BALAS DENDAM

24 3 0
                                    


"Ting..Ting.." notif pesan spam terlihat di layar handphone milik Kinara, terlihat jelas pesan tersebut datang dari Laura dan Mona. Mereka menelfon Kinara berpuluh-puluh kali tapi tidak terjawab oleh Kinara, setelah 15 menit menunggu jawaban Kinara pun segera menelfon balik mereka berdua.

"Kalian kenapa nelfon gue? ", tanya Kinara dengan suara lemahnya.

"Ra, Lo ga lupa kan kita ada UTS pagi ini. Jangan sampai telat, ntar lo abis sama Pa Dio mau?" jawab Laura dalam panggilan tersebut.

"HAAAA?? PAGI INI?!! MAMPUS GUE BARU BANGUN SEKARANG JAM 7", Kinara spontan menutup telfon dari Laura dan bergegas bersiap pergi ke kampus dan dia hanya memiliki waktu 45 menit untuk sampai di kampus.

Setelah selesai bersiap, Kinara segera turun tangga dan berpamitan dengan kedua orang tuanya.

"Nak, kok buru-buru sekali. Sarapan dulu ibu sudah masakan kesukaan kamu telor balado", Ucap Ibu kinara

"Maaf ya bu Kinar buru-buru, Kinar ada ujian pagi ini", jawab Kinar dengan wajah memelas.

"Mau ayah antar?" tanya ayah.

"Gaperlu, Ayah. Kinar berangkat ya",jawab Kinara sembari berjalan ke Mobilnya yang terparkir.

Jam sudah menunjukkan pukul 7:30 sedangkan jarak rumah ke kampus 20 menit jika lancar. Beruntung nya dia sampai kampus di jam 7:40, setelah berlari kecil untuk sampai di kelas ujian Kinara berlangsung, belum ada pengawas yang datang. Kinara pun duduk sesuai nomor ujiannya.

"Untung lo dateng tepat waktu Ra, gue gabisa bayangin lo tiba-tiba disuru keluar sama pa Dio karena telat di Ujian MK dia", ucap Mona membayangkan wajah pa Dio ketika marah.

"Gila, Lo kesini naik karpet terbang kah?", kata Laura yang salut dengan perjuangan sahabatnya untuk sampai di kampus.

"Gue ngebut, untung jalanan pagi ini ga sepadat biasanya. Bisa frustasi gue kalau ga ikut ujian mata kuliah ini. Gue belum sempat make up, lo ga liat penampilan gue amburadul kaya gini?!", tegas Kinara disambut tawaan dari kedua sahabatnya.

Pak Dio pun masuk ke kelas ujian lalu membagikan selembaran kertas Ujian. Ujian pun berlangsung dengan tenang. Di pertengahan ujian, tiba-tiba datang tiga mahasiswa yang sudah tidak asing lagi bagi Kinara. Kinara mengenali ketiga orang tersebut.

"Ini sudah jam berapa? Kenapa kalian baru datang? Teman-teman kalian sudah mengerjakan daritadi!", cecar pak Dio dengan tatapan tajam.

"Maaf pak saya terlambat tadi ada beberapa kendala di jalan, tolonglah pak izinin kami buat masuk", ucap Aresh.

"Yakin kalian ga salah masuk kelas?", ucap Pak Dio.

"Engga kok Pak, Ini bapak liat saja kartu ujian saya", Kata Langit sembari menyodorkan kartu ujian miliknya.

Terlihat wajah pak Dio yang awal terlihat marah besar, menjadi berbeda 180 derajat setelah membaca salah satu kartu ujian dari ketiga mahasiswa tersebut. Pak Dio pun dengan ramah mempersilahkan ketiga mahasiswa tersebut duduk dan mengikuti ujian tersebut.

Kinara yang merasa ini tidak adil dia spontan berbicara dengan nada tinggi dan menentang kehadiran mereka bertiga, "Lho bukannya perjanjian dikelas kita kalau sudah terlambat tidak diizinkan masuk ke kelas?".

"Itukan perjanjian saat mata perkuliahan saya bukan saat ujian, lagipun di sini saya dosennya. Peraturan itu bisa saya ubah kapanpun saya mau. Kalau kamu tidak suka kamu bisa keluar dan tidak usah mengikuti ujian mata kuliah saya", ucap Pak Dio dengan penuh penekanan.

Kinara yang kesal hanya bisa terdiam karena dia tidak mau mengulang mata kuliah ini. Tetapi sorot tajam jelas terlihat dari mata Kinara yang mengarah kepada ketiga mahasiswa tersebut. Ia bersumpah akan memberikan pelajaran dengan ketiga mahasiswa tersebut.

Selepas ujian Kinara pun pergi ke kantin bersama kedua sahabatnya. Di kantin Kinara masih dengan perasaan yang kesal, Mona dan Laura yang paham perubahan sikap Kinara karena kejadian tadi langsung berusaha menghibur "Udahlah ra gausah dipikirin berlarut-larut, gue tahu lo pasti marah banget soal tadi. Mending kita pesan mie ayam bang udin, lo juga belum sarapan kan", ucap Mona. "Iya tapi gue masih ga terima aja, pokoknya gue bakal kasih pelajaran ke mereka semua. Gue ngerasa di permaluin dengan ucapan pak Dio di depan kelas tadi! Pokoknya gue gamau ketemu sama tu cowo lagi" ucap Kinara dengan menggebu-gebu. Karena perut Kinara yang lapar, Kinara pun memesan mie ayam yang Mona ajak tadi.

Jam pulang pun tiba, saat berjalan menuju parkiran Kinara tak sengaja melihat mobil yang terparkir di sebelah mobilnya, ia tahu betul siapa pemilik mobil seri BMW ini. Ia berencana membalaskan dendamnya pada salah satu mahasiswa tersebut dengan mengempeskan keempat ban mobil tersebut. Saat melakukan aksinya, tak disangka ada sepasang mata yang sedang melihat ke arahnya. Langit melihat Kinara sedang melakukan sesuatu pada mobilnya, tetapi dia memilih diam saja membiarkan gadis itu melakukannya. 

LANGIT MILIK KINARAWhere stories live. Discover now