MGB : Chapter 18 🌻

1.4K 238 20
                                    

Marshall membaca dengan teliti dan tidak menghiraukan sekitar, Marshall dan ketiga temannya sedang berkumpul bersama karena itu tugas yang harus mereka selesaikan

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Marshall membaca dengan teliti dan tidak menghiraukan sekitar, Marshall dan ketiga temannya sedang berkumpul bersama karena itu tugas yang harus mereka selesaikan. Walaupun bersama-sama Marshall tetap tidak mengobrol, pria itu asik sendiri dan mencatat pun sendirian.

Marshall ingin segera selesai karena ada Seseorang yang akan rewel jika Marshall terus berlama-lama disini, walaupun tidak akan lama Marshall pun sudah bosan sepertinya bertemu dengan semua temannya. Jika tidak mengejar Wisuda, Marshall tidak akan mau disini.

Mereka berisik dan sering sekali mengobrol, Marshall jarang mengobrol karena menurut Marshall waktu itu tidak boleh di buang sia-sia. "Shall, sini ke Ngobrol Lo ngerjain itu Mulu." Marshall mendongak tapi kembali fokus pada tugasnya.

"Buang waktu kalau ngobrol gue pengen cepet selesai, pacar gue gak boleh nunggu lama-lama." Marshall menjawab tanpa menatap lawan bicaranya. "Marshall bantuin aku dong ajarin Gini, daritadi aku minta kamu gak denger banget." Marshall tidak mendengarkan Gadis di sampingnya yang terus merengek meminta Marshall menjelaskan apa yang dia mau.

"Shall! Gila nih orang, padahal cewek cantik di samping dia bisa-bisa nya di cuekin." Marshall tidak tertarik untuk menjawab itu, Marshall asik pada Laptopnya Kali ini. "Marshall, ayo ajarin aku sebentar aja nanti aku berhenti buat Ganggu Kamu Gini."

"Temen depan mata Lo ada dua, gak bisa minta tolong ke mereka? Punya mata kan, gue sibuk!" Seru Marshall akhirnya menjawab ucapan Gadis itu tapi ucapan seperti itu yang Marshall berikan. "Gila Nih Marshall, Renata sini sama Gue aja." Gadis bernama Renata cemberut dan menghela napasnya.

"Pengen di ajarin Marshall siapa tau kan langsung paham," jawab Renata dan kedua orang di depannya saling menatap dan memandang mereka paham sekarang. "Percuma Re, dia gak akan respon Lo sama sekali daripada makan hati Lo mending gak usah maksa. Ucapannya bikin sakit hati," ujar pria itu lagi, Renata menoleh lagi ke arah Marshall.

Renata cemberut dan gadis itu mengeluarkan ponselnya, memotret Marshall diam-diam kemudian tersenyum melihat foto itu. "Ayo ajarkan aku Dannis," ujar Renata Tiba-tiba dan pria bernama Dannis mengangguk, Renata berjalan ke arah Dannis dan duduk disamping pria itu.

"Shall," panggilan itu membuat Marshall mendongak, pria itu memperhatikan Renata dan Dannis. Marshall melakukan Hal yang sama dengan alis yang mengerut, Marshall menatap temannya itu dengan bingung. "Renata cantik, kayaknya dia suka sama Lo deh." Marshall diam saja tapi kemudian fokus pada laptopnya lagi.

"Gak penting!" Seru Marshall dirinya buang waktu hanya untuk mendengarkan ucapan itu, pria di depan Marshall mendengus kesal. "Gue kan mau kasih tau, Lo hati-hati aja tau sendiri Bokap dia dosen pembimbing kita salah sedikit dah di persulit Skripsi lo." Marshall mendengarkan itu dengan terkekeh kecil, Marshall tidak takut mengapa harus takut.

"Gue juga punya orang tua, kalau dia salahgunakan jabatannya siap-siap aja gue juga bakal lakuin Hal yang sama." Marshall menjawab dengan santai, pria di depan Marshall bertepuk tangan sambil menggelengkan kepalanya. "Keren, susah sama Orang kaya gak takut ancaman apapun." Marshall Tersenyum tipis mendengarkan ucapan itu, bukan tentang orang kaya atau bukan tapi tentang profesional.

My Guard boyfriend (END) ✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें