Part 10 |Teror dan Kejanggalan|

168 8 40
                                    

👑👑👑

Belakangan ini Sokjin merasa sedang dimata-matai oleh sekelompok aliansi gerakan bawah tanah. Hati kecilnya menerka bahwa ada oknum yang tengah mengintai pergerakannya diam-diam tanpa kata. Sokjin yang mencanangkan dirinya sebagai CEO paling sempurna tanpa celah di planet bumi ini tentunya merasa kelimpungan atas semua praduga. Khawatir bila saja tindak tanduk penguntit tersebut akan berdampak buruk terhadap keberlangsungan citra baiknya di depan para pemirsa.

Sokjin tidak dapat membayangkan bila nantinya oknum keparat tersebut berhasil menemukan setitik kekurangannya yang selama ini telah ia selundupkan dari peredaran. Bukan masalah jabatan maupun harta perkara utamanya, melainkan sebuah rahasia besar yang selama ini telah Sokjin rahasiakan dari semua orang, terkecuali sang istri tentunya. Satu di antara kecacatan dari kesempurnaan yang ada ialah, mata Sokjin akan setengah membuka dengan kedua iris yang hampir beradu di tengah atau seringkali disebut dengan mata juling manakala dirinya sudah masuk ke alam mimpi. Bukannya datang tanpa sebab, kenyataan memalukan tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak efek samping yang diperolehnya dari kondisi fisik terlampau penat akibat mengikuti schedule pekerjaan begitu padat.

Sokjin mondar-mandir merasa resah seorang diri. Berburuk sangka apabila para mata-mata telah menaruh perangkap untuknya. Bagaimana jadinya jikalau Sokjin akan tetap kecolongan meskipun ruangan ini sudah diproteksi dengan pengamanan super ketat?

Bisa saja saat ini terdapat beberapa unit pelacak yang mampu menyambungkan privasi Sokjin dengan dunia luar untuk mengetahui seluk beluk kesehariannya. Setelahnya, dalam sekali kedipan mata akan muncul berita panas di permukaan media terkait foto aibnya yang terpampang bebas di jagad maya. Lebih parahnya lagi akan berujung tercetak disampul majalah terkemuka. Reputasinya tentu akan hancur lebur, tidak akan ada lagi gelar Sokjin yang begitu mempesona dimata para penggilanya. Semuanya akan berakhir sia-sia.

Firasat Sokjin kala itu perlahan menemukan titik terang. Terbukti dengan adanya penyusup yang berhasil masuk dan mengacaukan ruangannya. Sokjin yang kala itu baru saja menyelesaikan urusan pencernaannya, tiba-tiba mendengar bunyi asing dari arah meja kerjanya. Sokjin berjalan mengendap-endap seiring matanya begitu awas memantau keadaan di sekitarnya.

Mengintip dari sebalik patung alpaca miliknya, Sokjin dapat melihat seseorang begitu kejang saat mengobrak-abrik meja kerjanya. Penampilan sosok itu persis seperti ninja pada umumnya. Hampir keseluruhan tubuh sosok itu dibaluti oleh sejenis sarung yang merk-nya sudah Sokjin hafal luar kepala. Wadimorth, salah satu produk unggulan kerjasama perusahaannya dengan kolega asing dari Saudi Arabia yang diproduksi secara terbatas, hanya ada 100 unit di dunia.

Lantas, siapakah makhluk nista itu sebenarnya? Berani sekali mencari kerusuhan di lapak ini! Jangan main-main, begini juga Sokjin tidak mempunyai ilmu bela diri! Mau dilawan pakai apa coba?

Belum sampai keinginan Sokjin menangkap basah penguntit itu, tiba-tiba saja situasi dihebohkan dengan nada dering yang bersumber dari ponsel miliknya. Kericuhan ini tentunya berujung pada nasib baik, seolah memberi peringatan tanda bahaya pada sang ninja untuk lebih waspada terhadap segala kemungkinan terburuknya.

Pandangan keduanya saling bertemu pandang. Benih-benih tanya mulai berkeliaran di kepala Sokjin manakala dirinya hanya dapat melihat sepasang netra dari sang pelaku. Andai kata dirinya adalah sebuah sistem pendeteksi iris mata, maka dengan cepat ia dapat mengetahui identitas pelaku yang sebenarnya.

Sorot mata itu kelihatan tak asing untuknya. Rasa-rasanya Sokjin cukup akrab dengan guratan yang ada di dalamnya. Namun, bagaimanapun kerasnya ia mencoba menggali ingatannya, tetap saja tak ada kesimpulan yang dapat ditarik sepenuhnya.

Menyadari harus segera pergi dari ruangan tersebut, sang ninja pun mulai cekatan mengambil sesuatu dibalik sarung yang dikenakannya. Melihat itu, Sokjin dengan cepat melayangkan tendangan pada bokong sang ninja. Namun, ternyata pergerakannya kalah cepat dari sang penjahat. Sebelum ia dapat menangkap sosok bersarung tersebut, Sokjin sudah terlebih dahulu kehilangan penglihatannya. Ruangan yang awalnya bersih sudah dipenuhi oleh gumpalan asap sehingga turut memberi peluang pada sang penguntit untuk lolos dari lokasi kejadian.

𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊 𝐓𝐇𝐄 𝐒𝐔𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang