Bab 23

16.5K 1.4K 22
                                    

Bab 23

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bab 23

.

.

.

Masih dimalam yang sama, Haechan mematikan lampu kamarnya, mengunci pintunya lalu menghidupkan lampu belajar nya.

Buku coklat itu sudah ia buka diatas meja, matanya membaca satu persatu kata yang tertulis disana dengan seksama. Perasaan campur aduk mulai timbul, ini baru halaman ke 4 tapi hatinya sudah cukup sakit membacanya.

Kata-kata yang ditulis papinya benar-benar menyayat hatinya. Ini terlalu menyedihkan untuk terus ia baca. Bagaimana bisa papinya melewati semua ini sendiri?

"Apa papa benar-benar tak menyayangi papi?" Haechan menunduk, air matanya keluar tanpa diminta.

Ia mengambil beberapa lembar tisu lalu mengelap pipinya yang basah. Tangannya kembali membuka lembar selanjutnya, disana terdapat 1 foto yang hampir memenuhi satu lembar buku itu, foto itu terlihat usang.

Yang pasti, yang dapat Haechan lihat hanya papinya yang tengah menggendong seorang bayi dalam pelukannya bersama seorang pria yang ada di sampingnya dengan tangan merangkul pundak papinya.

Terlihat seperti keluarga bahagia, tapi tunggu... Bayi itu tak terlihat seperti dirinya. Haechan menyipitkan kedua matanya berusaha melihat lebih dekat, mungkin saja matanya yang bermasalah?

"Itu bukan aku," lirihnya "aku tak pernah melihat bayi ini di album fotoku."

Siapa bayi itu? Apa ada hubungannya dengan dirinya? Atau bahkan ada hubungannya dengan perselisihan di antara kedua orang tuanya? Benar! Kedua orang tuanya, dimana hal yang membahas tentang papanya?

Jemarinya kembali bergerak membuka lembar per lembar buku tersebut sampai tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Punggung nya menyender pada kursi dibelakang, matanya tertutup sebentar.

Ia tak mendapat informasi apapun tentang papanya. Permasalahan hanya terdapat di beberapa lembar awal lalu halaman setelahnya hanya berisi kehidupan pribadi Chitta dan juga Haechan sejak ia masih kecil sampai sekarang.

Kesimpulan yang dapat Haechan ambil hanyalah, pertama, papanya membuat kesalahan fatal yang sangat menyakiti hati papinya, sampai-sampai papinya memutuskan untuk pergi dari rumah dan meninggalkan papanya.

Kedua, kurasa dirinya bukan anak satu-satunya, beberapa kali papinya selalu menulis kata 'bungsu' saat menceritakan tentang dirinya, seperti...

fact [Markhyuck] ENDWhere stories live. Discover now