalan di belakang Langit.

"Tunggu sini gue ambil tugas gue dikamar dulu, jangan lari" ucap Langit

"lagian Gue lupa di mana pintu keluarnya, lagian rumah ko banyak pintu" jelas Kinara

Langit yang menahan tawa dengan tingkah Kinara, tak sadar ia merasa ada sedikit kebahagian yang muncul saat Kinara hadir. Tetapi pikiran itu segera ditepis olehnya, segera mungkin ia berjalan menuju kamarnya.

Langit memiliki trauma dalam percintaan, makanya dia belum membuka hatinya lagi untuk siapapun setelah berakhirnya hubungan dia dengan Syala. Syala berkhianat bahkan dengan musuhnya Langit yaitu Abimanyu. Bahkan Syala diam-diam pergi ke apartement milik Abimanyu setelah merayakan ulang tahun Langit.

"Ini tugasnya, ga banyak sih. Tapi jangan kerjain asal-asalan, kalau gaada yang ngerti lo bisa tanya gue. Pokoknya kerjain ini sampai selesai," jelas Langit

"Ya bawel" ketus Kinara.

Kinara pun mengerjakan tugas Langit, sampai ia tidak sadar bahwa ini sudah hampir malam. Langit yang tidak tega pun segera menyudahi kegiatan mengerjakan tugasnya.

"Udah gapapa kalau memang belum kelar, gue sebenernya sudah ngerjain. Itu tugasnya buat lo aja ntar", jelas Langit

Kinara yang kesal tetapi ia sudah tidak punya tenaga untuk menanggapi ucapan Langit. Ia pun hanya menganggukan kepalanya mengiyakan ucapan Langit.

Mobil Kinara di tinggal di rumah Langit, karena Langit tidak ingin membiarkan Kinara pulang sendirian. Melihat kondisi Kinara yang terlihat lelah, Langit pun sesegera mungkin mengijak pedal gas mobilnya melaju menuju rumah Kinara. Sebenarnya Kinara dulu adalah tetangganya, ia sudah lebih mengenal Kinara tetapi Kinara mungkin tidak begitu menyadari.

Selama perjalanan kerumahnya Kinara tertidur, Langit yang melihat itu pun membiarkan Kinara beristiraha. Setelah pintu pagar rumah Kinara terbuka terlihat Ayahnya Kinara yang sepertinya menunggu kedatangan putri semata wayangnya. Melihat mobil yang datang asing, ayah kinara pun mendekati keberadaan mobil tersebut, ternyata ada putrinya di dalam mobil tersebut sedang tertidur.

"Kayanya saya ga asing sama kamu, kenapa anak saya bisa sama kamu?" tanya ayah Kinara

"Saya teman kampusnya Kinara, Kinara tertidur karena mungkin kelelahan mengerjakan tugas om. Oiya kebetulan saya dulu pernah tinggal disini Om" terang Langit kepada ayah Kinara

Ia sebenarnya sudah mengenal Om Farash Adiwijaya dan Tante Dara Jingga yakni orang tua Kinara yang ternyata sahabat kedua orang tuanya juga.

"Oh kamu anaknya Fadi ya, pantas mukanya tidak asing. Makasih ya sudah repot-repot mengantarkan Kinara Pulang ke rumah, oiya mobilnya dia kemana?" jawab Om Farash

"Mobil Kinara ada di rumah saya, besok pagi saya izin jemput Kinara ya om" jelas Langit

"Baik kalau begitu, nanti Om sampaikan ini dengan Kinara, Terima Kasih ya Langit" jawab Om Farash

LANGIT MILIK KINARAWhere stories live. Discover now