Lima Puluh Lima

247 30 1
                                    

"Setelahnya aku pergi ke tempat kejadian perkara, melihat bagaimana gilanya Yechan menghajar Dong Won setelah pria itu mendorongmu dari atas perahu hingga pria itu tewas di tempat, lalu melihat bagaimana Yechan melompat dari perahu dengan pakaian lengkapnya tanpa keraguan terlihat dari wajahnya. Menghilang beberapa menit di dalam lautan lepas tanpa kembali kepermukaan untuk mengambil stok udara untuk paru-parunya.."

"..aku hampir saja berpikir jika dia kehabisan udara di dalam sana dan mati tenggelam hingga tiba-tiba dia muncul dan membawamu ke daratan. Semuanya dia lakukan sendirian, Kim Jaehan."

Junghoon menceritakan semuanya. Lengkap tanpa ada yang kurang dan tanpa ada yang dilebih-lebihkan. Runtut dari awal hingga akhir, dengan kalimat yang mudah dipahami dan mudah dicerna oleh akal sehat semua orang yang ada di ruangan itu.

"Kondisi Yechan kurang lebih sama sepertimu.. dia kurang makan, kurang tidur, kurang istirahat, menggunakan sisa tenaganya untuk menyerang kediaman keluarga Kang yang ternyata berakhir sia-sia, lalu pergi ke pelabuhan dan harus menghajar Dong Won di tengah dinginnya udara malam, lalu berenang melawan arus laut demi mencari mu. Dia sama sakitnya. Sama tersiksanya denganmu, Jaehan. Tidak ada yang berbeda.."

"Sudahnya malah harus menghadapi mu yang ternyata semudah itu dicuci otaknya. Lebih memilih untuk percaya pada pria asing yang baru kamu temui lima hari dan mengabaikan seorang pria yang sudah kamu kenal selama delapan bulan. Dia tetap tidak menyerah. Walaupun aku tidak ada disini, tapi aku tau semua yang terjadi. Mulai dari Shin Yechan yang tidak memperdulikan kesehatannya, memaksa untuk tetap melakukan pekerjaannya padahal kondisinya belum memadai. Belum lagi rutinitas barunya setiap malam, yaitu menatap pintu kamarmu tanpa berani untuk mengetuk atau meminta izin untuk masuk. Takut-takut jika kehadirannya mengganggu mu dan membuatmu semakin tidak nyaman.."

Ketukan jarum jam terdengar beraturan. Waktu terus berjalan sepanjang Junghoon bercerita. Menjelaskan semuanya yang entahlah berhasil mengetuk hati Jaehan atau tidak. Setidaknya Junghoon sudah mencoba.

Sudah Junghoon beritahu sebelum dirinya bercerita jika Jaehan harus mengesampingkan ego dan gengsinya. Biarkan hatinya yang memilih kali ini. Jangan sampai ada penyesalan yang mendalam. Karena sesungguhnya, penyesalan selalu datang di akhir.

"Sepupuku itu memang tidak punya hati. Tapi sekalinya dia menemukan orang yang pantas untuk mendapatkan hatinya. Dia akan menyerahkannya dengan tangan terbuka. Dia akan memperlakukan orang itu dengan segala kehormatan yang dia punya. Lihat saja para pekerja yang ada disini, mereka dapat bekerja dengan sejahtera, karena Yechan memberikan hatinya pada mereka. Memperlakukan mereka layaknya seorang manusia biasa, bukan hewan ternak yang diperah sesukanya.."

"Ahh.. aku jadi terharu begini. Bercerita seperti ini tidak bagus ternyata. Cukup menguras tenaga dan perasaan. Aku harus meminta waktu tambahan untuk Hangyeom nanti pada Hansol." Junghoon mengusap kedua matanya. Tidak ada air yang mengalir disana, hanya sekedar bias air tipis yang cukup mengganggu penglihatannya.

Membicarakan Yechan memang bisa meremas hatinya. Sepupunya itu benar-benar hidup susah payah tanpa kehadiran orang tua disisinya. Mungkin dia memang terlihat baik-baik saja dari luar, dengan wajah datar dan mata yang tidak pernah menitikkan air mata sedikitpun.

Tapi Junghoon yakin, Yechan pasti menyimpan kesedihan yang mendalam. Dia kesepian. Dia membutuhkan kehadiran orang lain yang bisa mewarnai hidupnya yang kelabu.

Dan Junghoon baru melihatnya bahagia sejak Jaehan datang ke kehidupannya. Sejujurnya, tanpa tawaran dari Hansol pun Junghoon ingin membantu sepupunya itu. Hanya karena harga diri dan gengsinya yang cukup tinggi, Junghoon jadi bersembunyi dibalik negosiasi itu.

Jaehan terdiam di tempatnya. Menunduk dalam, menatap kedua kakinya yang sedang duduk bersila. Tidak ada respon berarti, tidak ada komentar untuk penjelasan panjang lebar Junghoon barusan.

"Aku hanya bisa membantu sampai sini. Sisanya ada pada dirimu. Semua keputusan ada di tanganmu, Kim Jaehan. Jangan sampai salah memilih atau kamu akan menyesalinya seumur hidupmu."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc..

:(((

Ikutan galau ih

Votes and feedback will be very valuable for the author~ ✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Votes and feedback will be very valuable for the author~ ✨

Unexpected Love ☑️Where stories live. Discover now