DCA

11 2 0
                                    

"Sialan banget memang!" Cia berseru, menendang kerikil yang ada di depannya. "Hari ini tuh hari paling ngeselin, tau nggak?"

"Ya ampun," Gwyneth menggeleng-gelengkan kepala. "Sabar, Cia. Jangan dipikirin terus kejadian tadi, oke?"

"Gimana gak kepikiran sih, Neth?" Suara Cia mulai meninggi. "Gara-gara si anak baru yang namanya Akbar itu, aku jadi dimarahin abis-abisan sama Coach Tikno. Seenaknya banget dia nuduh aku ga pernah latihan anggar secara mandiri di rumah!"

"Ya ..., you know lah, Cia, he's Coach Tikno. Selalu aja marah-marah." Gwyneth berkata lembut, tersenyum. "Mau kita ngelakuin kesalahan, mau kita nggak ngapa-ngapain, he will always be angry."

Cia menghela napas. "Kalo kamu perhatiin, Kak Ozora juga ngeselin banget tadi. Dia kalo bangga-banggain Akbar tuh udah kayak bangga-banggain NKRI."

"AHAHAHAHAHAH!" Gwyneth tertawa terbahak-bahak. "SUMPAH, TAPI AKU SETUJU DEH!"

"YA KAN?!" Cia berseru. "Mendingan Kak Ozora nggak usah nambah-nambahin badmood-ku, deh. Udah kesel karena Mas Dafa bilang mau bubarin DCA, dikalahin sama Akbar di hari pertama dia ikut anggar, dituduh Coach Tikno, eh dia malah ikut-ikutan ngesel-"

"D-DCA MAU DIBUBARIN?" Gwyneth melotot, tidak percaya. "WAIT, AKU GA PAHAM DEH. KENAPA BISA KAYAK GITU, SIH?"

Cia kembali menghela napas, yang kali ini lebih panjang. "Aku juga nggak tau, Neth. Mas Dafa beneran bilang kayak gitu sehari sebelum DCA nginjak umur satu tahun."

Cia dan Gwyneth lantas terdiam. Yang terdengar sekarang hanyalah suara krik krik dari beberapa jangkrik dan juga sungai yang sedang mengalir deras tepat di dekat gedung tempat pelatihan anggar tersebut.

"Katanya." Cia kembali membuka suara. "Itu karena dia sekarang udah mulai sibuk, Neth. Tapi ya ..., terus kenapa kalo dia sibuk? Memangnya yang lain nggak ada kesibukan juga?" Cia melipat kedua tangannya, mendengus sebal. "Emang dia nggak pernah merhatiin aku yang belum tentu bebas main setiap malem karena mutusin buat ikut anggar di tempat ini? Itu pun belum sesibuk Angel, loh. Selama Angel ikut student exchange di Belanda, dia bener-bener lebih sibuk dari kita semua. Tapi dia nggak pernah tuh lupa sama DCA!"

"Nggak habis pikir sih, Ci," ujar Gwyneth. "Dia yang mendirikan, kenapa dia juga yang menghancurkan?"

"Top, Neth." Cia mengacungkan jempol, mengangguk setuju. "Alaya juga semenjak jadi anak SMP selalu pulang sore, belum kalo ada urusan sama OSIS atau club Bahasa Mandarin yang dia pimpin. Tapi pernah nggak dia lupa sama DCA? Nggak pernah sama sekali. Ini tuh artinya cuman Mas Dafa yang lebay, sok sibuk padahal kesibukannya cuman night ride ke Kaliurang sama Kak Farel atau ikutan car meet di Babarsari sama Kak Kevin!"

"Ya ampun, segitunya dia?" tanya Gwyneth. "Mending kamu aja yang jadi ketua, Ci, percaya deh sama aku. Gak usah mau kalo disuruh bubar sama Mas Dafa!"

"Tapi kan, kesannya jadi beda kalo aku yang menjabat sebagai ketua," ujar Cia. "aku nggak bisa jadi pemimpin yang baik."

"Lah?" Gwyneth memicingkan mata. "Jadi presiden yang memimpin Indonesia aja kamu mau, giliran band ginian kamu nggak mau. Gimana itu konsepnya?"

"Menteri luar negeri, kali!" Cia terkekeh-kekeh. "Sejak kapan aku mau jadi presi-"

It's like a polaroid-

"Tuhan Yesus!" Cia dan Gwyneth berseru, terkejut mendengar suara panggilan telepon dari ponsel Cia yang menyala keras.

"APA ITU, NETH?" Cia bersembunyi di belakang Gwyneth. "NETH, YA AMPUN, NETH-"

"ITU ADA YANG TELEPON KAMU, BODOH!" Gwyneth menepuk pundak Cia, membuat Cia meringis. "ANGKAT, CI. BURUAN!"

Cia tidak lagi menjawab seruan Gwyneth. Ia lebih memilih untuk meraih ponselnya yang ia letakkan di dalam totebag-nya.

"Nomernya nggak aku kenal, Neth," kata Cia.

"Waduh." Gwyneth menelan ludah. "Ditolak aja kalo gitu, Ci-"

"Halo?"

Terlambat. Bukannya menolak, Cia justru malah mengangkat telepon dari nomor tak dikenal tersebut. Gwyneth yang melihatnya lantas ternganga, kemudian menepuk jidatnya.

"Halo, selamat malam."

"Suara om-om, Neth." Cia berbisik. "Kok agak merinding rasanya-"

"Tuh kan ...." Gwyneth ikut mengecilkan suaranya, tetapi nadanya semacam orang panik sekarang. "Harusnya nggak usah dijawab aja dari awal, Cia."

"Abisnya aku penasaran orang ini mau bilang apa." Cia kembali mendekatkan ponselnya ke telinganya.

"Apa benar saat ini saya sedang berbicara dengan Claricia Gabriella dari band DCA?"

"HAH?" Cia berseru kaget. "I-Iya. Iya benar, saya Claricia Gabriella. Mohon maaf, ini siapa, ya?"

"Kenapa, Ci-"

"Selamat, ya. Mulai hari ini, DCA berhasil diterima di agensi Smoothmore Entertainment tanpa mengikuti tahap seleksi."

"HAH?!" Seruan Cia kali ini terdengar lebih keras. "DCA DITERIMA AGENSI SMOOTHMORE ENTERTAINMENT? ITU AGENSI APA-"

"Ya, itu benar. Smoothmore Entertainment, agensi kami ingin mengajak para anggota band DCA, The Bangs, dan Elf untuk bergabung dengan kami. Sekali lagi, tanpa mengikuti tahap seleksi."

"THE BANGS DAN ELF JUGA?" Cia semakin mengeraskan suaranya. "INI, INI-"

"Ci?" Gwyneth menggerak-gerakkan lengan Cia. "Kenapa, Ci? Kenapa tiba-tiba The Bangs sama Elf-"

"DCA tiba-tiba diterima sama agensi tanpa harus ngikutin tahap seleksi."

°°°

DCA BAND 2 : Become The Real Star

Coming Soon!

DCA BAND 2 : Become The Real StarWhere stories live. Discover now