MGB : Chapter 20 🌻

1.4K 256 28
                                    

Marshall menundukan kepalanya melihat si manis yang masih menangis dalam pangkuan nya, suhu tubuhnya sangat tinggi dan Marshall tidak bisa menghentikan tangisan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Marshall menundukan kepalanya melihat si manis yang masih menangis dalam pangkuan nya, suhu tubuhnya sangat tinggi dan Marshall tidak bisa menghentikan tangisan itu.

Gamiel demam pagi ini dan Marshall seperti biasa akan menjaga anak manis tapi entah mengapa rewel nya Gamiel berbeda dengan sakit yang dulu, Gamiel cenderung lebih banyak menangis dan memarahi Marshall.

Marshall mengubah posisi duduk saja anak itu akan menangis, entah Marshall bingung. Sekarang Marshall sedang membujuk Gamiel agar mau makan dan Istirahat, supaya tubuh anak itu lebih baik.

Marshall mengusap kening Gamiel, masih tinggi suhu nya. Marshall mengecup lembut kesayangannya, Marshall melihat wajah Gamiel yang memerah. "Jangan nangis terus anak manis, kakak tidak akan kemana-mana. Kakak disini bersama Ami, tidak akan tinggalkan Ami sendirian." Marshall membujuk Gamiel lagi agar Gamiel tidak semakin kencang menangis.

"Enghh... Kakak tinggalkan Ami, kakak Jahat dengan Ami." Gamiel bergumam seperti itu, Marshall menggelengkan kepalanya. Entah apa dosa Marshall yang membuat Gamiel seperti ini, Marshall saja bingung hingga sekarang. "Yaudah sini kakak peluk, kakak minta maaf ya Anak manis kesayangan kakak boleh maafkan Kakak?" Marshall meminta maaf dengan suara yang amat sangat lembut di dengar.

"Tidak mau, Ami tidak mau memaafkan kakak. jika Ami maafkan kakak, kakak akan nakal lagi dengan Ami." Marshall ingin terkekeh sebenarnya mendengar ucapan Gamiel, entah apa yang anak itu maksud. "Tidak, Ami boleh lakuin apa saja pada kakak jika Kakak nakal dengan Ami. Bagaimana?" Marshall memberikan kesempatan, Gamiel mengangguk.

"Ami pukul kepala Kakak banyak-banyak jika Kakak nakal dengan Ami," gumam Gamiel dengan pelan, Marshall mengangguk setuju. "Ami ingin Kiss kakak," rengek Gamiel, Marshall gemas sekali.

Marshall rasanya ingin mengigit dagu Gamiel dengan kencang hingga anak manis itu menangis. "Baiklah anak baik, anak manis, anak Ganteng mana yang ingin di Kiss, Hm?" tanya Marshall lagi.

Gamiel menunjuk pipi bulatnya, Marshall langsung memberikan ciuman di pipi Itu. Marshall melakukan di semua bagian wajah Gamiel, Hingga di bagian Bibir Marshall kecup kecil. "Sudah, apa lagi Hm?"

Gamiel menggelengkan kepalanya dan memejamkan mata, Marshall menarik tengkuk Anak manis dan mengayunkan pelukannya ke kiri dan Kanan agar Gamiel tidak terus merengek. "Pusing tidak kepala nya sayang?"

"KAKAK JANGAN BERBICARA KEPALA AMI DENYUT-DENYUT MENDENGAR SUARA KAKAK TAU!!" Marshall meringis saat Gamiel menjerit dari jarak dekat. "Kak—Hum!!"

"Iyaa udah Stt... Kakak hanya bertanya jika Ami tidak mau menjawab tidak jerit-jerit sayang, sudah diam. Sini kakak pijat kepalanya," ujar Marshall menutup mulut Gamiel dengan tangan besarnya agar Gamiel tidak berteriak lagi.

Marshall mengusap dan memijat pelan kening Gamiel, Gamiel merengek lagi pada Marshall. "Stt... Anak manis jangan rewel terus," ujar Marshall menenangkan Gamiel, Marshall melirik Jam dan waktu menunjukan pukul 9 pagi.

My Guard boyfriend (END) ✓Where stories live. Discover now