TEN

26 5 0
                                    

Bel istirahat, berbunyi. Siswa-siswi SMA Chandra berhamburan keluar kelas. Beberapa ada yang ke kantin, dan beberapa ada pula yang kebelakang sekolah.

Alif, Ian, Aksa, Arlo dan Ray keluar dari kelas mereka sedikit lebih terlambat. Lorong sekolah agak sepi karena penduduk sekolah sedang berada di kantin.

Aksa menepuk bahu Ian. "Nape lo?! Ngelamun mulu dari tadi!?, "tegur Aksa. Alif melirik Ian, sedangkan Arlo dan Ray melirik satu sama lain.

Ian menggeleng. " Gak papa, kecapean aja gw!!, "jawab Ian, tersenyum simpul.

" Lo sendiri gimana? Udah baikan?, " Ian balas bertanya.

Aksa tiba-tiba melakukan gerakan salto yang memang ada pada teknik Capoeira. Teman-temannya kaget bukan main.

"Lo ngapain, nji*g!?, "seru Arlo, masih syok.

Aksa tersenyum. " Gw cuma mau nunjukin, kalo gw udah baikan!, "jawab Aksa, tersenyum lebar.

Tiba-tiba, sebuah sepatu melayang di udara dan mendarat tepat pada wajah Aksa. Seluruh wajahnya kini dipenuhi oleh jejak sepatu tersebut.

" Nji*g, sepatu sape nih?!, "umpat Aksa, kesal.

Bukannya membantu, Alif, Ian, Arlo bahkan Ray, malah tertawa cekikikan. Pasalnya, sepatu itu sebenarnya milik Alif. Ia melemparnya pada Aksa lantaran kesal dengan aksi Aksa yang mengejutkan tadi.

Aksa membuang sepatu Alif, jauh-jauh. "Sepatu anj*ng, emang!!, " Umpat Aksa, sekali lagi.

Kali ini, ia malah mendapat jitakan dari Alif, tepat pada keningnya. "Astaghfirullah!!, "

Alif berlari mengambil sepatunya. "Bisa-bisanya lo ngelempar sepatu gw! Temen biadap lo!!, "seru Alif, memasang sepatunya.

" Ooo jadi sepatu lo, dasar manusia biadap!!," ujar Aksa, seraya mengurut dada, sabar.

Mereka terus berjalan sambil sesekali tertawa karena sifat pencicilan Aksa dan Ian. Begitu sampai didepan labor Fisika, tiba-tiba Alif ditarik oleh seseorang kedalam.

Ian, Aksa, Arlo, dan Ray langsung panik. Mereka berusaha untuk membuka pintu, namun sayangnya pintu terkunci dari dalam.

Alif dihempaskan begitu saja dilantai labor. Samar-samar ia melihat siluet seseorang yang berdiri didepannya. Keadaan di sana agak gelap sehingga ia tidak bisa melihat siapa itu.

Alif berusaha berdiri dan mencari saklar lampu. Setelah berhasil menghidupkan lampu pada ruangan tersebut, barulah terlihat siapa yang menariknya kedalam tadi.

"Gibran, bang**d!!, "seru Alif, mencengkram kerah baju Gibran.

Tanpa aba-aba, Gibran mencengkram balik kerah baju Alif, dan menghempaskan Alif ke lantai labor. Namun Gibran tidak mengetahui, bahwa Alif menguasai ilmu bela diri krav maga. Alif berhasil mendarat dengan memutar seluruh badannya.

Keadaan berbalik sekarang, yang seharusnya Alif yang terhempas berganti menjadi Gibran. Alif menekankan kepala Gibran, kuat, pada lantai labor.

"Sorry ya, gib!, "gumam Alif, menghempaskan kepala Gibran ke lantai.

Hembus angin menerpa rambut mereka. Hawa yang mencengkam, membuat keadaan semakin rumit. Hening tak bersuara.

" Maksud lo apaan, ha?!, "tanya Alif, memecah keheningan.

Gibran menyeka darah yang keluar dari hidungnya pasca dihempaskan oleh Alif tadi. " Ngapain lo deketin Roula, ha?!, "tanya Gibran, balik.

Alif melongo. " Lo bawa gw sekini, cuman mau nanyain itu doang?! Serius lo?!, "tanya Alif, tak menyangka.

Anything For YouWhere stories live. Discover now