Chapter 13

22.3K 2.2K 21
                                    

Chapter 13 : Today it's my day

Selama satu tahun pertama hidup sebagai Nona Muda Morgan, semuanya terasa menyenangkan. Karena aku hanya bermain-main setiap harinya.

Namun, ketika usiaku genap menginjak sepuluh tahun, beberapa guru didatangkan ke kediaman keluarga Morgan untuk mendidikku.

Pada generasiku, hanya aku satu-satunya keturunan yang ada. Karena itu, aku secara otomatis akan menjadi penerus kepemimpinan atas Grand Duchy of Morgan di masa depan.

Tidak ada yang memaksaku. Bahkan jika aku menolak, cetusan mengenai statusku sebagai penerus akan dicabut. Aku bisa bermain-main sesukaku seumur hidup tanpa memiliki tuntutan dan beban.

Namun, aku harus hidup bertanggung jawab.

Aku harus bertanggung jawab atas kewajibanku sebagai penerus keluarga Morgan karena setengah darah yang mengalir dalam tubuhku adalah darah atas nama Morgan.

Jadi, secara suka rela—bahkan bersemangat—aku mengemban pendidikan dan melakukan banyak kegiatan.

Aku belajar ilmu ekonomi, politik, juga sejarah kekaisaran.

Aku juga belajar ilmu bela diri, berpedang, dan memanah.

Kelas ilmu militer terkadang juga dilaksanakan—hanya beberapa kali.

Di luar ilmu pendidikan formal, aku juga mendapat kelas mengenai silsilah keluarga serta aturan-aturan tak tertulis mengenai status seorang Morgan.

Kepada siapa aku harus tersenyum dan menyapa, kepada siapa aku perlu bertingkah sopan, dan kepada siapa aku boleh mengangkat dagu dan menatap angkuh—dibandingkan orang yang harus kuhormati, jumlah yang boleh kuacuhkan jauh lebih banyak.

Kapan aku perlu bersikap dingin, kapan aku bisa bersikap hangat bahkan tertawa.

Aku mempelajari semuanya hingga akhirnya terbiasa. Sama sekali tidak sulit, justru cukup mudah.

Darah seorang Gerald Stanley Morgan mengalir deras dalam tubuhku, sehingga kurang dari satu tahun belajar, gestur tubuhku seluruhnya menjadi persis seperti Grand Duke of Morgan itu.

Selain itu, aku pun melakukan sebuah tradisi turun-menurun khusus untuk calon pewaris.

Meminum racun.

Setiap seminggu sekali aku harus meminum racun yang berbeda agar sistem imunitasku meningkat dan tubuhku memiliki kekebalan terhadap racun.

Tujuannya adalah untuk menghindari salah satu bentuk ancaman pembunuhan yang bisa datang kapan saja, dari siapa saja.

Aku tidak khawatir. Aku tidak akan mati. Karena ahli peracik obat dan dokter selalu mendampingiku dan mengawasi tiap kali tradisi meminum racun dilakukan.

Dosisnya pun sudah diukur dengan takaran sesuai agar tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan.

Bersamaan dengan kekebalan tubuhku yang terus meningkat, jenis racun yang harus kuminum juga bertambah setahap demi setahap level mematikannya.

Aku harus terus melakukan rutinitas itu sampai aku kebal terhadap semua jenis racun.

Butuh waktu yang panjang karena ada banyak jenis racun yang harus kuminum setiap satu minggu sekali.

Aku terus mengulangi rutinitas itu—belajar dan meminum racun—selama bertahun-tahun. Hingga tanpa terasa kini aku sudah menginjak usia tujuh belas.

***

"Astaga! Nona Muda, anda cantik sekali! Anda gadis tercantik yang pernah saya lihat seumur hidup saya!"

Pelayan yang baru saja selesai menata rambutku memekik karena hasil karya tangannya sendiri.

Young Lady, Helene Morgan [END]Where stories live. Discover now