Lima Puluh Enam

183 22 1
                                    

Setelah menghabiskan waktu hampir empat hari di kediaman keluarga Han, Hansol akhirnya pulang ke rumah.

Hansol sudah mendengar laporan dari Junghoon mengenai rencananya, tapi sepertinya belum ada hasil yang berarti sampai sekarang.

Jaehan masih mengurung diri di kamarnya, sedangkan Yechan masih mengumpulkan nyali untuk menemui Jaehan.

Walaupun usahanya belum berhasil, Hansol tetap memberikan 'hadiah' yang dia janjikan untuk pamannya itu.

Dengan jurus memelas dan meminta, akhirnya Hansol berhasil meyakinkan ayahnya untuk memberikan Hangyeom waktu satu hari full untuk beristirahat. Meskipun itu artinya harus meliburkan Hyuk juga, tapi tidak apa. Ayahnya masih punya banyak pengawal lain, kekurangan dua tidak akan merugikannya sama sekali. Toh, cuma satu hari kan.

Hansol sudah kehilangan akal sebenarnya. Dia tidak tau harus melakukan apa lagi untuk mendekatkan dua pria dewasa itu. Kalau dibiarkan begini terus, jelas tidak akan ada peningkatan yang terjadi diantara mereka berdua.

Memutar otak, Hansol terus berpikir keras di kamarnya. Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore tapi dia belum menyantap makan siangnya. Entahlah, dia kehilangan selera makan beberapa hari ini.

Ditengah kegiatan berpikirnya, tiba-tiba saja seseorang masuk ke dalam kamarnya.

Awalnya, dia kira itu hanyalah seorang pelayan yang membawakannya makan siang atau pengurus rumah lain yang ingin membersihkan dirinya. Tapi, aroma tubuh yang menjalar masuk justru membuatnya terkejut buat main.

Aroma yang sudah lama tidak menyapa indera penciumannya. Aroma khas yang Hansol sangat kenali siapa pemiliknya.

"Uncle Jae?!" Hansol berseru riang. Gesit melompat dari atas tempat tidurnya lalu menerjang Jaehan begitu saja.

Jaehan yang baru melangkah masuk jelas dibuat sedikit oleng dengan pelukan mendadak itu. Untung saja Jaehan bisa menjaga keseimbangan tubuhnya, kalau tidak, mereka berdua bisa terjatuh di atas keramik dingin yang mahal ini.

Mengeluarkan sedikit tawanya, Jaehan membalas pelukan Hansol. "Secepat itu kamu menyadari kedatanganku?"

Hansol mengangguk heboh, "Tentu saja. Hanya Uncle Jae yang punya aroma tubuh seperti ini."

Sebuah senyum terukir jelas di wajah yang rona nya mulai kembali itu. Tidak bisa Jaehan pungkiri jika dia merindukan Hansol seberat ini.

"I miss you so much, Uncle."

"Me too, sayang."

Dekapan keduanya semakin kuat dan erat. Hansol menenggelamkan wajahnya di perut Jaehan. Memejamkan matanya, mengekspresikan semua kerinduan yang mendalam.

Krukk

Namun, kehangatan keduanya harus terhenti karena sebuah suara asing yang berasal dari perut Hansol menginterupsi.

Dengan sedikit rasa malu, Hansol mengelus-elus perutnya.

"Kamu belum makan?"

Hansol balas dengan anggukan kepala.

"Makan dulu, yuk. Abis itu bantu Uncle. Mau?"

Alis Hansol bertaut, bingung. "Bantu apa?"

"Nanti kamu juga tau. Yuk, kita ke dapur. Kamu harus mengisi perutmu dulu sebelum membantu Uncle."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc..

Bantu apa ya kira-kira..

Votes and feedback will be very valuable for the author~ ✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Votes and feedback will be very valuable for the author~ ✨

Unexpected Love ☑️Where stories live. Discover now