Extra Chapter - 01

6.8K 526 13
                                    

Sudah lebih dari satu setengah tahun aku menetap di vila pribadi milik keluarga Morgan di wilayah selatan kekaisaran.

Dalam kurun waktu tersebut, aku sama sekali tidak pernah kembali ke Grand Duchy karena Ayah memintaku untuk mengisolasikan diri sementara di sini agar dapat fokus menjalani pengobatan.

Namun, sebenarnya bukan itu tujuannya.

Aku tahu jika tujuan utama Ayah hanya ingin aku jauh dari Kaisar dan Permaisuri karena mereka terus-menerus menekanku agar mau menikah dengan Putra Mahkota Wilhelm.

Sejujurnya aku tidak terlalu keberatan atas keputusan Ayah. Sebab aku pun merasa tidak nyaman dengan tekanan yang diberikan oleh keluarga kekaisaran terhadapku secara terus-menerus.

Aku tidak mau menikahi putra satu-satunya mereka, Wilhelm Van Doren. Aku tidak menginginkan mahkota dan singgasana, juga tidak memiliki ambisi untuk menjadi ratu.

Aku hanya ingin bebas menjadi diriku sendiri. Sebagai satu-satunya penerus Grand Duke of Morgan.

Karena itu, ketika Ayah membawaku pergi jauh dari ibu kota kekaisaran, aku merasa senang karena ini akan terasa seperti liburan.

... Tadinya aku berpikir akan seperti itu.

Namun, setelah Ayah pulang ke Grand Duchy sendirian dan meninggalkanku sehabis menetap di vila selama dua bulan, akhirnya aku menyadari jika rupanya harapanku terlalu besar.

Ayah memang sudah pergi, tetapi perintah-perintah dan larangannya tetap tertinggal.

Aku baru menyadari jika niat Ayah untuk mengisolasiku ternyata benar-benar membuatku terisolasi. Bukan hanya dari orang-orang ibu kota, tetapi dari semua orang di dunia luar.

Aku dilarang pergi keluar dengan dalih bahwa nanti alibi tentang kepergianku ke sini yang bertujuan untuk menjalani proses pengobatan terbantahkan ketika ada orang yang justru melihatku jalan-jalan di luar bukannya mendekam dan beristirahat di dalam vila.

Sebenarnya aku diperbolehkan keluar vila jika hanya sesekali. Namun, prosedurnya susaaaaah sekali. Karena aku harus menyamar.

Aku harus menggunakan rambut palsu, memakai riasan tebal untuk mengubah wajahku, mengenakan gaun eksentrik yang tidak biasa kupakai, tetapi nanti aku harus memakai jubah dengan tudung lagi untuk menutupi semuanya.

Untuk apa aku bersiap-siap selama hampir dua jam jika seluruh usahaku untuk menyamar ditutup oleh jubah bertudung pada akhirnya?

Belum lagi, aku hanya boleh berada di luar paling lama satu jam.

Cih, yang benar saja?

Karena hal itu, aku dengan kesadaran penuh berinisiatif untuk tetap berdiam diri saja di dalam vila.

Dan berakhir kebosanan.

Tidak banyak hal yang bisa aku lakukan di vila. Pengobatanku sudah selesai sejak lama. Semua buku bacaan yang kubawa sudah habis. Kelas suksesi penerus pun sudah berakhir sejak tiga bulan lalu—ketika memutuskan untuk pergi ke vila, Ayah juga membawa guruku agar aku tetap belajar.

Apalagi yang bisa kulakukan? Melakukan aktivitas seru tidak bisa. Teman pun juga tidak ada.

"Helene, aku datang!"

Young Lady, Helene Morgan [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora