Tetanggaku Pujaan Hatiku Bab 75

1K 25 26
                                    

#Bab 75 : Tetanggaku Pujaan Hatiku

Sekarang aku di rawat DI RS sudah 4 hari, kesehatanku sudah membaik. Sebenarnya aku pingin pulang sudah gak betah di RS, Tapi Mas Bosar dan Mas Wardi melarangku. Kata dokter besok baru boleh pulang juga.

Pagi ini kami bertiga sarapan bareng, Aku di suapin sama Mas Bosar. Selesai sarapan Mas Bosar dapat telpon dari Irwan. Katanya Ibunya pingin mencarinya, Soalnya sudah lima hari ini Mas Bosar gak menjenguk Ibunya Di RS. Mas Bosar menungguku

" Dek, Biarkan Bosar jenguk Ibunya dulu ya. Kan sudah lima hari nemani kamu. Kasihan Ibunya Bosar ". Kata Mas Wardi
" Tapi kan sudah ada Adik² Papa yang jaga Mas ". Kataku
" Kamu gak dengar jika anaknya Bosar tadi bilang bahwasannya Ibunya nyari Bosar ". Kata Mas Wardi
" Tapi Mas_____
" Gak ada tapi²an Dek, Kasian Ibunya Bosar. Sar sekarang kamu jenguk Ibumu dulu saja Biar Mas jaga Istrimu ". Kata Mas Wardi
" Gak apa² Mas, Aku disini saja dari Pada Mama marah lebih baik aku disini ". Kata Mas Bosar
" Biar Mas yang jaga Sar, Kasihan Ibumu. Jenguk kesana sebelum semua terlambat Sar. Bukan Masud Mas Mendo'akan Ibumu Cepat meninggal. Tapi kita gak tau ajalnya juga ". Kata Mas Wardi
" Tapi Mas gima________
" JENGUK IBUMU SEKARANG TEMANI DIA SAMPAI SEMBUH SAR ". Kata Mas Wardi

Mas Wardi marah² malah aku yang kena semprot sih. Ya sebenarnya apa yang di katakan Mas Wardi benar sih. Akunya aja yang egois, Lalu Mas Bosar pamit aku dan mencium keningku dan langsung jenguk ibunya di kota ini juga.

" Kamu Dek, jangan gitu kasian sama Bosarlah. Kamu harus bisa berfikir dewasa Dek. Mas gak marah sama kmau, Mas cuma nasehati kamu saja ". Kata Mas Wardi
" Iya Mas aku paham, Mulai sekarang aku berfikir dewasa dan gak egois Mas ". Kataku
" Nah gitu baru Adik kesayangannya Mas ". Kata Mas Wardi

Mulai sekarang aku akan merubah sifatku yang kekanak_kanakan, Benar kata Mas Wardi sifatku belum dewasa. Mas Wardi menasehatiku terus, Mas Wardi gak mau Mas Bosar pergi meninggalkanku karena sifatku ini. Siang ini Mas Bosar sudah menghubungiku katanya Gak bisa kesini. Ya aku gak apa² sih Soalnya aku mulai bisa berfikir dewasa.

" Dek ". Kata Mas Wardi
" Ya Mas, Kenapa ?". Kataku
" Mas sayang kamu Dek, kamu harus bisa merubha sifatmu ya. Takutnya Bosar akan pergi karena sifatmu itu ". Kata Mas Wardi
" Iya Mas, Aku paham kok sekarang ". Katamu
" Bagus Dek, Itu yang Mas harapkan. Kamu boleh saja egois tapi jangan kelewatam ya Sayang. Jika kamu egois sama Mas saja ". Kata Mas Wardi
" Iya Mas, Semoga aku bisa merubah sifatku ini yang kaya anak kecil Mas ". Kataku
" Mas paham Dek, Ya sudah sekarang kamu mau apa Dek ?". Kata Mas Wardi
" Aku pingin Tiduran di Dadanya Mas Saja ". Kataku

Kemudian Mas Wardi naik diranjang ini. Pintu ruangan ini sudah di kunci sama Mas Wardi. Aku langsung tiduran di dadanya Mas Wardi. Mas Wardi membelai rambutku. Aku paling suka jika tiduran Didada terus rambutku di belai.

" Dek, Netek gak kan sudah lima hari kamu gak netek ". Kata Mas Wardi
" Hmmm kan lagi di RS Mas, malu nanti jika di lihat sama Suster atau Dokter ". Kataku
" Kan pintu sudah Mas kunci ". Kata Mas Wardi
" Gimana mau netek sedangkan Mas masih pakai baju ". Kataku
" Ya buka aja kancingnya Dek, Kan bisa ". Kata Mas Wardi

Aku membuka kancing bajunya Mas Wardi. terlihatlah Dada bidangnya dan puting yang aku suka.Putingnya agak kecokelatan, aku langsung netek.

Cukup lama aku netek sampai aku ngantuk dan aku ketiduran dan Mas Wardi juga tidur, Tidurku sangat pulas dan nyenyak. Soalnya aku sudah sembuh dan besuk pulang kerumah.

PakNo, PakDi dan Mas Sugeng katanya kangen banget sama aku. Mereka bertiga selalu Chat WA atau pun tlp Video Call. Aku juga kangen sama mereka bertiga. Kangen di manja kangem netek dan kangen sama Kontolnya juga hehehehe

Sekitar jam 10.00wib Aku dan Mas Wardi siap² mau pulang. Mas Wardi mengemasi barang² di bantu sama Supirku Pak Saidi. Setelah selesai pembayan langsung OTW pulang. Pembayarannya di tanggung sama Mas Bosar. Sebenarnya sih Mas Wardi mau bayarin tapi di larang sama Mas Bosar.

Tetanggaku Pujaan HatikuWhere stories live. Discover now