chapter 5 - kebahagiaan mama

438 15 0
                                    

Elendra merupakan putra satu-satunya dari keluarga Johar. Ia tidak memiliki adik ataupun kakak. Hidupnya sudah sendiri sejak ia masih kecil. Tapi, mama dan mama Elendra tidak pernah membatasi untuk berinteraksi ataupun bermain dengan siapapun. Elendra juga tidak pernah mendapatkan penekanan dari mama dan papa nya. Ia dibebaskan dengan pilihan yang ia mau. Mama dan papa Elendra hanya dapat mendukung penuh keputusan apa yang akan diambil oleh anak semata wayang nya.

24 tahun usianya saat ini, terkesan masih muda untuk menjadi seorang dosen, tapi ia bisa melewatinya dengan menyelesaikan pendidikan kurang lebih dari 5 tahun dengan S2 nya. Elendra memang sosok laki-laki yang perfeksionis dan sangat humble kepada siapapun. Mahasiswa nya pun menilai jika dosen muda ini terkenal dengan sebutan "guru ganteng dan menawan" Tapi sebutan itu diruntuhkan kembali oleh syifa yang saat ini menjadi pacar seorang dosen muda tersebut.

Ruang tunggu dosen

Syifa terlihat sibuk memainkan handphone nya sendirian. Ia menunggu seseorang yang berada di dalam ruangan tersebut.

"Sayang maaf lama, anak kecil sudah daritadi ya nungguin saya? " ucap seorang yang datang dari arah ruangan tersebut dan menutup pintu sembari menghampiri syifa.

"Iyaa lamaa, panas tau disini. Akunya kepanasan" Sambung syifa dengan nada kesal dan mengibas rambut anggunnya itu.

"Iya maaf, ayo mau kemana? kakak udah selesai ini rapatnya. Sayang mau beli apa hari ini? " pertanyaan itu muncul seketika dibenak elendra, ia memang senang melayani syifa dengan semua permintaan nya.

Telepon Elendra tiba-tiba berdering dari kantong celananya

"Selamat siang, apakah benar ini dengan Elendra? "
Ucap seseorang dari sebrang sana melalui telepon seluler yang tersambung.

"Iya siang, siapa ya?kenapa memegang HP mama saya? " jawab Elendra menyambung pertanyaan dari suara di telepon itu.

"Maaf, saya mengabarkan bahwa pemilik handphone ini mengalami kecelakaan" Sanggahan itu membuat
Jantung Elendra seketika berdegung kencang.

"Pak, mama saya masih ada dirumah. Saya yakin ini hanya penipuan, saya ngga percaya pak" ungkapan Elendra seperti tidak meyakini kejadian itu nyata.

"Silakan ke tempat kejadian, ibu yang memiliki handphone ini tidak sadarkan diri." Sambungan handphone langsung dimatikan

"Kenapa kak? Ada apa?? Kak el?? Tanya syifa juga merasa gugup dengan ekspresi muka yang menegangkan.

"Maaf sayang, saya harus pergi"
Elendra sudah tidak bisa tenang, ia benar benar khawatir atas kejadian yang menimpa mama nya.
Tanpa mengetahui lebih jelas mengenai peristiwa itu, ia langsung meninggalkan syifa dan ruangan tersebut menjadi sanksi ketegangan El.

Syifa yang ditinggalkan sendirian di luar ruangan itu juga merasa bingung atas apa yang sudah terjadi, ia benar benar dibuat bingung saat itu.

Suasana rumah sakit, keadaan dimana semua orang berharap cepat keluar dan sembuh dari keadaan yang membuatnya tinggal di ruangan rumah sakit. Elendra berlarian dan mencari nama mama nya.

546 - ruang rumah sakit

"Dokter bagaimana keadaan mama saya? Gimana dok??" Tanya Elendra gugup, ia tak sanggup jika harus kehilangan mama satu-satunya, setelah papa Elendra pergi karena bertugas di kota tua, ia kembali teringat akan hal itu. Rasanya seperti ditusuk oleh pisau mengetahui mama yang selama ini menjadi bagian dari hidupnya terbaring lemah di rumah sakit.

"ibu anda mengalami benturan yang cukup keras, akibatnya ada banyak darah yang keluar. Mohon bersabar karena masih ditangi" ucap dokter saat itu.

Elendra cemas dan sangat khawatir akan kondisi mama yang ia lihat terbaring di ruangan itu. Dalam hatinya ia berkata bahwa akan menuruti kemauan mama nya ketika semua keadaan lebih membaik dari saat itu.

-untuk mama apapun itu aku akan lakukan-

Jangan lupa vote, comment ya❤

El&KilaWhere stories live. Discover now