chapter 4 - menolak perjodohan

472 16 0
                                    

Suasana kembali tegang, Elendra bersikeras menolak perjodohan itu. Setelah mengetahui bahwa wanita yang akan menjadi pilihan ibunya. Elendra memiliki beberapa alasan yang kuat untuk tidak menerimanya. Diam-diam Elendra sudah memiliki kekasih yang masih menjadi mahasiswa di kampusnya. El juga tidak menyukai wanita yang hanya bisa berdiam diri dan bekerja saja. Namun, El ingin wanita yang sempurna dalam segi pendidikan. Ya, Elendra memiliki ambisi yang tinggi pada pasangannya. 

"ma, el ngga akan mau mempersunting wanita itu. Bukan dia yang el mau ma" respon yang dilontarkan el tetap sama, ia tidak mau perjodohan itu dilanjutkan.

"nak, mama semakin menua. Terlebih mama sudah mengenal siapa yang akan bersama kamu nantinya. Kila anak yang baik. Kamu bisa membimbing dia menjadi sosok yang menurut kamu cukup" ungkapan mama el yang memang masih mengharapkan perjodohan itu terlaksana.

"ma, el sudah besar. Pasangan juga el sudah pilih yang menurut el baik" ucap elendra. 

Rumah yang hanya ditempati oleh Elendra dan mamanya mampu mengubah suasana yang tadinya hening menjadi sedikit ramai. Pasalnya Elendra memang sudah jarang untuk pulang kerumah yang ditinggal mama nya, ia memilih untuk mandiri dan membeli rumah yang jauh dari keberadaan mama serta kampus yang ia tempati. 

kringggg...kringggg

suara dering telpon itu berbunyi dari saku kanan el. 

"Hallo, iya kenapa anak kecil?" tanya nya pada sebuah telpon seluler yang tersambung dengan data itu.

" kakak, kesini yaaa.. aku ngga sengaja jatuhin motor mahasiswa lain, keberatan ini motorku" ungkapannya itu berhasil membuat elendra panik dan buru-buru mencari kunci mobil.

"Aduuuhh,, kamu ada ada saja. Ya, tunggu saya ini berangkat" ucapan el sembari merapihkan berkas-berkas di tasnya dan bergegas pergi meninggalkan ruangan itu.

"mau kemana lagi nak?" tanya mama el 

"ada urusan ma, nanti el balik lagi ya"
jawab el dengan nada yang sangat terburu-buru.

Meskipun saat ini El sudah berumur 24 tahun, ia sudah bisa mencapai keinginannya menjadi seorang dosen. Pada saat itu Elendra mampu menyelesaikan studinya dengan maksimal 3,5 tahun dan berpredikat cumlaude. Ia memang sangat ambisi terhadap pencapaiannya. Banyak hal yang sudah ia raih dalam dunia pendidikan termasuk menjadi salah satu mahasiswa terbaik lulusan S1 Ilmu Komunikasi. Elendra tidak berhenti di situ, ia melanjutkan studinya langsung ke lyar negri dengan menyelesaikan 2,5 tahun dan memutuskan untuk mengajar dan menjadi seorang dosen di salah satu universitas yang ada di Indonesia. Ambisi yang ia bawa sampai saat ini mampu menjadikan jalan mudah untuk meraih sebuah mimpi yang dimiliki Elendra. Ia benar benar tertarik pada dunia pendidikan.

                                  Parkiran kampus  fisib

"Gimana bisa jatuh? Kamu apain anak kecil?? Udah tau badan nya kecil tapi masih aja nekat bawa motor"  Kalimat itu muncul dari elendra, pasalnya ia sangat tidak suka kekasihnya syifa menaiki motor. Karena badannya yang kecil dan motor yang ia pakai merupakan motor NMAX yang lebih besar dari badannya.

"iyaa maaf kak, kan sayang ngga bisa dihubungin jadi yaudah syifa nekat aja kesini bawa motor."
sambung kalimat syifa yang nampak semangat memberitahu Elendra mengenai kejadian itu.

Mereka berdua memang sudah menjadi sepasang kekasih tepat pada saat syifa menginjak semester 2 dan kejadian yang tak pernah terbayangkan oleh Elendra, ia jatuh cinta pada sosok anak kecil yang menjadi bagian dari mahasiswa di kampus yang sama.  Elendra sangat menyayangi syifa, karena syifa telah merubah El yang tadinya menjadi sosok yang kaku dan hanya berfokus pada tujuannya menjadi dosen dan mengajar mahasiswa nya. Kini ia juga memiliki tugas baru, yaitu menjaga kekasihnya yang juga satu kampus dan satu fakultas yang sama.

"Jadi, gimana? Masih mau naik motor ngga? udah saya bilangin kan, kamu nya aja suka ngeyel" Ucap elendra sambil mengelus rambut syifa dan berjalan menuju koridor kampus.

"Engga mau, tapi bisa kakak jemput syifa setiap hari? Kan syifa suka telat nanti kakak telat ngajarinnya hayo gimana?? " Ucap syifa manja.

"Gapapa nanti saya usahakan untuk anak kecil saya ini, daripada saya harus melihat dia sakit karena jatuh? saya akan usahakan ya?? " sambung elendra dengan nada meyakinkan.

Elendra memang definisi pria perfect untuk kekasihnya. Ia benar-benar selalu mengabulkan keinginan random syifa, mulai dari harus memiliki parfum yang ber aroma strawberry, ia juga harus memiliki satu gandolan kunci yang menggambarkan kartun favorite syifa yaitu SpongeBob dan sandal paus yang diberi syifa untuk elendra supaya tidak susah saat mengambil wudhu di kampus.

Definisi nyata, pacaran dengan beda umur bukan berarti tidak bisa menyesuaikan, tapi kalau kita yang dia mau rupanya akan diusahakan untuk membuat kita senang. 
-nabielnabb

bantu vote ya supaya ceritanya lebih banyak dan upnya cepet, makasih❤❤

El&KilaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ