10

3.8K 144 1
                                    

Hari ini sudah menginjak satu bulan pertama sejak mereka bertemu, sejak kehadiran Carina hari itu, semua telah berubah, Estelle mulai mengalami hari yang sulit karena bullyan itu masih terus berlanjut.

Estelle kembali tinggal di rumahnya, sementara Carina mulai menjauh dari Estelle, entah karena alasan apa, setiap kali Estelle ingin berbicara dengannya dia selalu menghindar dengan alasan sibuk.

Gadis itu benar benar di ambang kehancuran mentalnya, bagaimana tidak, kehidupan sekolahnya yang sebelumnya aman aman saja menjadi sangat kacau dan tentu itu mengganggu dirinya.

Wanita yang ia kenal dan bahkan merenggut keperawanannya sekarang mulai bersikap seolah tak pernah mengenal Estelle.

Kasus kematian anggota DPR yang tak lain adalah ayah Aurel dibuka di depan umum, dan itu menjadi kunci utama untuk membuka kasus buntu yang sudah ditutup sejak lama.

Kematian ayah Estelle yang tak lain adalah ulah dari ayah Aurel mulai terkuak di depan publik.

Satu bulan yang terasa begitu panjang, dengan banyak kejadian yang terjadi, dan hari ini, seorang wanita berdiri di depan pintu sebuah rumah, di tangannya, sekeranjang buah segar dia bawa.

Seorang gadis keluar, dengan pakaian minim yang ia kenakan, tentu mengundang perasaan siapapun yang melihatnya.

"Kakak!" Pekik Estelle saat melihat Carina berdiri di depannya, gadis itu menghambur ke pelukan Carina meskipun wanita itu tak membalasnya.

"Kakak benci aku? Kenapa akhir akhir ini menghindar?" Mata gadis itu mulai terlihat berkaca kaca.

"Estelle, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah membawaku masuk"

"Ah maaf" Estelle membuka pintu rumahnya lebih lebar lagi, dan membiarkan Carina masuk.

Tanpa basa basi, wanita itu duduk di sofa dan menatap Estelle dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Tentu saja itu membuat Estelle merasa tidak nyaman.

"Kemarilah" pinta Carina, tangannya menarik tubuh gadis itu hingga jatuh di pangkuannya.

Estelle tak sanggup menahannya lagi, dia mulai menangis tepat di depan Carina.

"Sssttttt, kenapa nangis?" Jari telunjuk Carina berada tepat di bibir Estelle, menyuruhnya untuk berhenti menangis.

"Aku kangen...."

"Kakak kemana aja?"

"Kakak cuekin aku terus...."

Satu kecupan singkat di bibir Estelle, sukses menghentikan tangisnya.

"Aku ada urusan penting, maaf ya, sekarang aku di sini" dengan pelan Carina menyeka air mata di pipi Estelle.

"Hari hari aku terasa berat, aku di bully di sekolah, rasanya aku ingin berhenti"

"Kamu kuat sayang, sebentar lagi, ok?" Estelle mengangguk pelan, matanya menatap dalam wajah Carina.

Perlahan, wanita itu mendekatkan wajahnya, nafasnya terasa hangat di wajah Estelle, perlahan, wanita itu mulai melumat bibir Estelle, tangan kanannya tak bisa diam mencari sesuatu di depannya.

"I miss you baby" suara serak Carina terdengar, Estelle yang tau itu bukan pertanda baik baginya, mendorong tubuh Carina agar menghentikan ciuman itu.

"Kenapa?" Carina menatap Estelle dengan tatapan bertanya tanya, tak seperti biasanya, gadis itu dengan berani menolak Carina.

"Kita ini...apa?" Pertanyaan yang sangat ingin Estelle tanyakan, akhirnya keluar saat itu juga.

"Maksudmu?"

"Kak, kita ga bisa terus terusan kayak gini tanpa status yang pasti" wajah Estelle berubah, saat ini dia terlihat begitu tegas, meskipun di dalam hatinya jelas dia merasa sangat gugup.

Carina menghela nafas kasar, ekspresi wajahnya telah berubah, tak pernah Estelle lihat sebelumnya, Carina menjadi semenyeramkan itu.

Tangan Carina menarik tengkuk Estelle kasar, melumat bibir gadis itu dengan kasarnya, menggigit bibir bawah Estelle agar Estelle membuka mulutnya, lidah Carina masuk di sana, dengan liarnya menjelajahi setiap inci dari mulut Estelle.

"Mmmhhggg kak!" Estelle mendorong tubuh Carina sekali lagi.

"Beri aku kejelasan!" Estelle benar benar terlihat marah sekarang.

"Jangan banyak bicara El, i want to eat you..."

"Now!" Carina menjatuhkan tubuh Estelle dengan kasarnya, menciumi leher Estelle dan sesekali menggigitnya kasar.

"Hnnnngggg, please stop..." suara Estelle terdengar seperti angin lalu bagi Carina, wanita itu terus menyerang bagian sensitif dari Estelle.

Carina menghentikan aktivitasnya, dia menatap Estelle dengan liarnya.

"Why?, hmm bukannya kamu kangen?"

Estelle seketika diam, memang benar dia sangat merindukan Carina, tapi bukan ini yang dia maksud.

Carina kembali menciumi tubuh Estelle, berkali kali Estelle berusaha mendorong tubuhnya, namun jelas tenaganya kalah jauh dari Carina. Hingga akhirnya, Estelle hanya bisa menerima semua perlakuan Carina.

I'm Under Your Spell [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ