Satu

34.1K 2.8K 92
                                    


Buat Perkenalan sama kalian, aku kasih satu part lagi yaaaa

Happy reading ....

Setelah dilantik menjadi Ketua Umum Partai Nusantara Jaya, Harun Dierja Aminoto bergerak cepat untuk menghentikan kekacauan. Ia mencopot semua kader-kader bermasalah dari jabatannya. Prosesnya jelas berlangsut alot. Sebab orang-orang yang ia berhentikan itu, kebanyakan adalah sahabat-sahabat ayahnya yang merintis Nusantara Jaya bersama-sama sejak lama. Namun, ia sedang tidak peduli pada rengekkan mereka. Kinerja mereka seburuk sikap di belakang publik.

Ayahnya memang masih hidup. Namun, ia sudah diberikan warisan. Sayangnya, bukan limpahan materi, tetapi sebuah partai yang memiliki kader-kader serakah yang hanya mementingkan keuntungan diri sendiri. Jadi, demi membenahi citra partai yang terlampau rusak parah, Harun harus melakukan banyak perubahan. Ia mengajak banyak selebriti muda, pemuka-pemuka agama yang dikenal masyarakat serta para penggiat sosial media untuk menjadi kader baru Nusantara Jaya.

Masalah lain tentu saja muncul.

Saat ini, kas partai masih dibekukan pemerintah. Membuat Harun harus merogoh dana pribadinya untuk membiayai partai. Namun, Harun tak sendiri dalam mengucurkan dana. Ia mengajak serta para pengusaha yang kebanyakan adalah teman-temannya untuk menjadi sponsor era baru Nusantara Jaya. Walau berkecimpung dalam dunia politik, Harun masih memiliki beberapa bisnis yang sekarang ini ia limpahkan pada tenaga professional. Tidak pada adik-adiknya, sebab bisnis yang ia rintis bukanlah bisnis keluarga. Bisnis itu miliknya, dan selama ini ia tidak mempercayai seorang pun selain tenaga-tenaga professional yang dipilih langsung olehnya.

"Kerja bareng pak Harun itu lebih capek. Orangnya terlalu pemilih."

"Pak Harun itu, sama saudaranya sendiri aja nggak cocok. Apalagi sama orang lain."

"Orangnya terlalu perfeksionis, salah dikit langsung dipanggil keruangannya. Serem."

Harun selalu mengabaikan komentar orang-orang untuknya.

Baginya, tak masalah. Mereka boleh menilai dirinya sesuka hati mereka.

Dan malam ini, akan digelar Rapat Kerja Nasional I dalam periode kepemimpinannya. RAKERNAS itu sendiri dilakukan di ballroom sebuah hotel. Dengan undangan 500 orang kader dari perwakilan setiap daerah, Harun ingin pimpinan tiap-tiap wilayah dapat menyampaikan pada anggotanya, masalah apa yang akan dibahas dalam rapat kali ini.

Salah satu dan yang paling utama tentu saja adalah untuk menentukan anggota-anggota kepengurusan partai. Harun membutuhkan sekjen, serta wakil ketua umum. Partai perlu memiliki struktur yang jelas. Makanya, malam ini agenda rapat sangat padat. Mereka akan memilih wakil ketua umum, sekretaris, bendahara, dan banyak posisi kosong yang ditinggalkan para kader bermasalah.

"Ada pergerakkan dari orang-orang Rangkuti Malik?" di dalam mobilnya yang melaju membelah kemacetan, pertanyaan Harun mengalun. Ia paling tidak suka berkendara dengan suara musik menyala. Sebab biasanya, ia menghabiskan waktu perjalanannya dengan mengevaluasi banyak hal terkait pekerjaan. "Dia masih memiliki beberapa orang yang sangat royal kepadanya. Jangan sampai lengah," ia beri peringatan.

"Baik, Pak," Rafael Wiryawan selaku ajudan, langsung mengangguk paham. Earpiece hitam yang menempel di telinganya ditekan sekilas. Ia tengah mendengar laporan lain dari kepala keamanan yang berada di hotel. "Tapi menurut pantauan, tidak ada yang mencurigakan dari aktivitas Rangkuti di dalam penjara, Pak. Yang mengunjunginya pun berkurang."

"Apalagi, setelah Bapak dilantik sebagai ketua umum, banyak anggota partai membatasi ruang keterlibatan mereka dengan Rangkuti Malik, Pak," selanjutnya penjabaran tersebut dilakukan oleh Putra Fernandi, selaku asisten pribadi. "Tapi, anak-anak Rangkuti Malik, masih perlu kita waspadai, Pak," imbuhnya kembali. "Isu mengenai pengunduran diri anak sulung Rangkuti Malik, semakin santer terdengar. Dari isu yang beredar, Tirta Malik akan bergabung dengan partai DSI. Sepertinya, ketua umum DSI ingin memanfaatkan Tirta Malik demi menyalip Nusantara Jaya, Pak."

Nyala RahasiaWhere stories live. Discover now