19

2.4K 107 14
                                    

Estelle

Dorrrrr

Sempat kudengar suara ledakan keras yang tak jauh dari sini, ku kira itu hanya suara dalam mimpi burukku. Kupejamkan mataku lagi.

Aku yang tak menyadari dia telah tak lagi di sampingku, hanya kembali pulas dalam tidurku, aku tak menyadari, malam itu, malam terakhir aku bersamanya.

Pagi yang terasa begitu hampa, saat aku terbangun dari tidurku, ku dapati sepucuk surat, dengan sangat jelas tulisan itu kubaca.

"Selamat tinggal gadisku"

Siapapun, tolong ceritakan padaku semua itu hanya mimpi bukan?

Author

Tubuh mungil gadis itu meluruh bersamaan dengan tangisnya, duduk tersimpuh dengan sepucuk surat dalam pelukannya.

"Semua ini cuma mimpi bukan?" Kalimat yang terdengar dari sela sela tangisnya.

"Tidak, ini bukan saatnya aku menangis" entah kekuatan darimana itu berasal, gadis itu sanggup menopang tubuhnya, dengan kedua kaki yang telah terasa mati rasa.

Dia keluar, melangkahkan kaki dengan tubuh terhuyung huyung, bak daun kering yang tersapu angin, gadis itu, tengah mencari rumahnya, yang entah kemana ia sekarang.

Sepucuk surat yang isinya tentu sangat menyayat hati.

"Kak...kamu dimana?" Suara itu terdengar samar, tak peduli akan tatapan mata yang tertuju padanya, dia hanya ingin mencari dan mencari, cinta yang telah pergi meninggalkannya.

Seseorang memanggilnya, Serena, wanita dengan kaki jenjangnya itu melangkah mendekati Estelle yang berjalan terseok seok.

"Sudahlah El, dia sudah pergi" apa maksudnya, kalimat yang bahkan tak bisa dicerna oleh pikiran Estelle saat ini.

Serena menarik tubuh Estelle, membawanya masuk ke dalam sedan putih, tak lama setelah itu, mobil melaju dengan kecepatan sedang, entah menuju kemana.

GRAND HEAVEN

"Apa maksud semua ini, tolong jelaskan padaku, siapa kamu?" Melihat pemandangan yang terpampang di depan mata Estelle, sebuah peti mati dengan tulisan yang bisa terbaca oleh mata siapapun. Carina Auriestella.

"Carina telah pergi El, dia bunuh diri semalam saat kami hendak menangkapnya" jelas Serena tanpa merasa iba sedikitpun pada Estelle yang jelas belum siap mendengar jawaban itu.

"BOHONG!"

"Semua itu bohong kan?" suara parau itu, siapapun yang mendengarnya akan merasa tersayat, sakit, sedih, semua bercampur menjadi satu.

Tak ada jawaban, hanya gelengan kepala yang menjelaskan semuanya.

Hening, tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut orang orang diruangan itu, hanya isak tangis Estelle yang tak kunjung berhenti, meratapi rumah terakhirnya telah pergi.

"Apakah keluarga sudah siap?" Seseorang datang, tampaknya pekerja di rumah kremasi itu.

Estelle terkulai lemas, mendapati peti mati Carina perlahan memasuki krematorium.

Semua mimpi buruk yang tak pernah Estelle inginkan, cinta pertama dan terakhir yang telah pergi. Sepucuk surat yang masih digenggam erat olehnya, air mata yang menetes tak kunjung henti, bersamaan dengan api yang terus membakar hangus, hingga akhirnya, semua telah menjadi debu.

Estelle

Maaf aku harus pergi, dari semua hal, aku minta maaf telah memberimu kenangan terburuk yang pernah ada.

Jika suatu hari kamu mendapat kabar aku telah pergi, jangan menungguku lagi El, akulah yang akan menunggumu, menghampirimu dengan perasaan yang sama.

Aku menyukai musikmu, tolong tetap hidup ya. Sampai musikmu terdengar sampai sana.

Selamat tinggal gadisku...

Aku sangat mencintaimu.

                                      Carina Auriestella


Ada yang mau join grup gxg ga?

I'm Under Your Spell [END]Where stories live. Discover now