21 - Zenin's Dishonor

110 10 0
                                    

_________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_________________________________

Terlalu menghidupi kebebasan kadang membuatmu jenuh dan mempertanyakan fungsi diri.

__________________________________

"Tidak, tidak cukup," pungkasnya cepat, bahkan sebelum lawan bicaranya bisa menyelesaikan kalimat. Pupil hijau itu menyorot dengan tajam tumpukan uang yang berpindah posisi kesana kemari. Tangan kiri Toji beristirahat di pinggang, sementara tangan lain menggaruk tumitnya yang agak gatal.

Apa orang ini benar-benar bisa dipercaya? Pikir perempuan yang berniat menyewa jasa Toji saat ini. Ia melihat pakaian pemuda di depannya yang agak menyedihkan, kusam dan tua. Gadis itu terlihat menyelipkan beberapa helai rambutnya ke belakang daun telinga, lalu manik matanya kembali menilai Toji berdasarkan penampilannya.

"Err... Sepertinya batal saja," ujarnya ragu-ragu. Perempuan itu memasukkan kembali uangnya ke dalam tas, bersiap meninggalkan Toji yang sedang terlena dengan aroma uang.

Alis pemuda itu mengerut sempurna, menunjukkan ketidaksukaan. Walau begitu, ia memilih untuk mengangguk dan berjalan melewati gadis itu dengan santai. Satu-satunya kalimat sopan yang diucapkannya hanyalah "Yasudah, saya permisi."

"Bagaimana kalau kita tes dulu...?"

Kalimat itu lantas membuat Toji geli setengah mati. Tanpa menoleh, ia membalas pertanyaan konyol itu dengan sindiran, "Coba untuk direnungkan. Bahkan orang bodoh tahu kalau makan tahi itu najis."

***

"Apa 1 juta yen cukup untuk menyewamu beberapa hari?"

Toji mengelus dagunya pelan, kakinya bersilang di atas bangku besi. Ia melihat wanita bermata biru di hadapannya dengan santai, sementara wanita itu seakan gugup dan menanti-nantikan jawaban yang  pasti.

Toji memastikan soal identitas perempuan itu sekali lagi, "Namamu Lorrane, kan? Bukan asli Jepang, ya?"

"Ah... Iya. Bukan,"

"Kalau begitu naikkan tarifnya. Aku yakin kalau mata uangmu itu dikonversikan ke yen, jauh lebih besar lagi."

"Tapi––"

"Mau atau tidak?" 

"Uh... 3 juta yen. Kalau aku puas, akan kunaikkan dua kali lipat,"

"Deal."

"Bisa jelaskan sekali lagi, apa saja yang bisa aku dapatkan kalau bekerja untukmu?"

Wanita bernama Lorrane itu segera membalas, "Tempat tinggal, pakaian, supir pribadi––"

"Oh. Lebih dari cukup,"

Finding 𝐈𝐊𝐈𝐆𝐀𝐈 | Toji ZeninWhere stories live. Discover now