04 - A Cycle

175 13 4
                                    

_________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_________________________________

Ketentuan dasar tidak selalu bernilai praksis yang statis. Ada kalanya menjadi dinamis.

_________________________________

Dalam pengajaran jujutsu, terdapat sebuah prinsip yang harus senantiasa dipertahankan untuk menjaga kelangsungan dunia ini.

Prinsip Keseimbangan.

Dalam dunia ini, kematian satu-satunya penyihir terkemuka bukan berarti akhir dari segalanya. Begitu pula dengan kematian tuan roh kutukan sekalipun.

Apabila satu penyihir mati, segala kekuatannya tidak pupus dan sia-sia begitu saja. Kekuatannya dapat berpindah tuan, dari satu kepada yang lain, melebur dan menjadi satu bersama tuan yang baru.

Dapat pula dengan kematian satu penyihir, lahir sepuluh penyihir baru yang akan menggantikan perannya.

Kutukan pun tidak akan pernah bisa hilang ketika manusia memang masih menetap di dunia ini.

Mari lihat contoh lainnya.

Sebetulnya, tanpa disadari pun, semua makhluk bios yang hidup di muka bumi ini akan senantiasa mengerjakan siklus berulang yang kurang lebih mirip seperti rantai makanan.

Jikalau terdapat padi, maka diperlukan hama, belalang contohnya.

Apabila terdapat hama, maka diperlukan tikus untuk mempertahankan populasi hama agar tidak merajalela dan malah menghabiskan padi.

Apabila terdapat tikus, maka diperlukan ular pula untuk menjaga populasi konsumen-konsumen di bawahnya tetap sesuai.

Apabila terdapat ular, maka diperlukan elang yang dapat membasmi ular apabila populasinya terlalu berlebihan.

Bayangkan apabila salah satu saja dari konsumen padi tersebut populasinya terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Kelangsungan sistem kehidupan dalam sawah tentunya akan terganggu.

Begitupun dalam dunia jujutsu.

Apabila dunia dipenuhi dengan manusia (non-shaman) tanpa penyihir (shaman) sama sekali, maka tidak akan ada yang mampu membasmi roh kutukan. Apabila tidak ada yang mampu membasmi roh kutukan, maka roh kutukanlah yang akan menghabisi peradaban manusia.

Lalu, mengapa tidak manusia saja yang sedari awal tidak diciptakan?

Memang, penyihir menjalankan tugas untuk membunuh roh kutukan yang adalah akibat dari busuknya diri manusia.

Finding 𝐈𝐊𝐈𝐆𝐀𝐈 | Toji ZeninWhere stories live. Discover now