Bab 9

17.6K 1.2K 8
                                    

Adi melangkah memasuki kontrakan setelah bercakap cakap sebentar dengan ibu ibu di depan. Saat Adi hendak menutup pintu ia tiba tiba di kejutkan oleh pelukan di kakinya dari si kecil Juna.

Adi mengangkat Juna ke gendongan nya, lalu mencium pipi Juna "assalamualaikum Abang, anak ayah yang paling ganteng".

"Wa'alaikumsalam ayah" ucap Juna lalu mengalungkan tangannya di leher sang ayah.

"Hari ini Abang ngapain aja?"

"Hmm Juna tadi siang main sama Budi, terus udah ashar Juna bantuin bunda beres beres rumah, terus apalagi ya..." Juna mengetuk ngetuk jari telunjuk nya ke sudut bibirnya mencoba mengingat kegiatannya.

"Udahnya Abang ngaji sama bunda sayangg"Meira muncul dari arah dapur membuat kedua ayah dan anak tersebut menoleh ke arah Meira.

Melihat istrinya Adi pun mendekat ke arah Meira lalu memeluk Meira dengan Juna yang ada di gendongan nya, ia mencium kening Meira dengan sayang, Meira pun mencium punggung tangan suaminya.

Hati Adi rasanya tentram melihat kedua orang yang paling ia sayangi menyambutnya saat pulang, sungguh Adi amat bersyukur setelah pindah ke dunia ini, ia mulai merasakan hal hal yang dulu tidak ia rasakan bahkan ia anggap sepele. Terbiasa sendiri membuat Adi tidak terlalu memikirkan tempat untuk pulang yang sebenarnya, ketika mendapatkan nya Adi sungguh amat bersyukur Karna di beri kesempatan seperti ini.

"Masyaallah Abang abis ngaji ya sayang? Anak ayah pinter banget sih, makin sayang deh. Abang mau di beliin apa sama ayah? Ayah kasih hadiah untuk Abang deh karna udah mau jadi anak ayah yang baik, udah nurut Ama bunda"Adi mengecup pipi Juna berulang kali hingga Juna terkikik geli di dalam gendongan Adi.

Mata Juna berbinar binar mendengar perkataan Adi yang menjanjikan nya hadiah "beneran ayah?"tanya Juna memastikan, pasalnya pemilik asli tidak pernah memberikan Juna hadiah apalagi memuji Juna, yang ada Juna di marahi.

"Iya abang"balas Adi lalu duduk di karpet dengan Juna yang berada di pangkuan nya, merebahkan badannya  yang terasa capek sehabis berjalan jalan dan berbelanja di pasar.

"Abang pengen mobil mobilan yang ada remote nya yang kayak Budi ayah"Juna berucap dengan antusias.

"Siap, nanti kalo ayah udah ada uang, ayah bakal beliin"Adi meringis malu, ia lupa bahwa ia sedang tidak memiliki uang, tadi ia tak sadar karna merasa senang bersama dengan Juna sehingga ia lupa keadaan nya sekarang.

Juna mengangguk cepat, tak merasa keberatan dengan ucapan Adi, ia mengerti kondisi keuangan orang tuanya oleh karna itu ia tak masalah jika Adi tidak jadi membelikan nya mobil mobilan, ia cukup senang hanya Karna Adi memberinya pujian dan menawarkan nya hadiah.

Adi mengelus kepala Juna, ia sungguh takjub dengan kepribadian Juna yang sama sekali tidak rewel dan dewasa. Adi memuji Meira yang mampu menjadikan Juna sebagai anak yang baik hati di tengah lingkungan keluarga  yang dulunya bisa terbilang toxic.

"Maaf ya bang, Karna ayah belum bisa ngasih Sekarang"ucap Adi tak enak.

Juna tersenyum "gak apa apa ayah, Juna bisa nunggu kok"balas Juna, Adi hanya bisa mengelus kepala Juna sambil berucap syukur di dalam hatinya karna mendapat malaikat kecil seperti Juna.

Tiba tiba Meira menyodorkan segelas air ke hadapan Adi "Diminum dulu mas"ucap Meira mendudukkan dirinya di samping Adi.

"Makasih sayang"Adi tersenyum lalu meneguk dengan nikmat air putih tersebut, menuntaskan dahaganya.

"Sama sama mas"

Meira tersenyum melihat Adi yang sedang minum tersebut, mata Meira tak sengaja melirik ke arah sekumpulan kresek hitam yang ada di samping Adi "kamu belanja mas?"

Transmigrasi AdiWhere stories live. Discover now