Tetanggaku Pujaan Hatiku Bab 44

980 29 2
                                    

#Bab 44 : Tetanggaku Pujaan Hatiku

Sekitar Jam 22.15wib Aku Masih belum ngantuk sedangkan Mas Wardi sibuk dengan Hpnya Nonton Youtube. Aku keluar Untuk Merokok, Karenakan didalam gk ada tempat. Soalnya pintu di buka lsng tempat tdr dan sebelah dapur.

Aku menyalakan rokokku & duduk di dekat api yg tadi Mas Wardi bikin. Malam ini langit sangat cerah bintang & bulan pun nampak indah sekali. Aku menatap ke atas langit samar² kaya ada Wajah Mas Bosar lagi tersenyum. Aku pun menggelengkan kepalaku dan aku tersenyum

Diluar dingin jangan di tanya lagi, Merokok kalau susana dingin gini tambah nikmat apa lagi ada kopi. Tapi aku males bikin kopinya.

" Dek ". Suara Mas Wardi memanggilku dari dalam
" Iya Mas Ada apa ". Kataku
" Ngapain diluar ". Kata Mas Wardi
" Merokok Mas ". Kataku

Lalu Mas Wardi keluar dan Duduk di sampingku, Masih aja gk pakai baju. Apa gk dingin sih Mas , Batinku

" Ada apa Dek kok tumben keluar gk ngajak Mas ". Kata Mas Wardi
" Mas dari tadi sibuk dengan hp saja ". Kataku

Lalu tubuhku di angkat di depannya dan aku di peluk dari belakang.

" Kalau meluk kamu gini Mas jadi hangat ". Kata Mas Wardi
" Ya kalau dingin pakai bajulah Mas, Kalau cuma Pakai celana color dan gk pakai baju ya dinginlah Mas ". Kataku
" Mas kan udah meluk kamu lo dek jadi udah gak dingin heheheh ". Kata Mas Wardi
" Emangnya Aku Lekmul di peluk ". Kataku
" Kan kamu adeknya Mas ". Kata Mas Wardi
" Mas " kataku
" Iya Ada Apa Dek ". Kata Mas Wardi
" Caranya Mas memelukku kaya gini Aku kangen sama Papa Mas ". Kataku
" Anggap aja Mas Ini Mas Bosar dek hihihihi ". Kataku
" Issss.... Mas ini lah ". Kataku
" Ya Kalau kangen temui dialah, Kasian dia dek. Kapan hari dia datang di rumah Mas, Keadaanya sangat kacau dek ". Kata Mas Wardi

Aku pun diam dan memikirkan Mas Bosar, dia kalau lagi kacau pasti mogok makan. Ah bodo amat diakan menyakiti hatiku .

" Mas tau dek bahwa kamu masih sayang sama dia. Mas juga tau sebenarnya kamu gk tega ninggalin dia dek. Mas juga tau kenapa dia masih hubungan sama mantan BFnya Dek ". Kata Mas Wardi
" Masudnya Mas Apa ? ". Kataku
" Mas Bosar sebenarnya gak ada niat untuk selingkuhi kamu dek. Soal rumahnya mantan Bf itu bukan Mas Bosar yg membeli. Kamu tau gk dek, Mas Bosar diancam jika gk mau nuruti apa yg mantan Bfnya Mau ?". Kata Mas Bosar
" Diancam Gimana Mas ? ". Kataku
" Jika Mas Bosar gak mau nuruti toko orang tuamu akan jadi sasaran dan kedua orang tuamu akan di sakiti. Mantan Bfnya Itu licik dek. Mas juga kenal dia kan Sabhi dek ". Kata Mas Wardi
" Kenapa Papa gk kasih tau ke aku Mas ". Kataku
" Dia gk mau kamu kepikiran dek, kenapa Mas kenal sabhi ? Sabhi itu dulu teman Mas Wktu kuliah. Dia itu jahat seribu cara akan di lakukan, Kemarin sabhi di entot sama Mas Bosar tanpa ampun dan di siska hampir mati. Sekarang sabhi udah di penjara juga karena kasus menipu banyak org dan merugikan org banyak ". Kata Mas Wardi

Jadi selama ini Papa melakukan itu demi melindungi kedua orang tuaku, gumamku dalam hati.

" Pas kamu datang dirumah kamu lihat mereka mau ngentot kan Dek ? ". Kata Mas Wardi
" Iya Mas ". Kataku
" Itu sebenarnya udah Mas Bosar rencanakan mau menyiksa sabhi. Mungkin Apeanya Kamu datang Dek ". Kata Mas Wardi
" Terus ". Kataku
" Kamu tau gak Mas Bosar sekarang depresi kaya orang gila, Teriak² ngamuk sendiri, Ketawa² sendiri.Sekarang keputusan ada di tanganmu dek. Mas harap kalian bisa kembali seperti dulu lg ". Kata Mas Wardi

Aku masih bingunh dengan ini semua. Jika aku menemui Papa, Aku takut jika suatu saat dia akan menyakitiku lagi. Soalnya gak sekali dua kali Papa menyakiti hatiku. Lagian aku udah tenang di pondok ini.

" Mas, Aku masih blm biasa jika balikan lagi sama Papa. Soalnya hatiku terlalunsakit. Jujur dalam hatiku masih ada nama Papa. Aku blm siap untuk kembali kepadanya ". Kataku
" Itu terserah kamu dek, Mas gk melarang memaksa kamu untuk kembali di pelukkan Mas Bosar ". Kata Mas Wardi
" Dahlah Mas Jangan di bahas lagi, Aku ngantuk Mas ". Kataku
" Ya udah Mas gendong kedalam ". Kata Mas Wardi

Tetanggaku Pujaan HatikuWhere stories live. Discover now