23. Anara sakit

654 28 0
                                    

Desi pulang hampir pukul 7 pagi dalam keadaan pucat dan kaki yg terpincang pincang, baju nya lusuh, serta rambut nya acak acakan. Ia baru mendapatkan taxi saat hampir jam 6 pagi. Tidak ada yg menolong nya, bahkan beberapa mobil dan motor yg pagi itu melewati nya begitu saja, saat ia berteriak minta tolong karena di kira orang gila.

"Pa... Pa! Aku minta uang buat bayar taxi" teriak nya saat sudah masuk ke dalam rumah megah itu.

"Arrggghhhh orang gilaa!!" Teriak kristal saat melihat desi, ia baru saja ingin berangkat sekolah.

"Anak kurang ajar! Ngatain orang tua orang gila" omel desi "bayarin taxi mama" titah nya.

"Ya ampun... Mama habis kena angin topan di mana? Hahahaha kaya gembel penampilan nya" tawa kristal pecah.

"Kristaaalll!!!!" Kristal langsung diam.

"Iya Kristal bayarin. Kristal langsung berangkat ya" ujar Kristal.

"Papa mana?" Tanya desi.

"Udah berangkat pagi pagi banget" ujar Kristal sambil berjalan keluar rumah.

"Argh sialan. Gara gara begal itu" geram desi.

.

.

.

SMA Bimantara pukul 09:00 pagi

Nara sudah berkeringat basah, bahkan seragam olaraga nya sudah kotor dan lusuh. Ia baru usai praktik olaraga basket.

"Gue butuh air" Nara langsung minggir dari lapangan kemudian mengambil minuman yg sudah ia bawa.

"Hufft... Susah ya punya badan pendek pengen nyetak poin aja berasa lagi berjuang ngelawan rampok"

"Eh_" Nara terkesiap saat ada yg meraih rambut yg ia gerai. Ia menoleh melihat si pelaku yg ternyata adalah cakra.

"Udah tau panas, gerah, harus nya di iket" cakra meraih rambut anara dan mengikat nya menjadi satu. "Tuh leher lo keringet semua" ucap nya.

"Lo ngapain di sini cicak? Lo ngintipin kelas gue olahraga?" Ujar anara

"Gue juga ada pelajaran olahraga abis kelas lo" ucap nya "nih liat! Gue udah pake baju olahraga" tunjuk cakra

Nara memegang ikat rambut yg sudah terikat di rambut nya "lo bawah iket rambut cewek?" Tanya Nara.

"Iya. Itu punya adek gue gak sengaja ke bawah. Udah buat lo aja" bohong cakra.

Nyata nya, saat ia semalam ke mall menemani ibu dan adik perempuan nya belanja ia tak sengaja melihat ikat rambut bunga berwarna merah mudah, seketika ia mengingat anara dan membeli nya.

"Gue sebenarnya nya punya iket rambut" Nara menunjukkan kereta gelang pada cakra

"Itu karet" ucap cakra

"Tapi bisa di jadiin iket rambut kan?" Kata Nara.

"Terus kenapa gak lo iket?" Tanya cakra.

"Sengaja aja sih. Kalo di iket nanti pipi gue keliatan gembul banget" ujar Nara.

Cakra tersenyum tipis "sadar juga ternyata kalo lo gembul pipi nya" ledek cakra sambil menjawil pipi anara.

"Ish ngeselin" dengus nara.

"Lo cakep kok mau gimana juga" puji cakra

"Iya lo bener. Gue aja heran kapan ya gue jelek nya, eh_ jangan deh... Gue seneng selalu cantik" jawab Nara.

Seketika cakra memandang gadis itu "kumat" ucap nya

"Nara..." Panggil dev dari arah lapangan.

Nara berdiri "Gue ke sana ya" ucap Nara kemudian melangkah pergi sambil memegangi kepala nya yang terasa nyut nyutan.

Transmigrasi Badgirl (Pembalasan Dendam) Where stories live. Discover now