24. Detik terakhir Narina

641 28 0
                                    

Sore hari di rumah sakit pelita,

Anara keluar dari ruang rawat nya karena merasa bosan, apalagi ia hanya sendirian. Cakra, Denis, dan Gerald sudah pulang, ibu nya pun pulang beberapa menit lalu karena ada keperluan. Tak lupa ia berjalan sambil mendorong tiang infus nya.

Oh ya, mengenai sakit nya anara. Dokter mengatakan tidak ada yg harus di khawatir kan, sakit kepala anara merupakan efek benturan yg keras. Apalagi sebelum anara koma, sempat dilakukan tindakan oprasi luka sobek di bagian kepala gadis itu. Hanya saja, gadis itu belum boleh terkena panas terlalu lama, dan juga kelelahan fisik itu akan memicu sakit pada bagian kepala nya kambuh. Dokter menyarankan anara untuk rawat inap sampai besok pagi.

Anara di rawat di ruang VIP, secara gratis sebab rumah sakit itu milik keluarga Denis, dan Gerald yg memutuskan untuk membebaskan biaya rumah sakit khusus untuk anara.

Widuri sudah bertemu dengan Gerald dan Denis, mereka berkenalan. Gerald mengenalkan diri nya sebagai kakak dari Denis dan memberitahu kan jika ia membebaskan biaya rumah sakit anara, awalnya widuri menolak namun atas bujukan Denis dan Gerald akhir nya ia menerima bantuan itu.

Anara berniat turun menggunakan lift namun ia mendengar suara yg sangat ia kenal dari salah satu ruang rawat VIP yg ia lewati "mas kupasin jeruk nya" suara manja seorang perempuan itu menghentikan langkah anara, ia menoleh ke arah ruang rawat VIP yg ia lewati.

"Iya sayang" sahut sangat lelaki

"Kaki ku tuh masih sakit tau mas! Aku juga gak ikhlas mobil ku di rampok, HP ku juga, tas ku juga. Pokonya beliin lagi yg lebih bagus" rajuk perempuan itu.

Anara memberanikan diri membuka sedikit pintu ruang rawat itu. Ia memejamkan mata membuka pintu secara perlahan.

Ceklek.

Kedua orang di dalam tidak menyadari kehadirannya karena sibuk dengan pembicaraan mereka. Ia mengintip dari celah pintu itu, ada desi sedang terbarin di temani papa nya dengan setia menyuapi buah ke mulut desi gg terus menerus meminta untuk di belikan mobil baru, tas branded, dan HP baru.

Desi di larikan ke rumah sakit di hari yg sama dengan anara, karena tubuh nya drop dan juga kaki terkilir dan luka luka.

Anara tersenyum miris melihat itu, air mata nya luruh. Ia berbalik menuju kamar nya dengan perlahan kaki nya terasa lemah untuk melangkah, dada nya terasa sesak. Ia berjalan sambil memegangi dada nya yg teras sesak.

Ia teringat kala mama nya sekarat dan selalu menayangkan kehadiran sang suami.

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙣

"𝘚𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘮𝘪𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘮𝘶 𝘨𝘢𝘬 𝘫𝘦𝘯𝘨𝘶𝘬 𝘮𝘢𝘮𝘢, 𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘨𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘯𝘨𝘦𝘯 𝘮𝘢𝘮𝘢 𝘺𝘢 𝘯𝘢𝘬?" 𝘛𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘯𝘢𝘳𝘪𝘯𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩.

"𝘕𝘢𝘳𝘢 𝘨𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘶 𝘮𝘢. 𝘕𝘢𝘳𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘬𝘢𝘯𝘨𝘦𝘯 𝘱𝘢𝘱𝘢" 𝘕𝘢𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘵𝘪𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘪𝘳 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘯𝘺𝘢, 𝘪𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘱 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵𝘪 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘪𝘣𝘶 𝘯𝘺𝘢. 𝘉𝘪 𝘔𝘢𝘳𝘯𝘪 𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘯𝘺𝘢.

"𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨.. 𝘔𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘫𝘦𝘯𝘨𝘶𝘬 𝘬𝘪𝘵𝘢. 𝘗𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘪𝘣𝘶𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘪?" 𝘜𝘤𝘢𝘱 𝘯𝘢𝘳𝘪𝘯𝘢

Transmigrasi Badgirl (Pembalasan Dendam) Where stories live. Discover now