Bab 3

23.2K 1.5K 4
                                    

Setelah semuanya beres Adi duduk menemani Juna yang fokus menonton kartun kesukaannya yang di tayangkan di televisi,Adi sebenarnya sedang juga fokus memikirkan bagaimana cara agar ia bisa menaikkan perekonomian keluarga baru nya ini. Apalagi hutang yang ditinggalkan pemilik asli lumayan banyak untuk situasi Adi sekarang yang tidak memiliki uang sepeser pun.

Sibuk dengan pikirannya Adi sampai tidak sadar jika Meira sudah duduk di sebelahnya dengan pakaian yang sudah rapih. Meira menepuk pundak Adi pelan menyadarkan Adi dari lamunannya, Adi lalu menoleh ke arah Meira yang sudah tampak cantik dengan gamis coklat yang warnanya sudah tampak memudar, dan kerudung hitam yang sudah menutupi rambut indahnya.

Sebenarnya Adi sudah tau bahwa Meira memakai kerudung dari ingatan Adi Permana, tapi ia masih takjub dengan kecantikan Meira saat memakai kerudung. Ia agak kesal Karna Adi Permana tampaknya sangat beruntung memiliki Meira sebagai istrinya, sudah cantik ,Sholehah pula. Tapi hal itu tidak berlaku lagi Karna Meira sudah menjadi tanggung jawab nya sekarang.

"Mau kemana Ra?" Tanya Adi setelah tersadar dari lamunannya.

"Mau ke tempat makan Bu Sri mas, aku izin pergi dulu ya"

Adi mengernyitkan dahi saat mendengar ucapan Meira "loh bukannya sudah mas bilang untuk keluar ya Ra?"

"Ya gak bisa keluar begitu saja mas, aku juga mau bilang ke Bu Sri dulu, dan ambil gajiku untuk bulan ini. Sekalian mau ke laundry Bu Ina juga mau minta izin untuk tidak masuk lagi"ujar Meira membuat Adi mengangguk angguk mengerti.

"Juna biar sama aku aja Ra, kamu kalo mau pergi pergi aja tidak usah khawatir tentang Juna, atau mau mas antar?"Adi berkata seperti itu sebab berdasarkan ingatan pemilik asli, Meira selalu membawa Juna saat akan kerja, Karna Adi Permana tidak mau repot mengurus Juna saat Meira kerja.

Meira menggeleng cepat lalu tersenyum lembut "gak usah mas deket kok tempatnya, ini bener Juna sama mas aja? Gak apa apa aku tinggal?"tanya Meira memastikan.

"Iya benar kamu gak usah khawatir sama Juna, iya kan bang? Mau ya main sama ayah?"Adi berbalik bertanya kepada Juna yang matanya tertuju ke Televisi yang menampilkan kartun anak anak.

Juna yang namanya di panggil menoleh ke arah sang ayah dan bunda, Juna diam sebentar lalu mengangguk ragu ragu sambil menatap sang ayah. Sebenarnya ia ingin ikut dengan sang Bunda tapi Juna takut merepotkan bundanya.

Walau ayahnya sudah baik sekarang, Juna sudah terbiasa dengan sifat Adi yang dulu yakni keras dan suka marah-marah kepada nya. Jadi Juna sedikit takut jika di tinggal berdua dengan ayahnya saja.

Juna adalah anak yang pendiam dan pemalu mungkin karna lingkungan keluarga yang hancur menyebabkan kepribadian nya menjadi tertutup. Juna sedari kecil sudah di ajari agar menjadi anak yang mandiri dan tidak merepotkan orang lain. Meira sendiri cukup sedih dengan sang anak yang selalu saja menutupi kepribadian nya.

Dulu sebelum kehancuran keluarga kecil mereka, Juna seperti halnya bayi lain, ia ceria dan riang tapi semenjak Adi sering membentak nya Juna menjadi anak yang tertutup dan pemalu, tapi tak jarang juga Juna menitihkan air mata seperti halnya tadi saat melihat ayahnya melupakannya.

Walau terbiasa di bentak, dikasari oleh sang ayah Juna tetaplah anak kecil yang menginginkan kasih sayang dari sang ayah, ia juga ingin bermain berasa sang ayah seperti teman temannya yang lain. Makanya Juna sangat senang bukan main saat tadi ayahnya merengkuh tubuh kecilnya, ia sangat senang saat sang ayah menggendongnya dan mengelus punggung kecilnya.

Wajar saja Juna tidak mengingat sosok Adi yang baik, Karna pada saat itu ia masih berumur sekitar 1 tahunan di mana ingatannya masih belum terlalu jelas. Jadi di ingatan Juna Adi adalah orang yang jahat.

Transmigrasi AdiWhere stories live. Discover now