Part 06 |Keresahan tak Terbendung|

156 8 72
                                    

Selagi triple lajang usang dan bersawang yang digadang-gadang masih perjaka tulen menjalankan rutinitas akhir pekan dengan bercinta lewat alkohol berkadar tinggi, Sokjin sebagai anggota yang terlebih dahulu berhasil hengkang dari komunitas memprihatinkan itu sejak lima tahun lalu tentunya lebih memilih melewatkan hari dengan bercinta bersama pasangan hidupnya tanpa henti.

Sokjin kadang tak mengerti dengan jalan pikiran ketiga kunyuk yang menurutnya cukup tampan dan mapan tapi tak terlalu kasmaran tersebut. Bukannya berpencar mencari teman kencan, mereka malah memilih mabuk berjamaah sampai pingsan. Tidak keren sekali memang kehidupan ketiga kunyuk busuk yang jauh dari bumbu-bumbu percintaan itu!

Terkhusus malam ini, Cha Young sang wanita kurang belaian dengan senang hati menanggalkan sejenak julukan payah tersebut untuk dihempas sejauh-jauhnya dari identitasnya sehari-hari. Tak akan ada siapapun yang bisa mengatainya dengan tag menyedihkan itu meski hanya untuk kali ini saja.

Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu datang juga menghampiri dirinya! Saatnya pembalasan dendam yang sesungguhnya!

"Mau lagi," pinta Cha Young dengan napas tersengal-sengal pada Sokjin yang baru saja menyelesaikan tugas pokoknya dalam rangka menyemburkan kecebong kualitas superior ke tempat yang semestinya.

Permintaan itu secara tidak langsung berhasil membuat mental Sokjin terpental hingga ke jalanan yang tak beraspal. Seandainya ada kamera tersembunyi di dalam kamar ini, sudah pasti ia akan tantrum melambaikan tangan, pertanda hendak balik kanan dari brutalnya permainan. "S-sudah lima kali, sayang. A-aku sudah tidak sanggup lagi meneruskan prosedur ganas yang disarankan oleh si Namjun sinting itu."

Menghiraukan kondisi Sokjin yang tak begitu vit lagi, Cha Young dengan cepat memutarbalikkan posisi dengan sekali ayunan. "Kau masih muda, tetapi sudah lemah sekali, Oppa. Aku saja masih bisa melanjutkan sampai pagi. Ternyata, benar kata pepatah. Jika kau berteman dengan penjual minyak wangi, maka kau akan turut mendapat wewangiannya. Sebaliknya, jika berteman dengan manusia jompo seperti Yungi, maka kau akan tertular renta bagai lansia tak bergigi dibuatnya." jeda Cha Young sejenak, sebab disibukkan melakukan penyatuan kembali. "Ahh, dengan senang hati istrimu yang perkasa ini akan mengambil alih semua permainan maha dahsyat nan spektakuler demi menghasilkan segerombol buah hati. Kalau perlu lima bibit sekaligus yang harus tumbuh di rahimku ini!"

"Go hamil, go hamil, go!!!" Cha Young dengan riangnya menyorakkan yel-yel seiring dengan ragam tumbukan yang terjadi di antara dua pusat tubuh tersebut. Kebisingan di luasan kamar itu sudah sepantasnya dianalogikan seperti para supporter yang bersorak sorai mendukung tim kebanggaannya ketika berlaga di lapangan berumput.

Sumber suara dari teriakan sang istri saja sudah berhasil membuat telinga Sokjin berdengung kencang. Lalu, bagaimana jadinya jika turunan Cha Young berhasil dilahirkan? Dan apa itu tadi, ia tak salah dengarkan jika istrinya berharap mendebutkan lima anak sekaligus? Bisa saja rumah ini mengadakan konser setiap harinya!

Tidak! Itu tidak boleh terjadi. Satu saja sudah cukup!

"T-tunggu..." Belum selesai Sokjin menyelesaikan kalimatnya, Cha Young sudah terlebih dahulu memberikan balasan dengan sepak terjang goyangan mautnya.

"Oughh, y-yah terus..." Sial! Sokjin tak berkutik jika harus menolak kenikmatan yang jarang sekali ia rasakan.

"MAJU TAK GENTAR MENYERANG DI RANJANG!!!"

Terkadang Sokjin tidak habis pikir dengan suara sang istri yang sepertinya tidak akan ada habis-habisnya itu. Padahal, tenggorokan pria itu sendiri sudah diterpa kegersangan sebab mengerang dan mendesah lirih sejak lima jam belakangan. Nah, lain lagi dengan sang istri, di kloter keenam ini masih sempat-sempatnya saja ia meneriakkan jargon di sepanjang perjalanan penyatuan yang memabukkan bagi jiwa-jiwa kesepian. Sungguh luar biasa sekali memang yang namanya Cha Young Cha Young garong ini. Untung saja hanya tercipta satu di bumi. Jika tidak, mungkin para lelaki lunglai sudah terlebih dahulu musnah dari muka bumi akibat tak kuat mengimbangi besarnya birahi.

𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊 𝐓𝐇𝐄 𝐒𝐔𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang