Part 16

11K 765 25
                                    

Kalau masih ada typo atau kekeliruan mohon maaf ya gais:)

.

2 Bulan kemudian

Tak terasa kehamilan Rafa sudah menginjak 9 bulan. Dan sebentar lagi Rafa akan lahiran. Dokter menyarankan agar Rafa melakukan operasi caesar. Ya karna kalian tau sendiri, Rafa itu cowok, entar bayinya keluar lewat mana kalau tidak operasi caesar.

Di dalam kamar, Rafa tengah berkaca. Melihat perubahan tubuhnya yang semakin jauh berbeda dari sebelum ia hamil dan di saat ia hamil.

Pipinya sekarang terlihat sangat tembam, Rafa tak suka. Ia mendengus kesal. Kakinya juga sedikit bengkak.

Sedangkan Gavin yang berada di atas kasur melihat Rafa yang sedari tadi terus berkaca. Gavin mengerutkan keningnya. Tumben Rafa berkaca terus hari ini, pikirnya.

Rafa menoleh ke belakang melihat pada Gavin. "Vin..." Panggil Rafa.

"Hem?"

"Aku gemuk, ya?"

"Iya." Jawab Gavin yang membuat Rafa kesal.

"Ish!!" Rafa menghentak-hentakkan kakinya.

"Kenapa, sih? Dari tadi gue perhatiin Lo ngaca terus. Kenapa?" Tanya Gavin yang turun dari kasurnya lalu menghampiri Rafa.

Rafa mendengus sebal. "Gue keliatan gemuk!"

"Biarin napa, sih."

Rafa memukul lengan Gavin. "Aku gak suka, Gaviinnnn...."

Gavin menghela nafas panjang. "Serah, Lo." Ujarnya lalu berjongkok di depan Rafa. Menyingkap baju Rafa lalu mengelus perutnya.

"Dedek kapan keluarnya, Hem?" Ujar Gavin. "Kapan? Daddy udah pengen gendong dedek, loh."

Rafa terkekeh, entah kenapa setiap kali Gavin berbicara dengan Baby selalu terlihat lucu dan menggelitik. Karna gak sesuai dengan tampangnya yang garang.

Cup! Cup!
Gavin mencium perut Rafa.

Rafa semakin terkekeh. Hingga Gavin mendengar suara kekehannya. Gavin mendongak lalu menatap sinis pada Rafa.

"Kenapa?" Tanya Gavin dengan muka datarnya.

Rafa menutup mulutnya, lalu menggeleng. "G-gakpapa, kok. Hehehe..."

Kemudian Gavin menempelkan pipinya pada perut Rafa sambil dielusnya dengan lembut. Tiba-tiba ada pergerakan, si Baby nendang-nendang tepat di pipi Gavin.

"Anjir!" Kaget Gavin.

"Raf, dia nendang gue! Wahh!! Ngajak ribut nih bayi!"

"Emmhahahhahaha!!" Rafa sudah tidak bisa menahan tawanya. Ia tertawa terbahak-bahak sedangkan si Gavin memperlihatkan raut wajah kesalnya.

"Kamu sih... Udah tau dedek bayinya gampang sensi kalo deket-deket kamu." Ujar Rafa sambil menghapus air matanya karna habis tertawa.

Gavin menatap tajam pada perut Rafa. "Awas aja kalo Lo udah lahir, gue tonjokin Lo!" Kesal Gavin lalu ia berdiri dan berjalan ke kasurnya dengan raut wajah kesal.

"Bapak sendiri di tendang-tendang! Ish!" Gerutu Gavin.

Rafa terkekeh. "Udah ih jangan marah gitu. Masa iya sama anak sendiri jahat."

Gavin tak merespon Rafa, ia membaringkan tubuhnya lalu memunggunginya. Mungkin Gavin masih kesal.

Rafa menghela nafas panjang melihat tingkah Gavin yang gak jelas itu.

Kemudian Rafa menghampiri Gavin dan duduk di samping badan Gavin. Bersandar di sandaran kasur lalu mengambil hp milik Gavin.

"Vin..."

MY BOYFRIEND IS BADBOY || Ss1 - Ss2 || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang