Bab 26

21K 1.7K 42
                                    

Bab 26

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 26

.

.

.

08.00

Terdengar dengkuran halus dari anak bungsunya dengan satu nama yang terus keluar dari mulut itu, anaknya tengah mengigau.

"Mark."

Beberapa kali Chitta menoleh saat mendengar itu.

Tok tok tok

Pintu kamarnya diketuk membuat Chitta dengan cepat bergerak untuk membukanya.

"Hendery? Kau akan pergi?" Chitta menatap anaknya yang sudah rapi.

"Papi, aku akan pergi ke pusat kota, hanya sebentar." Ucap Hendery

"Apa ada hal penting?" Chitta berjalan menuju halaman depan diikuti hendery dibelakangnya.

"Iya."

"Berhati-hati lah, apa kau ingin mengajak adikmu?" Tanya Chitta di balas gelengan dari anaknya.

"Kurasa dia sakit, papi." Balas Hendery dengan tangan bergerak memasukkan beberapa barang kedalam mobilnya.

"Oh ya?"

Hendery mengangguk. "Tadi aku sempat menyentuh dahinya. Aku akan membeli beberapa obat setelah pulang nanti."

Chitta memeluk erat tubuh anaknya sebagai tanda perpisahan 'sementara' mereka

"Perhatikan jalan, jangan menyetir sembarangan, dan jangan mengebut, mengerti?"

Hendery lagi-lagi mengangguk "mungkin aku akan sampai sore ini, apa tak apa papi?"

"Tak masalah, asalkan kau tiba dengan selamat tanpa luka  sedikitpun."

Hendery tersenyum, lagi-lagi dia berikan pelukan pada papinya. Dia benar-benar bahagia bahkan rasa bahagianya tak bisa diukur dengan apapun, sangat, sangat, sangat bahagia.

Chitta melambaikan tangannya saat mobil itu pergi menjauh darinya. Ia segera masuk kedalam rumah untuk melihat anak bungsunya.

"Papi." Ucap Haechan dengan suara khas bangun tidur, ia menatap kearah papinya dengan mata yang sesekali tertutup karna masih mengantuk.

Chitta mendekat kearah Haechan yang sedang duduk di pinggir kasur lalu menempelkan punggung tangannya pada dahi itu. Benar yang dikatakan anak sulungnya, anak ini sedang sakit.

"Istirahat saja echan, tubuhmu sedang lemah."

"Uh?" Haechan mendongak menatap papinya "Haechan baik-baik saja papi, echan hanya mengantuk," Haechan menguap dengan mata yang kembali tertutup "papi echan lapar."

fact [Markhyuck] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang