Bab 11

16.4K 1.2K 20
                                    

Pada pukul 3 pagi Adi sudah bangun dari tidurnya setelah melaksanakan shalat, ia kini sedang sibuk membuat masakan yang kemarin ia janjikan kepada sang istri, yaps menu untuk bisnis barunya, ayam goreng.

Adi memang sengaja untuk bangun pagi dengan hati hati takut membangunkan sang istri, pasalnya saat malam hari Meira tidak bisa tidur nyenyak karna kandungannya yang sudah besar membuat Meira susah tidur membuat Adi pun terbangun, dan syukur nya setelah Adi mengelus perut besar Meira entah kenapa istri nya tersebut langsung tertidur lelap.

Adi dengan lihai memotong ayam yang sudah di belinya kemarin, ia lalu memarinasi ayam tersebut dengan bumbu dan rempah rempah. Setelahnya ia menyiapkan adonan tepung untuk membaluri ayam yang sudah di marinasi.

Adi menunggu ayam yang sudah di marinasi sekitar 30 menit, Adi agak menyesalkan Karna seharusnya ayam tersebut di marinasi selama 24 jam agar bumbunya lebih meresap tetapi kemarin Adi sangat lelah hingga tidak ada tenaga lagi untuk memasak. Setelah Nanda pulang pun Adi langsung tepar di tempat tidur, Alhasil Meira yang membereskan rumah, Adi juga menyesal karna tidak membantu walau Meira sudah bilang tak keberatan.

Sambil menunggu ayam yang di marinasi Adi menyiapkan sambal untuk ayam goreng tersebut, yaps Adi akan membuat ayam geprek untuk menu bisnisnya itu, saat di dunia nya dulu ayam geprek juga yang menjadi favorit para pelanggan nya Karna rasa   sambalnya yang menyatu dengan ayam yang membuat citarasa ayam geprek tersebut menjadi nikmat.

Entah kenapa Adi juga tidak melihat yang berjualan ayam goreng dengan sambal ini, padahal di dunianya dulu hampir setiap daerah memiliki warung dengan ayam geprek tersebut, mungkin di sini ayam geprek belum terlalu populer.

Wangi masakan memenuhi seisi ruangan, bawang dan cabai yang di tumis nenyegakkan indra penciuman Adi, tapi Adi menyukai sensasi ini, bangun pagi untuk memasak, menyiapkan barang dagangan sendiri rasanya sudah lama Adi tidak rasakan.

Awal bisnis nya Adi juga merasakan di fase semuanya ia handle sendiri, dari bahan masakan, memasak,berjualan. Tetapi babanya senantiasa mendampingi nya dan mengarahkan Adi hingga saat di dunianya dulu Adi bisa sukses berkat babanya.

Babanya tidak bisa membuat bisnisnya sendiri menjadi besar tetapi dengan Adi bisnis babanya sukses besar. Bagi babanya tidak terlalu penting untuk menjadi sukses ataupun kaya, asalkan ia bisa memasak babanya akan selalu senang, Adi belajar hal itu dari babanya tetapi Adi sendiri memiliki ambisi untuk membuat masakan babanya di kenal oleh semua orang ia ingin masakan babanya menjadi favorit dan tentu saja menghasilkan uang untuknya.

Banyak yang orang bilang Adi mirip dengan babanya tetapi satu hal yang bisa membedakan keduanya yaitu ambisi. Baba tidak mempunyai ambisi untuk kaya atau sukses, babanya hanya mementingkan keluarga dan memasak, bagi babanya hal tersebut sudah cukup, tetapi Adi memiliki ambisi untuk kaya, oleh karna itu dari masakannya ia mampu menghasilkan uang yang banyak.

Adi ingat babanya pernah berkata seperti ini "Hidup itu hanya sekali di, kalau kau terus saja kejar hal seperti harta maka hidup mu akan terus saja tak cukup. Cobalah kau cari seorang istri, kau akan rasakan bagaimana nikmatnya hidup,rumahmu akan terasa hangat saat ada keluarga yang menanti, keinginan baba bukan ingin kau kaya tapi ingin melihat anakku mempunyai keluarga yang menemani".

Saat itu umur Adi sudah menginjak usia 35 tahun usia yang matang untuk berumah tangga, babanya sedang terbaring di rumah sakit karna sakit jantung yang babanya derita. Pada usia itu bukan keluarga yang Adi cari tapi dunia yang ia cari, kerja kerja sudah jadi rutinitas Adi, hingga akhir hayat keinginan baba untuk melihat Adi berumah tangga tak kunjung terkabul.

Mengingat hal itu membuat Adi menyesal karna tidak dapat memenuhi impian sang baba, hingga saat kematian menjemput pun  keinginan kecil itu tak terpenuhi.

Transmigrasi AdiWhere stories live. Discover now