15, 💐 berhenti mengatakan itu 💐

2K 181 6
                                    

Sumpah, aku teh bingung,😕 ngerti ga? Kayak, aku udah siapin cerita ini alur ya kayak gimana, ya... cuman entah kenapa selalu nge-stak Mulu... karena

tak segampang itu.... ku mencari alurnya... tak segampang itu, ku memikirkan, cerita, alur yang pastinya. otak!! Kumohon bekerjasama lah, agar ku bisa menamatkan cerita ini, mengapa?? Susahnya untuk mencari...♪

Oke, selamat membaca cerita nya...

.
.
.
.
.

entah kenapa sakitnya jua semakin parah tubuhnya menggigil di dalam selimut tebalnya. rasanya untuk duduk saja sulit bagi jua, jua sangat membutuhkan seseorang disisinya sekarang. namun jika jua berteriak, pasti keluarganya akan marah kepada jua, dan jua lebih baik memilih untuk tetap diam di kasurnya.

Sekarang jam sudah menunjukan pukul 02,03, dan itu membuat jua takut jika dia berteriak, orang orang rumah pasti akan terbangun.

"Hah...." rasanya sesak, jua susah mengatur nafasnya, hidungnya benar benar serasa di tutup oleh sesuatu, jua sepertinya demam parah.
Dia memejamkan matanya dan kembali tertidur untuk menghilangkan rasa sakitnya.

.
.
.
.

Pagi harinya, jua kembali membuka matanya, sekarang keadaannya sudah mulai membaik, dan rasanya jua benar benar haus.

Dia mendudukan dirinya, namun sensasi rasa pusing, dan pegal menghampirinya, pandangannya memburam, rasanya semuanya bergoyang-goyang.

Jua mencoba untuk bangun dengan bantuan pegangan benda benda di sekitarnya, jua berjalan keluar sambil memegang dinding, dia terus melangkah sampai di depan tangga.

Jua sedikit menghela nafasnya, dan mulai berjalan melewati tangga dengan bantuan berpegangan ke dinding.

Namun jua terpeleset di anak tangga ke lima, jua menutup matanya, bersiap untuk menerima rasa sakit yang diterima nya ketika menghantam lantai, namun, dirinya merasa Dejavu, seseorang menahannya, dan dapat jua lihat itu adalah Kaka pertamanya, Andra.

Jua segera melepaskan drinya dari pegangan Andra.

"M-maafkan aku..." ucap jua yang membungkukkan badannya di depan Andra, jua melanjutkan langkahnya sambil berpegangan ke dinding.

Dia sesekali berhenti untuk menghalau pusingnya, namun suara Andra juga membuatnya berhenti.

"Kau bisa menggunakan lif, kenapa kau selalu lewat tangga, dan disaat kau sedang sakit seperti ini pun kau malah merepotkan dirimu sendiri."
Ucap Andra nampak ketus, jua membalikan badannya hendak menatap mata elang milik Andra, namun jua malah menundukkan kepalanya karena merasa tak sanggup menatap mata tajam Milik Andra.

"Maafkan aku, A-aku sudah terbiasa, terbiasa menggunakan tangga..." ucap jua membuat Andra diam.

"Kalo begitu aku pergi dulu..." ucap jua dan melanjutkan langkahnya yang tertatih-tatih, dia merasa heran, biasanya tidak ada keluarganya yang melewati tangga selain dirinya.

Andra yang melihat jua berjalan sangat lambat, membuatnya kesal dan hendak menghampiri jua, namun tiba tiba saja Arum datang dan menggendong jua.

Membuat jua terkejut dan langsung mengalungkan tangannya dileher Arum.

"Benar benar terasa Dejavu" batin jua.

"Kemana" tanya Arum tiba tiba, membuat lamunan jua terhenti.

"Ah... turunkan saja diriku disini, aku bisa send-"

"Kemana?" Tanya Arum sekali lagi, namun dengan nada yang lebih berat, membuat jua merinding, dan sontak menjawab.

Indigo Nerd Boy. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang