Part 7

12.1K 790 19
                                    

Di hari weekend, Ronal membangunkan Rafa pagi-pagi sekali. Dan mengajaknya untuk pergi keluar. Di dalam mobil, Rafa hanya terdiam sambil merenung. Entah, kakaknya mau mengajaknya kemana.

"Kita mau kemana sih kak?"

"..." Ronal tak menyahut, ia fokus menyetir mobilnya dengan wajah datar.

Rafa menghela nafas panjang. Kebiasaan, kalau ditanya suka diam saja.

Rafa melihat jalanan, cuacanya pun juga mendukung. Ia kemudian sadar, kalau yang ia lewati sekarang mengarah pada tempat penjara kota.

Ia menoleh ke samping kanan pada kakaknya. "Kakak mau ke penjara?"

"Hem."

"Ngapain?"

"Bisa gak kamu diam saja?" Sahut Ronal dengan datar.

Akhirnya Rafa menutup mulutnya. Bisa-bisanya Ronal begitu sinis padanya.

Ronal memarkirkan mobilnya, lalu mereka berdua keluar dari mobil. Berjalan memasuki penjara kota.

Rafa berjalan membuntuti Ronal. Lalu langkah Ronal terhenti saat ia bertemu dengan seseorang. Pria paruh baya dengan memakai setelan kemeja rapi.

Ronal tersenyum tipis, lalu saling berjabat tangan. Rafa hanya bisa menatap bingung interaksi mereka berdua.

"Owh ini adek kamu. Manisnya..." Ujar pria paruh baya itu. Rafa mengangguk sambil tersenyum kikuk.

Kemudian Rafa menatap sang kakak. "Siapa?" Tanya Rafa.

"Dia ayah Gavin." Jawab Ronal.

"Ha?!" Rafa terkejut, lalu ia membenarkan pakaian dan rambutnya. Kemudian menjulurkan tangannya.

"Hai om, saya Rafa." Sapa Rafa dengan sopan.

Ayah Gavin tersenyum, lalu membalas jabatan tangan Rafa. "Saya ayah Gavin. Santai aja. Gak usah tegang begitu." Ujarnya sambil terkekeh.

Oke dari sini kalian mungkin sedikit bingung juga, kan? Jadi, Ronal menyelidiki seluk beluk identitas si Gavin. Ternyata setelah ia menemukan identitasnya. Ia baru tau kalau Gavin adalah anak dari rekan bisnisnya. Dari situ, Ronal menghampiri Ayah Gavin untuk berbicara berdua sampai akhirnya mereka setuju untuk membuat Gavin bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya pada Rafa.

Dan hari ini, Ronal sudah mencabut tuntutannya pada Gavin. Jadi Gavin bisa dibebaskan. Rafa tersenyum senang saat mendengar Gavin akan bebas dari penjara.

Tak lama, pak penjaga tahanan itu menggandeng Gavin. Betapa terkejutnya Rafa saat melihat wajah Gavin yang pucat. Jalannya pun juga terlihat lemas.

Padahal kemarin, Gavin masih sehat-sehat saja. Terus kenapa hari ini, dia sangat pucat.

"Kamu kenapa?" Tanya Ayah Gavin.

"Diem Lo." Sahutnya dengan suara yang begitu lemah. Udah sakit masih aja kurang ajar sama orang tua. Tak patut.

Rafa dengan panik berjalan mendekat pada Gavin. Memegang dahinya dan terasa panas.

"Kita ke rumah sakit aja ya." Kata Rafa sambil memegang lengan Gavin.

Gavin menghempaskan tangan Rafa. "Gak butuh." Ujarnya.

"Yaudah kita pulang ke rumah kamu aja." Rafa menggandeng lengan Gavin, lalu menuntunnya dengan sangat pelan-pelan. Kali ini Gavin hanya diam, tubuhnya semakin terasa lemas dan kepalanya begitu pening.

Rafa dan Gavin masuk ke dalam mobil milik ayah Gavin, sedangkan Ronal akan mengikutinya dari belakang.

Rafa masih setia menggandeng lengan Gavin. Ia tak lepas dari lengan Gavin yang sedang sakit itu.

MY BOYFRIEND IS BADBOY || Ss1 - Ss2 || END ✓Where stories live. Discover now