NINE

52 7 0
                                    

Ihsan sedang asik membaca bukunya sambil ditemani dengan si piring buah naga, kesukaannya. Tapi ia tak bisa membaca dengan tenang karena terganggu dengan kehadiran seseorang yang baru saja ia kenal kemarin.

Ihsan menatap tajam orang tersebut yang sedang asik dengan handphonenya. Dan tentu saja ia duduk tepat disamping Ihsan yang membuat Ihsan semakin kesal.

"Gw tau gw ganteng, tapi gak gitu juga kali lo ngeliatin nya!!, "seru Alif, melirik Ihsan.

" Ngapain sih lo disini?!, "sungut Ihsan, tidak suka.

"Kamu nanyek?! Ngapain lagi, ya nemenin elo lah!, "jawab Alif, kembali fokus pada handphonenya.

Ihsan melahap buah naganya karena kesal. Alif terkekeh melihat wajah Ihsan yang kesal. Sesaat ia melihat wajah Roula di sana.

" Kenapa harus kakak gw?!, "tanya Ihsan, ketus.

Alif terdiam sejenak. "Emangnya harus ada alasan, buat gw suka sama kakak lo!?, " Alif balik tanya.

Ihsan menaik turunkan bahunya. "Siapa tau lo cuman sekedar suka, atau lo jadiin kakak gw taru- "

"Wow selow, san!! Gak mungkin gw jadiin kakak lo yang cantik itu taruhan, njir!!, " potong Alif, cepat, sebelum Ihsan emosi.

Alif menghela nafas panjang. "Gini ya, san!! Gw suka sama kakak lo murni tanpa alasan, dan gw tau kalo lo mikir ucapan gw tu omong kosong, tapi gw jamin gak sama sekali!!, "jelasnya.

Alif menatap Ihsan, berusaha meyakinkannya. Namun nihil, tatapan Ihsan tetap sama seperti saat mereka pertama kali bertemu.

Alif kembali menghela nafas. " Gw bakal buat lo bisa nitipin tangan kakak lo ke gw, dan gw janji bakal memantaskan diri buat Roula!!, "seru Alif, nada bicaranya seperti sedang menantang Ihsan.

Ihsan tersenyum tertarik. " Oh nantangin!? Oke, tapi lo batas waktunya cuman dia bulan ke depan, dan kalo lo gagal lo gak boleh deketin kakak gw lagi, gimana?!, "tantang Ihsan, balik.

Alif berfikir sejenak, kemudian mengangguk pasti. " Oke!!, "

Mereka pun menjabat tangan, tanda tantangan itu dimulai. Disaat itu, tiba-tiba datang dia makhluk halus yang merupakan teman Roula. Mereka masing-masing menenteng sebuah tas  yang tak jelas apa isinya.

"Ada apa gerangan nih?! Kok pada jabatan tangan!?, "seru Sheena.

" Jangan-jangan, si Alif lagi nyogok Ihsan supaya Roula dikasi ke dia!!, "sahut Zefa, menghampiri Ihsan.

Sheena mencubit pinggang Zefa. " Eh anak beruk, Ihsan tu gak kayak lo ya, mudah disogok!! "sungut Sheena.

" Kayak gak aja lo, Maimunah!!, "balas Zefa, menjitak kepala Sheena.

Ihsan dan Alif geleng-geleng kepala melihat tingkah dua makhluk halus ini. Mereka berpikir kenapa Roula mau berteman dengan dua makhluk ini.

Zefa dan Sheena meletakkan tas mereka dilantai dan membentang meja lipat yang mereka bawa. Mereka duduk bersila diatas lantai dan mengeluarkan buku dari tas mereka.

"Mau ngapain kalian?!, "tanya Alif, bingung.

"Belajar buat ujian tengah semester besok!, " jawab mereka, sibuk dengan buku mereka.

Alif memiringkan kepala, bingung. "Bukannya masih satu bulan lagi, ya?, "tanya Alif.

"Ooo jadi lo belajar di malam sebelumnya doang?, "tanya Sheena, balik, mengalihkan pandangannya ke Alif.

Alif mengangguk. " Kalo bisa besok kenapa harus sekarang!?, "seru Alif, yang disetujui oleh Ihsan.

Zefa terkekeh kecil. " Pantesan Roula gak mau sama lo, goblok soalnya!!, "goda Zefa, melirik Alif.

Anything For YouWhere stories live. Discover now