Aku membatin gelisah, 'Bagaimana ini?'

Aku tidak punya pilihan selain kabur. Jadi, aku segera bangkit dan hendak beranjak dengan terburu-buru. Namun, pergerakanku terhenti karena pergelangan tanganku digenggam erat.

"T-tunggu ..!"

Gadis kecil enam tahun itu berseru dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Paman, tunggu."

Gadis kecil itu berujar lagi sembari bangun dari posisinya yang semula tengah berbaring.

Aku tidak bergerak. Tubuhku mendadak membeku, begitupun dengan isi kepalaku. Bagaimana caranya untuk kabur?

"... Siapa? Paman siapa?"

Aku membisu sejenak. Bagaimana aku harus menjawab? Tidak mungkin aku mengaku, 'Aku ayahmu, Nak.' padanya secara gamblang kan?

"Bukan siapa-siapa."

Pada akhirnya aku menjawabnya asal.

"Tidurlah kembali," timpalku.

Dia menggeleng dan menjawab, namun aku buru-buru menulikan telinga dan mengabaikannya. Aku melepas genggaman tangannya di pergelangan tanganku kemudian segera bergerak. Aku tidak bisa berada di sini lebih lama. Aku harus segera pergi. Jadi, aku melompat keluar dari jendela.

Hari ini aku kacau.

Kegagalan ini—kegagalan menyembunyikan eksistensiku dari putriku—adalah kegagalan yang paling banyak mempengaruhi jalan hidupku.

***

Sejak malam itu, kehidupanku banyak berubah.

Aku kembali gagal menyelinap diam-diam di malam-malam berikutnya. Putri kecilku cukup cerdik sehingga bisa mengelabuiku. Dan pada akhirnya aku menyerah. Aku tidak lagi datang dengan mengendap-endap.

Itu tidak buruk. Menghabiskan waktu dengan berbincang dengannya justru terasa menyenangkan.

Dan di salah satu momen itu lah akhirnya aku mengetahui jika selama ini putriku dianiaya oleh Katerina. Dia menelantarkan anak yang dilahirkannya sendiri dan menyiksanya.

Aku benar-benar marah saat itu. Jadi kuputuskan untuk menyelidikinya diam-diam.

Wanita jalang itu sama sekali tidak peduli pada darah dagingnya, dan hanya sibuk mencari kesenangannya sendiri.

Dia hampir tidak pernah pulang ke gubuknya. Selama enam hari dalam seminggu, dia berada di rumah bordil, tempatnya bekerja sebagai pelacur—itu pekerjaan yang sangat cocok untuknya. Setiap hari dia hanya sibuk menggoda pria dan menghabisi isi dompet mereka.

Benar-benar seorang wanita jalang sejati.

Menjijikan.

Kebencian dan dendam yang kumiliki untuk wanita jalang itu jadi bertambah setelah mengetahui semua kebenarannya. Namun, tidak ada banyak hal yang bisa kulakukan.

Aku harus berhati-hati setiap kali hendak melangkah. Salah sedikit saja, kursi Grand Duke bisa-bisa menjadi milik Grey.

Jadi aku hanya bisa memendam kebencian dalam diam tanpa bisa sekali pun melampiaskannya.

Sampai akhirnya kesabaranku habis.

Aku tidak peduli dengan bagaimana hari esok, bagaimana nasibku berikutnya.

Putriku, Helene dicambuki dan nyaris mati tenggelam di dalam sumur.

Aku murka.

Jika emosi bisa mengubah wujud seseorang, pasti kini aku berubah menjadi seorang iblis.

Dengan impulsif aku mengutus Lennox untuk menculik Katerina dan merantainya di dalam penjara bawah tanah kediaman Morgan. Beberapa sipir penjara kutugaskan untuk mencambukinya.

Suara jeritan dan cambukan bersahut-sahutan dan menggema di dalam sebuah ruangan gelap nan sempit.

"Kumohon, hentikan! Aargh!"

Aku mengabaikannya. Aku tidak punya belas kasih untuk wanita jalang sepertinya.

***

Aku berjalan menyusuri anak tangga seraya menurunkan tudung dan melepas jubah yang membalut tubuhku.

Aku ingin segera mandi. Tubuhku benar-benar lengket karena ada banyak hal yang kulakukan hari ini. Ditambah lagi, bau menjijikkan dari penjara bawah tanah menempel di pakaianku meski aku hanya sebentar berada di sana.

"Grand Duke Muda!"

Ketika aku selesai menginjak anak tangga terakhir, kepala pelayan berteriak sembari berlari ke arahku dari lorong yang mengarah ke kamar tidur kedua orang tuaku.

"Ada apa?" tanyaku setengah minat.

"T-tuan Muda Grey ... T-tuan Muda Grey mengamuk dan menikam Yang Mulia Grand Duke dan Yang Mulia Grand Duchess!"

Aku melotot kaget. Aku pun segera berlari menuju kamar orang tuaku dengan tergesa-gesa.

'Grey sialan! Tindakan gila apa lagi yang kau perbuat, hah?!'

.

.

~ To be continued ~

Published on 24-11-2023

Young Lady, Helene Morgan [END]Where stories live. Discover now