(40)

1.1K 64 10
                                    

2 bulan berlalu dan 2 bulan kepergian gadis yang selama ini ia tindas,entah perasaan apa yang terus membuat perasaan nya berat seperti sekarang,sama sekali tidak mengerti yg pasti hati nya sakit dan nyeri dalam waktu 2 bulan,ia terus berteriak kesakitan tapi tak mampu menghilang kan rasa berat di dada nya.

Sean putra Kusuma anak kedua dari Indra Kusuma,kakak angkat occa 2 bulan ini dia hanya bisa merenung seakan tak punya semangat hidup,seiring berjalan nya waktu Sean tak henti meratapi kesalahan nya,sangat berbeda dengan sendi sang kakak apa karna dia tidak ikut handle menyakiti occa,atau ia terlewat mengabaikan hingga rasa bersalah nya tidak terlalu besar seperti Sean.

Wanita paruh baya masuk ke kamar pemuda itu,di sana nampak anak lelaki nya murung dan suram dengan kantung mata yang menghitam.

Sudah 2 bulan anak kedua nya seperti itu ia tidak tau apa yg terjadi,sejak pulang sekolah dalam baju seragam penuh tanah,sejak itu pula pemuda itu menjadi pendiam tentu saja banyak pertanyaan di benak nya melihat keadaan cowok itu.

"Sean kamu kenapa nak?? Sudah lama loh kamu kayak gini? Apa ada yg membully mu di sekolah?" Tanya nya lembut.

Ia menepis jika ada yg membully,jika ada mana mungkin dia tidak tau sedang kan anak pertama nya juga sekolah di tempat yg sama.

Tapi apa yg membuat anak nya ini murung,begitu juga putra sulung nya dalam keadaan sama,namun tidak separah Sean.

"Ayo bilang sama mama, kenapa??" Ucapnya berusaha membujuk.

Sean menoleh menatap sang mama dalam,ini pertama kali nya ucapan mama nya di respon dalam 2 bulan ini biasa nya tidak pernah.

"Ma"

"Iya nak?"

"Sean udah berdosa!" Ujar nya tercekat tidak lama tangis pemuda itu pecah.

"Ada apa? Kenapa?.... Kenapa Sean ngomong gitu?" Wanita itu tampak panik melihat tangisan anak kedua nya yg seakan kesakitan.

"Disini sakit ma,, sesak,,, jantung Sean seakan di tusuk,,, se-sean gak tau harus apa? Sean sakit ma" racau nya menangis.

"Dimana sakit nya nak?? Ngomong sama mama? Kita ke RS ya? Kita obati? Mama panggil papa dulu"

Saat wanita itu ingin bangkit dari duduk nya Sean menarik tangan sang mama,mata coklat jernih Sean kini menatap kesakitan pada mama nya seraya berderai air mata.

"Enggak ma,,, ini gak bisa di obati lagi hiks"

"Maksud kamu apa?? Gak mungkin gak bisa di obati, ayo kita ke RS ya sayang!!" Ajak nya lagi.

Sean menggeleng kuat karna bagi nya percuma,ini bukan sakit fisik tapi mental nya yg sakit hati nurani nya yang terluka.

"Occa ma,,,, hiks,, occa"

Dahi wanita itu mengernyit bingung mendengar satu nama di sebut Sean,perasaan nya sedikit tidak enak saat nama itu terlintas di benak nya.

"Occa??? Kenapa dengan occa?? Dia nyakitin kamu atau apa?? Ada apa dgn occa??" Cecar nya cemas.

"Occa udah pergi hiks.."

Wanita itu tersenyum tipis mendengar nya,ia pikir anak nya menyesal karna Sean tidak memperhatikan occa,bahkan menjahatinya.

"Iya,,, mama tahu, tapi kan kita masih bisa ketemu occa? Mama juga tahu nomor telpon pak Farrel,nanti kita ke tempat occa ya minta maaf?" Ucap nya lembut ia mengelus bahu sang anak lembut.

Sekali lagi pemuda itu menggeleng sambil menjambak rambut hitam nya,ia frustasi saat ini rasa bersalah terus menghantui nya.

"Enggak,,, gak bisa ma, udah gak bisa" racau Sean menangis,mama nya semakin bingung melihat tingkah Sean.

Aku Antagonis.???Where stories live. Discover now