4. Di hukum

1.3K 50 1
                                    

Dan di sini lah anara berada, di tengah lapangan degan tangan hormat ke arah bendera. Di bawah cuaca yang cerah, keringat sudah mengucur di pelipis nya padahal baru sepuluh menit ia di hukum. Untung lah ia terbiasa dengan hukuman, saat menjadi Naraya ia adalah siswa langganan di hukum. Dan yang menghukum nya tentu saja ibu tiri jahanam nya itu, mengingat sosok itu anara jadi penasaran ingin melihat bagaimana bahagia nya mereka saat Naraya pergi, atau tubuh Naraya di isi orang lain. Itu pikir nya.

"Gue harus pastiin, tapi gimana cara nya gue kan balik sekolah dijemput" gumam nya, tiba tiba terlintas sebuah ide di pikiran nya.

"Ck. Otak gue emang cerdas!" Puji nya pada diri sendiri

"Stress" sahut seseorang yang berdiri membuat nya sontak terkejut.

"Lo ngatain gue stres?" Pelotot Nara.

"Iya" jawab cowok itu enteng "kan ngomong sendiri" lanjut nya.

Nara mengangguk angguk kan kepala nya "Bener! Gue emang stres" ucap Nara sambil terkekeh, membuat cowok itu mendelik heran.

"Lo di hukum?" Tanya cowok itu.

Nara mengedikan bahu nya kemudian menjawab "enggak! Gue lagi gabut aja gak ada kerjaan. Mending gue hormat ke bendera sebagai bukti tanda cinta gue ke tanah air" ucap nya.

"Belajar dengan giat juga bukti tanda cinta tanah air, bukan malah hormat bendera di jam pelajaran" sahut lelaki itu.

"Ck! Udah tau gue di hukum pake nanya" cibir Nara.

Lelaki itu tersenyum tipis, kemudian berpindah tempat berdiri ke samping kanan anara, untuk menutupi tubuh kecil itu agar gak kepanasan.

"Lo dihukum karena apa?" Tanya anara

"Telat" sahut cowok itu.

"Oh" jawab anara dengan kepala manggut manggut "lo kenal gue gak?" Tanya Nara.

Lelaki itu kemudian menatap ke arah nya, dengan tatapan datar. "Gak!" Jawab nya "tapi lo mirip seseorang" lanjut nya.

"Mirip siapa? Pasti artis Korea? Iya kan?" Tanya anara dengan mata berbinar.

"Bukan!" jawab lelaki itu

"Terus? Mirip siapa? Artis Indonesia?" Tanya nya lagi.

"Mirip orang utan!" Jawab lelaki itu dengan entengnya.

"Ck! Kurang ajar gue di katain orang utan" gerutu Nara. "Udah dua kali gue di katain orang utan. Tapi dulu siapa ya yang ngatain gue gitu? Gue lupa" gumam nya sambil berpikir.

"Selain mirip orang utan lu juga mirip orang setres. Ngomong sendiri" sahut lelaki itu.

"Shit!" Rasa nya ia ingin memukul kepala lelaki itu , tapi ia tahan karena ada guru piket yg mengawasi mereka.

...

Jam istirahat tiba, hukuman anara pun berakhir. Ia bergegas pergi tujuannya bukan kelas , bukan kantin. Ia pergi ke belakang halaman sekolah.

"Ck! Tinggi banget deh ini tembok!" Gerutunya melihat tembok pembatas sekolah itu.

"Mau kemana?" Tanya seseorang.

Anara menoleh dan melihat beberapa cowok cowok tampan dihadapan nya. "e_buset cakep cakep amat ni para laki" gumam nya terpana.

"Mau kemana?" Tanya cowok yang tadi dihukum bersama dengan nya itu.

"Kalian mau kabur ya?" Tanya anara.

"Enggak kita mau nongkrong di warung belakang sekolah" jawab cowok lain.

Transmigrasi Badgirl (Pembalasan Dendam) Where stories live. Discover now