Bab 19

39.3K 3.3K 138
                                    

Saat jam makan siang tiba, Raya berjalan ke arah pantry sambil membawa satu tas bekal bewarna biru. Suasana kantor cukup sepi karena beberapa pegawai sedang mencari makan siang di luar. Hari ini Raya tidak bisa ikut dengan teman-temannya yang lain karena secara khusus Ibu membawakan bekal untuknya. Setelah sembuh dari sakitnya, Ibu tidak memperbolehkannya membeli makanan di luar. Apalagi kalau makanan yang tidak sehat.

Baru saja Raya membuka kotak bekalnya, tiba-tiba pintu pantry terbuka. Ada Jagad yang berjalan masuk ke pantry dengan membawa satu tas bekal yang sama dengan miliknya, hanya berbeda warna.

"Mas Jagad dibawain bekal juga sama Ibu?" tanya Raya tidak menutupi rasa kagetnya.

Jagad mengisi botol minumnya, sebelum menarik kursi dan duduk di sebelah Raya. "Ibu masak agak banyak. Makanya aku dibawain sekalian."

"Jangan bilang Mas Gandi juga bontot kayak kita?"

"Hari ini Gandi ada meeting di luar kota. Makanya dia nolak waktu ditawarin bawa bekal."

Raya mulai menyendok ayam yang ada di kotak bekalnya. "Oh ya, Mas Jagad nggak lupa sesuatu, kan?"

"Lupa apa?" Jagad memakan bekalnya sambil menatap Raya kebingungan.

"Bentar lagi aku ulang tahun," ucap Raya dengan senyum semanis mungkin.

"Terus?"

Raya mencebik melihat reaksi Jagad yang tidak seantusias dirinya. "Aku ulang tahun. Mas Jagad jangan lupa beliin aku kado."

"Udah besar, emang masih perlu dikasih dikado?" balas Jagad.

Raya mengangguk. "Kalau Mas Jagad bingung mau ngasih apa, bisa tanya langsung ke aku. Nanti aku kasih pilihan beberapa barang yang lagi aku butuhin."

Jagad sontak tertawa mendengar ucapan Raya. Baru kali ini ia mendengar orang membuat daftar barang yang dibutuhkan untuk hadiah ulang tahun. Tawanya sukses membuatnya tersedak makanan yang masih ada di dalam mulutnya.

Raya yang panik, buru-buru membukakan botol minum dan memberikannya pada Jagad. "Jangan makan sambil ketawa, Mas. Ada kasus orang mati gara-gara kesedak." Tangan Raya menepuk-nepuk punggung Jagad ringan.

Jagad mendelikkan matanya tajam saat mendengar ucapan Raya yang tidak membantu sama sekali. "Kamu kirim aja daftar barang yang kamu mau. Nanti biar aku pilih salah satu," ucapnya .

"SERIUS?!" teriak Raya keras.

"Hmmm...."

Raya tak tahan untuk memeluk lengan Jagad dengan tersenyum lebar. "Aaahhh!!! Mas Jagad emang terbaik deh!!!" serunya kegirangan.

Saat sedang makan, tiba-tiba Jagad memberikan udang yang ada di kotak bekalnya pada Raya. Kebaikannya itu dibalas oleh Raya dengan memberikan tumis brokoli ke dalam kotak bekalnya.

"Aku baik kan ngasih brokoliku buat Mas Jagad?"

Jagad berdecak keras. "Kamu tuh harus banyak makan sayur. Apalagi kamu habis sakit. Pantas aja imun tubuhmu lemah. Makan aja masih pilih-pilih. Makan sayur nggak pernah mau."

"Ibu nggak adil banget. Bawain aku brokoli seabrek, tapi nggak bawain bawain Mas Jagad sama sekali. Malah aku nggak dibawain udang kayak Mas Jagad," omel Raya.

"Dibekalin dua potong ayam emang masih kurang?" Jagad melirik isi kotak bekal Raya.

Raya nyengir lebar. Tanpa menjawab pertanyaan dari Jagad, ia melanjutkan makannya.

***

Seharian ini Gandi tidak kelihatan batang hidungnya di kantor. Karena Kakaknya tidak ada, mau tidak mau Raya harus pulang bersama Jagad.

Jagad Raya [Completed]Where stories live. Discover now