EIGHT

58 9 0
                                    

Awan mendung terlihat menutupi Jakarta pada siang ini. Beberapa pedagang kaki lima mulai memasang terpal untuk dijadikan atap. Tidak sedikit juga para pengendara motor mengebut supaya sampai di rumah tepat waktu.

Aksa juga mengebut supaya ia sampai ke rumah sakit sebelum hujan. Ia sempat mampir ke toko kelontong dan membeli coklat untuk Ian. (Bukannya Aksa gai ya, tapi emang mereka berdua udah deket dari dulu)

Aksa kembali melajukan motornya membelah jalanan Jakarta yang sebentar lagi dibasahi oleh hujan. Karena jalanan Jakarta yang macet, Aksa memilih untuk memasuki gang yang tembus ke rumah sakit.

Gang tersebut lumayan besar dan sunyi. Hanya beberapa orang saja yang melewati gang itu. Aksa juga melewati beberapa orang berjas yang sepertinya juga menghindari macet lewat gang itu.

Aksa mulai curiga karena sepanjang jalan ini hanya ada orang-orang berjas hitam, seperti bodyguard. Ia menambah laju motornya supaya cepat keluar dari gang itu.

Namun Aksa terlambat, para orang-orang berjas hitam itu sudah mengepung Aksa. Jumlah mereka lumayan banyak, jadi cukup sulit bagi Aksa untuk menembus begitu saja.

Aksa turun dari motornya karena diteriaki oleh salah satu dari mereka. Ia bersiap dengan apa yang akan terjadi setelah ini.

"Apa mau kalian?!, "teriak Aksa, lantang.

" Kami dikirim untuk memberi peringatan kepada Anda!!, "jawab salah satu dari mereka.

Aksa tertawa kecil. " Peringatan?! Buat gw?!," Aksa tersenyum kecil dan melirik seluruh orang-orang tersebut.

"Siapa yang ngirim kalian?, " Aksa bertanya sambil terus waspada.

Namun, bukannya menjawab justru mereka langsung menerjang Aksa. Aksa yang sudah siap pun berusaha melawan walupun ia sendiri.

Aksa suka hal yang berbau seni. Jadi, dia melawan orang-orang tersebut menggunakan seni, yaitu seni tari. Bela diri yang menggunakan seni ini dinamakan dengan Capoeira.

Capoeira adalah bela diri yang berasal dari Brazil. Bela diri ini memadukan gerak tangan dan kaki, musik, serta akrobat.

Gerakan capoeira umumnya dilakukan dengan melompat, meninju, menendang, dan menghindari serangan.

Aksa bisa melawan seluruh orang-orang yang tidak tau asalnya ini, sendiri. Tinggal beberapa orang lagi belum tumbang.

Karena merasa sudah menang, Aksa sedikit lengah sehingga ia tidak menyadari kalau beberapa dari mereka sudah ada yang kembali bangkit.

Tanpa ia sadari, salah seorang dari mereka memukul Aksa dari belakang. Pukulan yang cukup kuat yang bisa membuat seseorang tak sadarkan diri. Untung Aksa bisa menghadang dengan tangannya, walaupun tangannya sedikit retak.

Mereka yang sudah bangkit mulai mengeroyok Aksa yang masih terhuyung. Oleh satu pukulan telak pada wajahnya. Ia terus dipukuli sampai-sampai ia kehabisan tenaga untuk membalas.

Aksa ditinggalkan begitu saja oleh mereka. Mereka dengan entengnya pergi dan meninggalkan Aksa bersama salah satu dari mereka, sepertinya ini ketuanya.

"Sape lo, ha?! , "tanya Aksa, dengan sisa tenaga yang ia punya.

Dia hanya diam, tak menjawab pertanyaan Aksa. Ia berjongkok dan menarik rambut Aksa sehingga menghadap padanya.

"Beritahu temanmu, waktunya mulai habis, " ucapnya, datar.

Setelah memukul perut Aksa sekali lagi, barulah mereka semua benar-benar pergi dan meninggalkan Aksa sendiri.

Aksa memaksakan untuk berdiri dan menghampiri motornya. Ia harus cepat pergi ke tempat teman-temannya berada sekarang . Takutnya kalau orang-orang tadi datang ke sana.

Anything For YouWhere stories live. Discover now