08 - Uneasiness

149 13 3
                                    

"Bukankah kau selama ini juga sudah diperbudak uang?"

____

Sudut bibir milik Toji naik sebelah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudut bibir milik Toji naik sebelah. Ia lantas meraih saku celananya lalu melempar pisau tepat disamping leher Fumiko. Apabila penyihir itu menoleh sedikit saja, dipastikan setidaknya separuh dari wajahnya akan tergores dan berdarah.

"Jaga bicaramu,"

"Aku tidak suka orang yang lantang."

Tangan gadis itu mengepal perlahan. Seumur hidupnya, baru pertama kali ia direndahkan seperti ini. Namun, ia mengakuinya. Ia mengaku kalah kuat dibandingkan Toji.

"Haaah–"

"Kalian penyihir jujutsu benar-benar konyol..."

Setelah melontarkan kalimat itu, Toji berjalan meninggalkan Fumiko sembari meregangkan kedua lengannya ke atas dan bawah.

•••

Layaknya manusia biasa, bahkan penyihir menyimpan dan mengatur perasaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Layaknya manusia biasa, bahkan penyihir menyimpan dan mengatur perasaan. Memang, sedari belia membunuh dan menyucikan adalah tugas kaum ini. Membuat banyak orang berpandangan bahwa penyihir tidaklah lebih dari seorang yang berkuasa atas mati dan hidupnya makhluk lain yang lebih rendah kedudukannya.

Apabila jarang muncul di antara kelompok manusia, orang akan melabeli penyihir sebagai mereka yang kaku dan dingin. Apabila mereka mencoba membaur, tidak begitu banyak yang akan peduli. Bahkan ada yang sampai berpikir bahwa penyihir tidak perlu pura-pura membaur dengan lingkungan, sebab mereka dikatakan tidak memerlukan hal-hal yang kesannya sepele seperti demikian. 

Sejatinya, penyihir adalah sebutan bagi mereka yang mampu menstabilkan jumlah energi kutukan yang ada dalam raganya. Bagi manusia, arti dari eksistensi penyihir tidaklah lebih daripada membereskan kekacauan yang sebetulnya dibuat oleh manusia sendiri. Manusia yang tidak bisa mengatur energi kutukannya menjadi hal yang lebih berguna.

Menyusahkan.

Pandangan ini kemudian menjadi sebuah standar dalam masyarakat, bahwa yang kuat diharuskan melindungi yang lemah. Sayangnya, tidak semua makhluk lemah akan menghargai jerih payah mereka yang kuat.

Finding 𝐈𝐊𝐈𝐆𝐀𝐈 | Toji ZeninWhere stories live. Discover now