20 - Kamo's Pride

97 10 2
                                    

"Kkh– kau tidak tahu seberapa besarnya potensi kutukan klan kami!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kkh– kau tidak tahu seberapa besarnya potensi kutukan klan kami!"

–––

Darah Fumiko langsung menghujam targetnya dengan cepat. Tetapi, sepertinya kutukan yang bernama Eso dan Kechizu itu tidak kalah gesit. Keduanya saling bekerja sama dan akur layaknya kakak dan adik, terus menghindari darah mencari titik lemah dari Fumiko.

Untung saja, Fumiko memulai serangan pertama. Mengingat ketiganya sama-sama mewarisi teknik kutukan darah dan serangan jarak jauh, akan semakin sulit untuk mengimbangi pertarungan. Setelah banyak darah yang dirasa menyebar di penghujung area, Fumiko mengubah gestur tangannya menjadi lipatan tangan orang yang berdoa. Sekejap, darah kaku yang runcing tadi mulai bergerak bebas dan meliuk membentuk tali, berusaha mengurung Eso dan Kechizu ke dalamnya.

"Disject!"

Darah Fumiko berhasil menangkap Kechizu, kutukan yang paling muda. Gadis itu segera melompat menuju kepalanya, lalu kembali melancarkan teknik kutukan lain, "Disintegrate,"

Sprat.

Fumiko menendang Kechizu dengan menanamkan energi kutukan pada kakinya, menghempaskan kutukan itu hingga menghancurkan tiang kuil. Setelahnya, mata Fumiko mencari Eso di sekeliling.

"Kau kabur...?"

"Ini baru permulaan!"

Tepat setelah mengatakan itu, Eso kembali muncul dari belakang Fumiko. Ia menggendongnya dengan cepat, membawanya melayang di udara. Fumiko melihat sayap darah yang tumbuh dari punggung Eso, lalu tersenyum getir.

"Bisa-bisanya kutukan ini punya teknik kutukan yang selalu kuharapkan sejak dulu–"

BRUGH!

Eso melayangkan pukulannya ke wajah Fumiko, lalu menghempaskan dirinya ke bawah bersamaan dengan Fumiko. Kutukan itu berniat mempersempit jarak, agar tidak satupun manipulasi darah berhasil dilancarkan Fumiko.

Berbeda dengan Fumiko, roh kutukan pewaris teknik klan Kamo mempunyai darah yang lebih beracun. Begitupun pelancarannya cenderung lebih gesit. Berbeda dengan Fumiko yang terlebih dahulu harus membagi darahnya menuju jantung dan yang akan dipompa keluar tubuh, roh kutukan tidak perlu pusing-pusing melakukan hal seperti itu.

Selama energi kutukan masih dimiliki, maka energi itu dapat berubah menjadi darah. Berarti, pasokan darah yang dipancarkan pun semakin tidak habis-habis.

Fumiko mengerti taktik kutukan itu, lalu kembali memompa darahnya keluar dari telapak kaki. Ketika tangannya sibuk mempertahankan diri, darah yang perlahan keluar mulai merambat ke belakang punggungnya.

Finding 𝐈𝐊𝐈𝐆𝐀𝐈 | Toji ZeninWhere stories live. Discover now