BAB 10

2.2K 196 11
                                    

Suara decitan pintu reyot terdengar mengalihkan atensi Galen yang sedang menonton televisi.

"Kak Sakuta mau kemana?"

Sakuta yang sedang memakai sendal menoleh. "Mau beli sarapan di depan gang depan." Ucapnya sebelum pergi.

Pagi-pagi Sakuta sudah pergi keluar rumah untuk membeli sarapan, membeli ketupat sayur yang berada tepat di depan gang kecil rumah. Ketupat sayur disini memang begitu enak, Galen suka.

Ketupat sayur gerobak pinggir jalan, gerobaknya memang kecil namun antriannya begitu panjang, mangkanya Sakuta keluar lebih pagi agar antrian tidak begitu banyak.

Sementara itu Yada yang baru selesai mandi mengerutkan kening saat mendapati Galen termenung di pintu rumah dengan kaos putih biasa, seingatnya Galen sudah mandi namun kenapa tidak bersiap karena jam sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi.

Menghampiri Galen perlahan lalu menepuk pundaknya. "Kenapa bengong? Kok gak pakai seragam, gak kebawa ya?" Tanyanya.

Tidak menjawab, Galen hanya menunduk. "Aku...hari ini gak mau sekolah."

"Loh, kok gitu? Semalam kan kamu ngerjain pr, masa sekarang gak mau sekolah."

Dengan bibir mengerucut Galen buka suara. "Galen dapat panggilan orang tua hari ini dan aku gak berani bilang sama Papah dan Mama.."

"Jadi lebih baik gak usah masuk aja." Ucapnya lagi.

Kepalanya di ketuk lumayan kencang oleh Yada, terlihat Yada berdecak pinggang dengan wajah garang. "Nanti Abang yang datang, udah buruan pakai seragam!" Tubuh Galen di dorong menuju kamar kecil.

Sebelum benar-benar mengganti baju Galen menatap Yada dengan pandangan senang. "Abang beneran mau datang?" Tanyanya memastikan.

Yada mengangguk kecil. "Beneran, nanti Abang datang, tenang aja, Len." Ujarnya.

Mendengar itu membuat Galen menghembuskan napas lega, mulai mengenakan seragam sekolahnya lalu memperbaiki susunan surainya sebelum keluar dari kamar.

Disana sudah ada Yada dan Sakuta serta tiga buah piring berisi ketupat sayur yang sangat menggiurkan.

"Sini, Len." Sakuta menepuk karpet, lalu menyuodorkan sepiring ketupat pada Galen. "Tuh, porsi punya kamu Kakak tambah." Ucapnya lagi.

Sakuta tau Galen suka sekali ketupat sayur ini, setiap makan ketupat Galen selalu lahap dan Sakuta senang melihat itu.

Piring Galen memang lebih banyak porsinya dibanding kedua Abangnya, melihat itu membuat Galen jadi malu sendiri. "Hehe, makasih Kak Sakuta." Ucapnya senang.

Setelah sarapan Galen langsung memakai sepatu, sibuk mengikat tali sepatu di depan pintu sampai tidak menyadari jika Yada tengah memperhatikannya.

"Nanti Abang kesana jam berapa, Len?"

Galen menoleh kebelakang menatap Yada. "Abang luangnya kapan?"

"Siang Abang luang kok, sekitar jam sebelas. Paling sebelum jalan kuliah Abang ke sekolah kamu dulu."

Galen mengacungkan jempol. "Sip, nanti aku tunggu." Ujarnya.

GALENDonde viven las historias. Descúbrelo ahora