26. Emang nembak nya beneran?

634 27 0
                                    

Anara dan widuri sampai di rumah pukul 10 pagi, ia langsung di sambut oleh nenek dan kakek nya. Kedai nya pun sudah buka, kedua orang tua itu yg mengurus kedai selama widuri sibuk mengurus anara.

"Opa jadi khawatir ninggalin cucu opa. Bagaimana nanti kalau opa sudah kembali ke malang" ucap opa nya

"Anara baik baik aja opa. Opa juga di sana pasti banyak yg harus opa urus kan.. Apalagi opa harus menjalani pengobatan di sana. Kata dokter Nara udah baik baik aja. Opa jangan khawatir" ucap nara menenangkan.

"Jaga diri di sini ya nak. Besok Halmeoni dan opa akan kembali ke malang" ucap nenek nya

"Iya.. Opa sama Halmeoni baik baik ya di sana" Nara langsung memeluk ke dua nya "nara pasti bakal kangen kalian"

Betapa beruntung nya ia memiliki opa dan oma yg baik, ibu yg lembut dan pekerja keras meski masih memiliki orang tua yg bisa saja mencukupi nya. Saat dulu almarhum mama nya anak tunggal dan orang tua nya sudah meninggal, begitu pun dengan brama yg seorang anak tunggal dan orang tua nya pun sudah meninggal, kedua nya menjadi ahli waris atas harta orang tua masing masing. Kemudian menggabungkan kedua harta itu dan membangun usaha bersama, oleh sebab itu Narina meminta Naraya untuk mempertahankan hak nya, karena itu hak mutlak milik naraya. Terlebih yayasan Bimantara yg murni narina yg mendirikan nya dengan menggunakan nama belakang suami nya.

Tak berapa lama widuri datang ke lantai dua bersama wanita paru baya. Anara tau itu siapa. Tante Kessi Suci atau tante suci ibu dari leon, rumah mereka memang masih berada di komplek yg sama hanya berbeda gang saja, rumah anara berada di pinggiran jalan umum bejejer dengan ruko ruko, sedangkan rumah leon masuk ke dalam komplek. Ibu dari leon pun termasuk teman dekat dari widuri sejak ia tinggal di sini.

"Nak. Tante suci jenguk kamu nih" ucap widuri

"Selamat siang tante..." Sapa Nara.

"Bagaimana keadaan kamu? Sudah baikan?" Tanya suci langsung mengelus rambut anara, kemudian menyalami kakek dan nenek anara.

"Sudah tante. Terima kasih sudah mau repot repot jenguk nara"

"Tidak repot kok. Oh ya.. Tante habis dari mall kemarin dan tante belikan kamu ini, Pasti sangat cocok buat kamu.." Suci menyerahkan paper bag pada Nara.

"Apa ini tante?" Tanya Nara sambil melihat isi paper bag nya.

"Dress sayang.. Tante sangat ingin beli itu tapi kan tante gak punya anak perempuan, jadi itu untuk kamu siapa tau kamu beneran jadi anak tante nanti nya" ucap suci.

Nara yg mengerti arti ucapan suci hanya bisa tersenyum "Terima kasih tante. Dress nya bagus banget" ucap Nara sambil merentangkan dress nya yg berwarna baby blue itu.

"Syukur lah kalau suka. Tante seneng deh! Kalau nanti kamu sudah sembuh kita masak masak lagi ya di rumah tante. Tante rindu loh" ucap suci

"I_ iya tante" ucap Nara kikuk 'eh eh buset mana bisa gue masak' batin berteriak, hal yg paling tidak bisa Nara lakukan adalah memasak dan tentu nya ujian sekolah juga, sangat berbanding terbalik memang dengan anara yg piala prestasi nya berjejer. Naraya juga punya piala namun hanya untuk seni bela diri saja.

"Cucu ku sudah punya calon mertua ternyata" ucap Halmeoni

"Iya tante. Do'akan ya Nara berjodoh dengan leon" ucap suci

Batin Nara berteriak 'Tidak! Roma!!'

"Suci aku tinggal ya.. Kedai ku sedang ramai" pamit widuri.

"Iya widu.."

"Oma sama opa juga mau istirahat dulu. Nak suci anggap saja seperti rumah sendiri ya" kata opa.

"Iya om"

Transmigrasi Badgirl (Pembalasan Dendam) Where stories live. Discover now